Dia yang Telah Menghilang

2 4 0
                                    


Belasan tahun yang lalu, Fenti yang ingin membuktikan bahwa otaknya tak kalah encer dengan sepupu-sepupunya, sengaja memilih bersekolah di SMP Negeri, meski sepupu-sepupunya kini telah berhasil menjadi alumni di sekolah unggulan tersebut. Namun, lambat laun, gairah untuk menonjolkan kepintarannya sedikit pudar—saat panah Dewa Cupid berhasil menembus hatinya.

Fenti mulai menaruh hati kepada seorang anak laki-laki yang masuk sebagai kriteria pacar idamannya. Dia begitu menikmati masa puber pertamanya di sekolah ini. Meski dinilai sebagai cinta monyet, Fenti tidak peduli pada penilaian itu. Baginya, ini adalah pengalaman yang baru di hidupnya.

Saat kelas VII, Fenti hanya berani mencuri pandang saat anak lelaki itu berjalan melewati kelasnya. Posisi duduknya yang berdekatan dengan jendela yang rendah membuat Fenti leluasa menatap tubuh ideal dari anak lelaki yang bernama Fernanda Ringgit Aditama.

Cinta bertepuk sebelah tangan itu memaksanya untuk ikut ekstra kurikuler yang sama dengan Nanda, sapaan anak lelaki itu. Dia memang tidak ingin dipanggil Ringgit karena membuatnya seolah-olah seperti orang yang money oriented. Padahal Fenti sama sekali tidak tertarik dengan ekskul Pramuka. Dia hanya ingin selalu dekat dengan Nanda.

Fakta memang tidak sejalan dengan angan-angan. Meski Fenti mempunyai kegiatan yang sama dengan Nanda, hal itu tidak membuatnya melirik Fenti. Wanita yang selalu berambut panjang tersebut seolah-olah luput dari perhatian Nanda. Hubungan mereka hanya sebatas kenal saja.

Sampai akhirnya—saat Fenti kelas VIII—ada teman dekat Fenti yang satu kelas dengan Nanda. Dia hanya sekadar berceloteh saat keduanya berada di angkutan umum yang selalu mengantarkannya pulang ke rumah.

"Fen, kamu lihat apa sampai bengong begitu?" Syahrul bertanya setelah memperhatikan tingkah Fenti di kendaraan roda empat berpelat kuning tersebut. Kedua bocah berumur empat belas tahun itu duduk berhadapan di bangku bagian belakang mobil minibus.

Fenti menyisir rambut panjang yang tergerai dengan jemarinya sambil berkata, "Ah, enggak. Aku cuma lagi mikirin ulangan Biologi di jam terakhir tadi. Kayaknya banyak yang salah."

"Mikirin biologi atau lagi asyik liatin Nanda?" tukas Syahrul dengan nada yang menggoda Fenti. Dia melengkungkan garis bibir sambil mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Fenti.

Dalam hitungan detik, Fenti melebarkan matanya. 'Sial, aku ketahuan,' batin Fenti kesal. Namun, Fenti refleks menangkis tuduhan—yang sebenarnya benar—dengan menurunkan jari telunjuk Syahrul yang masih mengarah ke Fenti. "Kamu jangan asal bikin gosip."

Fenti memalingkan muka sambil memejamkan matanya seakan-akan dia merasa lelah menjalani hari ini. Sebelum Syahrul mencetuskan kata-katanya, Fenti memang sedang menatap Nanda yang saat itu mengayuh sepeda gunung berwarna silver. Sepeda tersebut biasa menjadi kendaraannya untuk pergi ke sekolah. Gadis berseragam biru putih itu mengembuskan napas pelan dan mencoba bersikap biasa saja di hadapan Syahrul.

"Halah, jangan mengelak. Aku tahu kamu. Begini aja, mau enggak jadi pacar Nanda. Jangan kuatir, aku akan bantu kamu," tawar Syahrul dengan mata yang berbinar. Dia amat bersemangat dalam urusan biro jodoh seperti ini.

Padahal Syahrul tidak punya pengalaman di bidang percintaan. Itu yang membuat Fenti berpikir ribuan kali, belum lagi Syahrul ini anggota mading, wah, bisa-bisa kisah cinta Fenti dan Nanda ini bisa menjadi tulisan yang mengisi salah satu kolom cerita pendek di Mading sekolah. Fenti tentu saja tidak mau hal itu terjadi.

"Kamu jangan mengada-ada dan berusaha sok jadi agen mak comblang. Sudah, aku mau turun di sini saja." Fenti tidak ingin obrolan ini terus berlanjut. "Pak, saya turun di super market depan," imbuh Fenti dengan sedikit berteriak agar supir kendaraan umum itu bisa mendengar ucapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang