[27] Keanehan

692 143 26
                                    

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。








[vote dan comment-nya jangan lupa guys!]

Third POV

Menghadapi hari demi hari yang penuh dengan beban pikiran, membuat anak gadis satu-satunya di keluarga ini kembali memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat kembali ke masa yang seharusnya ia tinggali.

Sudah cukup banyak percobaan yang ia lakukan, agar dapat kembali ke waktu semula, tetapi semua itu tak ada yang berhasil. Mulai dari menangis sampai matanya memerah, yang mana membuat dirinya akan tertidur, hingga duduk di meja rias di kamarnya sambil membawa lilin yang menjadi sumber pencahayaannya di ruangan yang amat gelap itu.

Namun tetap saja, tak ada yang berhasil.

Tetapi ia sempat memikirkan sesuatu sih, untuk masuk ke dalam kamar Jeno dan melakukan sejumlah ritual agar dapat mengembalikan dirinya ke waktu semula. Tetapi tetap, tidak bisa dijamin keberhasilannya.

"Melamun terus." ucap seorang lelaki yang menghampiri si gadis yang masih saja termenung di ruang keluarga sendirian.

Saat ini masih pukul empat pagi, belum ada aktivitas di rumahnya. Sang ibu akan beraktivitas pada kisaran pukul lima pagi, jadi pada saat ini hanya gadis itulah yang terbangun duduk sendirian, yang tentunya bersama dengan seorang lelaki di sampingnya kini.

"Pusing, dari kemarin banyak nangis." ucap si gadis dengan jujur, karena memang kenyataannya pun demikian. Ia memang sudah sangat lelah, tetapi air matanya benar-benar tidak dapat dihentikan.

"Gua mau ambil minum, mau juga?" tanya sang lelaki, namun si gadis hanya membalasnya dengan gelengan. Akhirnya sang lelaki berjalan menuju dapur sendirian guna mengambil air.

Sedangkan (y/n), gadis itu kembali melanjutkan lamunannya yang masih belum usai itu.







"(y/n)."




"H–hah?!" gadis itu refleks menoleh ke arah sumber suara dengan wajah yang ketakutan.

Bagaimana tidak? Sebuah bisikan halus terdengar tepat pada telinga kanannya, yang mana mampu membuatnya terkejut setengah mati. Untung saja ketika ia lihat, ada bentuk fisiknya, bukan makhluk halus.

Namun keterkejutan itu nyatanya tergantikan dengan keterkejutan lain, karena sosok lelaki yang mengagetkannya ini adalah seseorang yang tidak ingin ia temui untuk beberapa waktu ke depan.

"Ngapain lu di sini?" tanya sang gadis yang berusaha mengendalikan wajah ketakutannya tadi dengan raut wajah yang lebih tegas hingga menjadikannya terlihat seperti sosok yang dingin, sedangkan lawan bicaranya menatap sang gadis dengan kebingungan.

『Back To 1987 - Lee Haechan (NCT)』Where stories live. Discover now