PROLOG

58 6 0
                                    

Gelap.

Itu yang dirasakan Kanaya saat membuka kedua matanya. Dia bisa melihat ada seberkas cahaya disana, tapi sayangnya itu tak membuatnya tertarik. Dia lebih suka dengan kegelapan.

Persis seperti hatinya yang terasa gelap.

"Sayang, syukurlah kamu sudah bangun."

Kanaya menatap dingin suara Ibu yang melahirkannya. Wanita itu terlihat sangat bahagia, meski masih digeluti kesedihan - berbeda dengan raut wajah Kanaya yang dingin, tanpa ekspresi. Begitu juga dengan Ayah dan kakak perempuannya. Mereka juga terlihat sangat lega melihatnya kembali membuka mata.

Tanpa tahu bahwa bukan ini keinginan Kanaya.

"Apa ada yang sakit, sayang? Mau Ibu panggilkan dokter?" tanya Ibunya khawatir. Melihat wajah Kanaya yang minim ekspresi membuatnya hatinya tersayat. Biasanya putri keduanya ini selalu bermanja ria dan bersikap aktif. Terutama ketika sakit.

Sayang, kali ini justru Kanaya memberikan respon yang berbeda. Ia pun lantas menggeleng "Tidak. Aku baik-baik saja." Katanya singkat.

"Apa Naya sudah lapar? Tadi suster datang membawa sarapan. Dia juga berpesan kalau Naya boleh makan kalau sudah bangun," timpal sang ayah sambil menunjuk makanan yang ada di atas meja.

Lagi-lagi Kanaya menggelengkan kepalanya. 

"Aku belum lapar," katanya singkat. 

Ketika merasa orang tuanya dan kakaknya masih ingin bertanya, Kanaya langsung berkata "Aku ingin sendiri. Apa boleh?" 

Suaranya pelan, namun diselingi nada penuh harap.

Orang tua dan kakaknya lantas saling menengok satu sama lain. Tak yakin apa harus mengikuti permintaan Kanaya. Keraguan jelas terpancar di mata mereka.

 "Tapi sayang, nanti kamu..."

"Aku mohon. Setelah ini aku akan makan. Aku janji," sela Kanaya dengan penuh keyakinan.

Sebuah janji yang berhasil membuat keluarganya kini keluar dari kamar. Pada akhirnya meninggalkan Kanaya seorang diri dengan air mata yang sejak tadi ditahannya.

"Kenapa Tuhan? Kenapa aku harus bangun lagi? Kenapa Kau tidak mendengarkan doaku? Aku mau mati Tuhan! Aku tidak mau bangun lagi! Aku mohon!"

Isakan itu begitu perih. Sangat perih! Kanaya bahkan menepuk dadanya sesekali untuk melampiaskan kemarahan itu!

"Kenapa Kau tidak ambil nyawaku di ruang operasi tadi?! Aku ingin mati! Untuk apa aku hidup! Aku... sudah tidak sempurna! Aku mau mati!"

Di balik pintu itu - Ibunya mendengar semuanya berkat cela yang memang tak pernah ditutup rapat. Dia ikut menangis disana. Sama seperti putrinya - dia memiliki seribu pertanyaan pada Tuhan!

Kenapa harus anaknya yang mengidap penyakit terkutuk itu? Kenapa bukan dirinya?!

Demi Tuhan! Kanaya masih berusia 15 tahun!  Apa kelak akan ada yang dapat menerima dirinya? Kanaya bahkan bukan perempuan sempurna!

Pertanyaan yang sayangnya sampai detik ini belum terjawab. Hanya menghantarkan mereka pada rasa putus asa dan kesedihan tiada akhir!

"Aku mau mati aja! Aku ga sanggup!"

Kakaknya yang semenjak tadi juga ikut mengamati lewat kaca begitu terkejut saat melihat adik semata wayangnya hendak mencabut infus! Dengan langkah cepat Anindita berlari masuk ke kamar dan memeluk Kanaya "Naya! Apa yang lo lakukan? Gue mohon stop! Please!"

Kanaya tetap berontak, "Gue ga kuat, Kak! Gue ga bisa hidup kaya gini ke depannya! Gue... Gue takut! Mendingan gue mati sekalian!" Tangisan itu begitu pilu. Menghadirkan tetesan air mata bagi setiap orang yang mendengarnya.

Ayah, Ibu, dan kakaknya Anindita. Semua disana ikut merasakan kesedihan Kanaya. Mereka tahu rasa sakit itu. Mereka paham rasa takut itu. Mereka tahu rasa kecewa itu. Namun tak ada yang dapat merubah apa pun. 

Kembalinya Kanaya hidup-hidup dari ruang operasi sudah membuat mereka sujud syukur pada yang Kuasa. Mereka tidak berani meminta apa pun. Anugerah-Nya sudah cukup bagi mereka. 

Saat ini, hanya sebuah dekapan erat penuh cinta yang dapat diberikan. Sebuah dekapan tanpa adanya penghakiman. Berharap itu cukup membuat Kanaya mereka bertahan di tengah semua kekurangannya. 

***

Hi2 guys! 

Sebenarnya ini cerita lama yang kucoba publish ulang di lapak ini. 

Buat kamu yang belum pernah baca, hopefully you can enjoy this story!

Buat kamu yang sudah pernah baca, boleh banget dibaca lagi karena alur ceritanya sedikit banyak akan berubah. 

Semoga menikmati ya! :)

KANAYAWhere stories live. Discover now