Perubahan

141 12 2
                                    

Hai, perkenalkan nama aku Chaeyoung. Sebenarnya aku adalah orang yang biasa-biasa saja yang memiliki kehidupan biasa-biasa saja, dan punya cita-cita yang biasa-biasa saja (pada awalnya), namun belakangan ini rasanya kehidupanku berubah.

Bukan! Bukan karna aku menemukan sebuah batu yang menjadikanku memiliki sebuah kekuatan super, bukan juga digigit serangga  sehingga membuatku bisa mengeluarkan jaring dari pori-pori kulit, bukan juga mendapatkan sebuah teknologi yang bisa membuatku terbang dari satu sisi bumi ke sisi lainnya. Bukan perubahan yang se-ekstrem itu yang ku maksud, walau sesungguhnya perubahan yang kurasakan saat ini juga lumayan terasa ekstrem, tetapi perubahan yang ku maksud adalah sekarang aku bisa merasakan keberadaan mereka yang tak terlihat.

a.k.a H.A.N.T.U....

Hanya merasakan ya, untuk melihat.. yahh, sesekali aku tak sengaja melihat wujud mereka yang nampak lumayan buruk rupa itu..

Kalian mungkin bertanya-tanya, darimana aku mendapatkan kemampuan ini? Apakah aku sengaja melakukan sebuah ritual untuk membuatku menjadi lebih sensitif? Atau mungkin kemampuan ini kudapatkan karena garis keturunan keluargaku yang spesial? Kalian semua salah total.

Kemampuan ini kudapatkan setelah aku melakukan uji nyali bersama kedua sahabatku, Dahyun dan Tzuyu, saat itu teman-temanku berkata aku kerasukan, tingkah laku ku sangat amat aneh, berjalan dengan merangkak, suaraku berubah menjadi serak, dan yang lebih parah lagi tiba-tiba aku meminta mentimun.. MENTIMUN?! Aku? Minta mentimun?! Membayangkan rasa hambarnya pun aku sudah ogah..

Tapi itu semua hanya ku dengar melalui teman-temanku, aku sama sekali tak mengetahuinya karena seingatku saat itu semuanya mendadak gelap dan tiba-tiba aku terbangun di kamar milik Tzuyu, yang sialnya saat itu aku berinteraksi dengan kak Jeong (kakaknya Tzuyu), kenapa ku sebut sial? Karena saat itu, kak Jeong sedang tak ada di rumah dan bermalam ditempat kekasihnya..

Sampai sekarang aku masih tak tahu siapa yang berbicara denganku malam itu...

Setelahnya aku diantar pulang, namun segera setelah pulang mendadak aku mengalami demam tinggi, membuatku harus beristirahat total dirumah hingga aku didiagnosa benar-benar sehat.

Selama berada di rumah, seringkali aku mengalami mimpi buruk, bahkan ibuku bilang beberapa kali aku mengalami sleep walking dan duduk menghadap kearah tv yang bahkan tidak menyala pada waktu dini hari, dan seperti saat aku uji nyali sebelumnya, aku sama sekali tak ingat apa-apa.

Bukan sampai disitu saja, perlahan aku mulai bisa mendengar suara-suara yang tak bisa didengar orang lain, meskipun itu hanya suara bisikan, atau geraman, aku bisa mendengar itu semua. Namun, saat kutanyakan pada yang lainnya apakah mereka bisa mendengarnya, mereka hanya menatapku bingung.

Karena itulah aku merasa diriku mulai berubah..

Saat ini kesehatanku telah membaik, membuatku bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kampus, dan selama aku dirumah, aku telah belajar untuk mengabaikan keberadaan mereka yang tak terlihat, karna perlahan namun pasti mereka akan berhenti mengganggu ku.

Seperti saat ini, mataku nampak fokus menghadap ke arah proyektor di depan kelas, namun sesungguhnya aku berusaha mengabaikan suara bisikkan pria tepat ditelingaku, mudah sebenarnya berhubung ocehannya terdengar menggunakan bahasa Jepang yang sama sekali tak aku pahami, tapi tetap saja rasanya pasti risih jika mendapat bisikan tepat didepan telinga.

Ponselku bergetar, Pesan dari kedua sahabatku ikut membantuku mengalihkan perhatianku dari pria yang berbisik di telingaku.


Dahyun

Chaeng udah mulai kuliah lagi kan?

Tzuyu

Seinget gua sih gitu

Me

Iya gua udah mulai kuliah lagi

Ini lagi kelas tapi bentar lagi kelar

Kalian juga di kampus?

Dahyun

Baru sampe

ini mau ke kantin FK

Nyusul?

Tzuyu

Otw

Me

Oke ntar gua nyusul

Begitulah sekiranya yang membuatku saat ini berakhir di kantin Fakultas Kedokteran, diantara kami bertiga tak ada seorangpun yang merupakan mahasiswa kedokteran, tetapi es buah yang dijual di kantin ini sudah terkenal akan kelezatannya, jadi sangat cocok dinikmati di hari sepanas ini.

Untuk kedua sahabatku, aku sama sekali belum mengatakan tentang perubahan yang ku alami belakangan ini, aku khawatir mereka akan menganggapku aneh nantinya, biarlah kondisiku ini menjadi rahasia untukku.

"Tapi sayang banget ya waktu itu kita gak liat apa-apa." celetuk Dahyun, saat ini kami tengah membicarakan soal uji nyali yang kami lakukan saat itu.

"Iya, tapi liat Chaeng begitu aja aku udah ngeri." jawab Tzuyu dengan wajahnya yang... yahh gak terlihat merasa ngeri sama sekali...

Aku yang tak tahu apa-apa, karna memang yang kulakukan selama uji nyali hanya pingsan, hanya diam menikmati es buah yang ku pesan sebelumnya. Satu sendok, dua sendok, tiba-tiba kepalaku terasa sakit, terasa seperti sesuatu mencengkeram tengkorak kepalaku, apakah ini akibat meminum es di siang bolong?

"Ngghh! Aduh!" Ringisku tak sengaja menarik perhatian kedua temanku.

"Eh? Chaeng lo kenapa?" Tanya Tzuyu terlihat sedikit panik.

"Gapapa kok, kepala gua sakit aja tiba-tiba."

"Bawa obat?" Tanya Dahyun kali ini yang nampak tak kalah khawatir.

"Nggak." kugelengkan kepalaku yang terasa sakit, mataku menatap nanar ke segala arah akibat kesakitan, namun secara mendadak pandangan mataku terhenti pada seorang gadis yang juga menatapku tajam, membuat pandangan mataku terkunci sepenuhnya pada kedua bola matanya yang secara ajaib rasa sakit dikepala ku berangsur-angsur menghilang.

Dan aku berani bersumpah, saat sakit kepalaku benar-benar hilang, gadis itu nampak mencibir kearahku sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kantin, meninggalkanku dengan segala pertanyaan dalam kepalaku...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Percaya?Where stories live. Discover now