Bayangan Masa Lalu

13 6 2
                                    

Dengan tergesa-gesa Fenti berjalan menuju eskalator yang akan membawanya turun ke lantai dua—di mana gerainya berada. Sesekali dia melihat ke penunjuk waktu yang melingkari pergelangan tangannya. Dia sempat melihat ke belakang, tak ada SPG (Sales Promotion Girl) yang datang bersamaan dengan waktu kedatangannya. "Aduh, aku harus cepat nih, Brenda pasti sudah menunggu."

Menurut peraturan yang diterapkan di departement store ini, saat partner shift siang datang, maka SPG yang bekerja di shift pagi bisa istirahat. Jika Fenti datang terlambat, itu artinya waktu istirahat Brenda akan terpotong. Dengan menghargai waktu sama saja dengan menghargai uang dan kepercayaan.

Sementara itu, di counter yang menjual pakaian dalam wanita, Brenda tidak memikirkan keberadaan batang hidung partner kerjanya, Fenti Latansa. Pasalnya, pikiran Brenda teralihkan oleh kehadiran customer ibu dan anak yang menghampiri lapaknya menjelang jam istirahat tiba.

Brenda tengah sibuk melayani customer tersebut. Dia adalah wanita paruh baya yang ingin membeli korset punggung. Sang ibu beretnis China itu mempunyai keluhan bentuk badan yang membungkuk. Brenda menyarankan ibu tersebut agar mengenakan korset punggung karena kain ketat tersebut berfungsi mempertahankan postur punggung dan bahu agar terlihat tegak. Namun, Brenda juga menjelaskan jika korset ini tidak bisa mengubah bentuk tulangnya.

Sebagai seorang SPG yang baik, Brenda tidak mau membohongi customer agar produknya laku, karena perilaku itu bisa saja menjadi boomerang untuk Brenda jika si customer melayangkan protes dan kecewa. Terlebih lagi, dia tidak ingin nama baik brand-nya tercoreng dan berimbas pada pendapatan yang berangsur turun. Kepuasan pelanggan adalah hal yang utama.

"Che, saya bantu untuk memakaikannya, ya," saran Brenda. Dia berkonsentrasi memberikan pelayanan terbaik agar customer bisa membeli korset tersebut. Lumayan jika korset ini dibeli oleh customer, omset untuk hari ini bisa bertambah dan berimbas pada bonus penjualan pada bulan depan, begitu pikir Brenda.

Kini sudah ada korset punggung berwarna coklat muda yang berukuran XL di tangan Brenda. Dia bersiap melancarkan jurus rayuan supaya ibu paruh baya tersebut mau membeli korset seharga seperenam dari gajinya. Terkadang, untuk merayu customer, seorang SPG selalu bermulut manis agar hati pelanggannya meleleh dan akhirnya membeli barang dagangannya. Mereka dituntut selalu tersenyum meski menghadapi customer yang cerewetnya tiada tara. Selain itu, sapaan yang menghibur dan mengesampingkan usia juga diterapkan agar bisa mengambil hati calon pembeli.

Si Ibu paruh baya itu tidak menjawab ketika Brenda menawarkan untuk membantu mencoba korset punggung. Namun, dia hanya mengangguk seraya mengulurkan tangan agar kain berbahan ketat elastis tersebut bisa dipakainya. Dengan sabar, Brenda mengancing satu demi satu kaitan yang ada di bagian depan. Dia mengaitkan pengait dari bawah agar mudah diaplikasikan.

Tak perlu waktu yang lama, korset itu pun sudah dipakai oleh wanita yang datang bersama anaknya. Beliau memakainya dengan pakaian yang masih menempel di kulit, terlihat mainstream karena seperti memakai rompi. "Sudah selesai, bagaimana? Apa Che Che mau coba ukuran yang L untuk perbandingan?"

"Kalo menurut Mbak, gimana? Saya lebih baik pakai yang L atau XL?" Ibu paruh baya tersebut buka suara meminta pendapat.

"Kalau menurut saya, lebih baik ukuran L, jadi, korsetnya bisa awet pemakaiannya," ungkap Brenda mengutarakan opininya.

"Ini saya pakai sesak sekali, lho. Kalo pakai ukuran L nanti saya gak bisa napas." Ibu yang berambut ikal pendek tersebut melancarkan protes sambil mengerutkan keningnya.

"Itu karena Che Che pakai baju. Kalo misal korset ini dipakai tanpa baju, Che Che gak akan merasa sesak." Brenda menyanggah kegundahan customernya.

Sekilas Ibu yang berlipstik merah cabai tersebut mengangguk pelan. Namun, kali ini giliran anak dari ibu tersebut yang berbicara. "Tadi Mbak bilang pemakaian akan awet, kok, bisa?"

CLBKNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ