6. Tenggelam

458 58 2
                                    


Happy Reading guys...

Lelaki itu berdiri tepat sekali dibelakangnya dan menekannya ke pintu, tatapannya menyala penuh kemarahan. Seperti iblis yang siap membakar musuhnya.

"Berani sekali kau mempermalukan Kai seperti itu, dan berani sekali kau mencoba melarikan diri dari rumahku," ucap Sehun marah.

Tangannya mencengkram lengan Lisa dengan kasar, lalu menyeret Lisa.

Lisa meronta-ronta, mencoba melawan. Tetapi Sehun tidak peduli, dan tetap menyeret Lisa dengan kekuatannya.

Hingga Lisa mau tidak mau, harus terseret-seret mengikuti daripada tangannya putus.

Sehun menyeret Lisa menaiki tangga dan kembali menuju kamar putih tempat Lisa dikurung.

Di sana beberapa pengawal Sehun berkumpul dan Kai berdiri di sana. Rupanya dia berhasil menghubungi Sehun dan dibebaskan dari kamar mandi itu.

Lisa merutuki diri dalam hati. Seharusnya, dia tadi lebih cepat atau dia pukul kepala Kai dengan sesuatu. Sehingga lelaki itu pingsan dan tidak menghubungi teman-temannya dengan segera.

Sehun melepaskan cengkramannya lalu mendorong Lisa kedepan dengan kasar,

"Kau lihat Kai? Perempuan kecil seperti ini, dan kau pengawalku yang sudah bertahun-tahun lamanya. Bisa-bisanya dibodohi seperti ini." ucap Sehun kesal.

Kai hanya terdiam menatap Sehun datar, sepenuhnya mengabaikan keberadaan Lisa.

Hingga Lisa mengernyit, apakah lelaki ini memang tidak punya ekspresi?

"Dan kau Lisa," Sehun melepas jasnya dan mengulung lengan kemejanya,

"Ini adalah peringatan untukmu. Kalau kau membohongi salah satu pengawalku lagi untuk melarikan diri, kau akan membuang satu nyawa. Karena aku akan langsung membunuh pengawalku."

Sehun langsung menghantam Kai, dengan satu pukulan telak. Hingga kepala Kai mundur ke belakang, darah menetes dari sudut bibirnya.

Lisa terkesiap mundur dan makin terkesiap ketika Sehun menghajar kai. Lagi dan lagi tanpa perlawananan, hingga lelaki itu jatuh berlutut dengan memar dan bibir berdarah yang mengotori kemejanya.

Sehun mundur satu langkah ketika Kai terjatuh, dia menoleh dan menatap Lisa.

"Mau lihat itu Lisa? Setiap kau mencoba melarikan diri, aku bersumpah akan ada nyawa yang berkorban untukmu. Mereka semua yang lengah hingga memberi kesempatan padamu untuk lari, akan kubunuh!" ucap Sehun.

Dengan kejam Sehun mengarahkan pukulannya sekali lagi kearah Kai.

Lisa berteriak spontan mencengkram lengan Sehun yang terayun. Mencegah Sehun menghabisi Kai,

"Jangan! Aku yang salah, aku yang salah! Jangan bunuh dia! Aku yang salah!" teriaknya panik.

Sehun terdiam dan mematung. Ketika akhirnya dia menatap Lisa, matanya sedingin es. Lelaki itu amat sangat marah kepada Lisa.

"Jadi kau mengaku salah," Sehun mundur lagi dan Lisa merasa lega luar biasa. Karena lelaki itu tidak jadi melampiaskan kemarahannya pada Kai yang sudah berlutut tak berdaya dilantai.

"Aku hanya ingin keluar dari tempat ini," teriak Lisa marah, frustasi karena Sehun menggunakan ancaman licik untuk mencegahnya melarikan diri.

"Kau milikku dan tidak ada milikku yang keluar dari sini tanpa seizinku," ucap Sehun.

"Atas dasar apa?" Lisa berteriak marah,

"Aku bukan milik siapa-siapa. Apalagi lelaki jahat sepertimu. Aku cuma mau keluar dari sini, aku muak terhadapmu, muak atas semua yang ada disini. Aku cuma mau keluar," lanjut Lisa.

"Kau mau keluar hah?" Sehun mencengkram lengan Lisa lagi dan ditempat yang sama hingga Lisa merasa lengannya memar,

"Mari kita keluar!" ucap Sehun.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━

Tidak ada yang berani menolong ketika Lisa berteriak-teriak dalam seretan Sehun.

Sepertinya kemarahan Sehun adalah hal yang biasa dirumah ini dan tidak ada satupun yang berani melawan laki-laki itu.

Sehun membawa Lisa keujung lorong, ke jendela kaca lantai dua yang mengarah langsung ke balkon.

Dengan kasar, Sehun mendorong Lisa keluar lalu mendesaknya keujung balkon.

Hingga kepala Lisa mengarah kebawah dan menatap ngeri ke kolam renang yang sangat luas dibawahnya.

Kolam itu sangat bening dan dalam. Lisa bergedik. Dia tidak bisa berenang, apakah Sehun akan mendorongnya kebawah?

Sehun benar-benar mendesak tubuh Lisa sampai keujung balkon, membuat kepalanya terbungkuk kebawah. Sementara tangannya di kekang oleh Sehun di belakangnya,

"Kau lihat itu? Salah sedikit, aku melemparmu kebawah. Kepalamu bisa pecah karena terkena ubin pinggiran kolam," napas Sehun sedikit terengah oleh kemarahan,

"Kau perempuan tak tahu diuntung. ha
Harusnya kau bersyukur atas kebaikanku padamu dan keluargamu. Hingga kau masih bisa hidup sekarang. Tahukah kau kalau aku bisa dengan mudah mencabut nyawamu kapan pun aku mau," ucap Sehun.

"Tuhan yang berhak mencabut nyawaku, bukan iblis seperti kau," ucap Lisa.

Lisa berteriak mencoba menantang meski jantungnya berpacu kencang diliputi ketakutan luar biasa.

Lisa memalingkan kepalanya sehingga tatapan matanya yang penuh kebencian bertemu dengan mata dingin Sehun.

"Terima kasih karena sudah membebaskanku." ucap Lisa

Lalu tubuh Lisa terlempar, melayang di udara kemudian meluncur ke bawah. Ke kolam renang yang dalam itu.

"Setidaknya kalau aku mati, aku sudah mencoba membalaskan dendam kita. Ayah."

Sedetik kemudian, tubuh Lisa terbanting menembus permukaan kolam lalu tenggelam. Lisa tidak berusaha menyelamatkan diri, membiarkan tubuhnya makin tenggelam dalam kolam itu.

Matanya menggelap dan memejam dan entah berapa banyak air kolam yang tertelan olehnya. Napasnya terasa sesak dan paru-parunya terasa mau pecah.

"Tuhan, aku akan mati." ucap Lisa dalam hati.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━

Ketika Lisa sudah sampai kehilangan kesadarannya, terdengar ceburan lain yang tak kalah kerasnya dikolam.

Tak lama kemudian, sebuah lengan yang kuat merengkunya dan mengangkat tubuhnya. Lalu membawanya ke permukaan.

Tubuh lemas Lisa dibaringkan di lantai pinggiran kolam. Lalu dia merasakan perutnya ditekan dengan ahli hingga aliran air yang tertelan keluar.

Lisa memuntahkan banyak air dan terbatuk-batuk kesakitan. Paru-parunya masih terasa sakit dan nyeri.

Siapakah penolongnya? Apakah dia memang belum diizinkan mati?

Tangan kuat itu terus menekan hingga seluruh cairan terpompa keluar dari perut Lisa.

Mata Lisa mulai buram, kesadarannya semakin hilang ketika suara itu terdengar tenang di atasnya.

"Panggil dokter,"

itu suara Sehun. Apakah Sehun yang menyelamatkannya?

Lagipula, kenapa lelaki itu menyelamatkannya?



Happy New Year, guysss

Makasih, buat kalian yang terus pantau cerita ini.
Ini heart buat klean




Post:

2 Januari 2023

A Devil's LoveWhere stories live. Discover now