Part 30 🌼

270 13 0
                                    

Hello
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

*****

Hai lagi:)

Semoga kalian suka sama ceritanya;

Jangan bosen² mampir ya guys

Kalau ada typo ataupun alurnya berantakan mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan maaf kalau alurnya tidak sesuai dengan ekspektasi kalian 🙏

Jangan lupa FOLLOW ya teman²---

*****

HAPPY READING

•••••

Anaya hanya mengacungkan jempolnya keatas dan berjalan kearah pintu sambil bergandengan tangan dengan papanya

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang menyaksikan keharmonisan mereka, ada rasa iri di dalam hatinya

"Lo beruntung Anaya" gumamnya lirih

Dilain sisi

Saat Shanaya baru bangun ia sudah berada di tempat tidurnya, seingatnya saat ia menutup mata ia hanya tertidur di lantai dan kenapa saat ia terbangun dirinya sudah berada di tempat tidur bahkan sudah tidak ada lagi bekas darah di lengannya. Tetapi walaupun begitu, Shanaya tidak ingin berpikir terlalu jauh karena di rumah ini yang peduli padanya hanya Bi Ina dan mang Danang selebihnya kehadirannya hanya di anggap parasit

"Semangat Shanaya, kamu harus buktikan kalau dirimu tidak seperti yang mereka katakan, setelah itu mari hidup dengan damai" ucapnya kepada dirinya yang ada di pantulan cermin

"Saatnya berangkat sekolah" ucapnya lagi dengan semangat dan senyum yang terus mengembang di bibirnya

Langkah Shanaya terhenti menuruni tangga karena melihat pemandangan yang mengiris hatinya, ia melihat kedua orang tuanya dan adiknya saling berpelukan

"Lo beruntung Anaya" gumamnya lirih

Ia kembali menuruni tangga ketika melihat papa dan juga adiknya sudah pergi tetapi saat ia berjalan kearah pintu tiba-tiba ada yang memanggil namanya

"Shanaya" panggil Rani

Shanaya membalikkan badannya berhadapan dengan Rani "Ada apa ma" tanyanya

"Bagaimana dengan keputusan mu, pihak laki-laki menunggu kabar dari kita" ucap Rani sambil menatap Shanaya yang juga menatapnya santai

"Bilang aja kalau Shanaya nggak terima perjodohan ini, kalau begitu Shanaya mau ke sekolah dulu Assalamu'alaikum" jawab Shanaya, setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan mamanya yang tidak terima dengan keputusan yang dia ambil

"Saya nggak mau tau pokoknya kamu harus terima perjodohan ini, dengar itu baik-baik, Shanaya, dasar anak pembangkang" teriak Rani, tetapi Shanaya tidak mempedulikan itu

15 Menit kemudian

Shanaya sudah sampai di sekolah SMA PELITA, Shanaya ingin cepat-cepat sampai ke kelasnya karena ia sangat merindukan teman-teman uniknya. Tak lupa ia menyapa murid yang berpapasan dengannya dan ia juga melepas rindu dengan mang Asep

About Shanaya's Life Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ