gangsal

296 51 0
                                    

○♤○

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

○♤○

Brahma diam di sudut ruangan. Mengamati telak sang tunangan mendongeng kepada anak-anak panti dengan nada yang begitu halus dan sangat hangat. Senyumnya terukir kala kembali menyaksikan manik si wanita melirik padanya, mengedip cantik sampai hatinya kembali merasakan debaran cinta.

Tentu Brahma membalas menggunakan senyuman tampan, memberi ucapan tanpa suara dari kejauhan.

"kamu cantik"

Jelas Riani tersipu. Menahan salah tingkah di depan banyak anak-anak yang tengah menatapnya menggunakan binaran mata kemerlip, oh yatuhan mulut lelaki memang begitu jahanam.

"ka karami kenapa, ko senyum-senyum terus?" salah satu anak tiba-tiba menyeletuk tanpa aba-aba.

Membuat Riani gelagapan sendiri, bingung mau menjawab bagaimana "ee itu tadi ga sengaja liat kaka yang di belakang, mukanya lucu jadi ketawa deh"

Seketika arah pandang semua anak yang berada di sana menoleh, melihat siapa orang yang dimaksud oleh Riani. Dan tepat pada pojok ruangan, seorang lelaki bernama Brahma tersenyum lebar sampai bisa membentuk persegi.

Menciptakan gigitan bibir gemas pada sang wanita yang menyaksikan hal itu terjadi.

"halo?"

Brahma pikir tidak akan ada jawaban sebab semuanya hanya diam dan menatap, tapi ternyata-

"kaka ganteng, namanya siapa?" oh my goodness.

Riani membulatkan mata tak percaya, barusan yang mengatakan adalah anak perempuan umur lima tahun. LIMA TAHUN.

Genit banget ya dek.

Brahma menaikan sebelah alis sebelum akhirnya menjawab sambil terkekeh kecil pada akhir kalimat "Brahma, panggilnya ka rama aja. Atau terserah kalian maunya siapa"

"ka Rama pacarnya ka Karami ya?"

"kalo aku panggil ka Bara gimana?"

"kaka artis ya?!"

"ka Brahma, kaka—"

Rupanya begitu banyak anak yang tertarik pada Brahma, mereka semua yang awalnya tengah mendengar Riani mendongeng di depan kini telah beralih sepenuhnya pada kursi Brahma yang berada di pojok ruangan. Mereka mendekat, bertanya, tersenyum sumringah seperti halnya sedang bertemu dengan seorang idola. Padahal hal itu sebelumnya tidak pernah terfikir di benaknya secuil pun kala menginjakan kaki pertama kali disini.

Riani yang melihat seketika tersenyum manis, bibirnya tersungging tipis kala menyaksikan adegan manis itu di depan mata. Sampai kerlingan salah tingkah itu kembali. Jauh dalam hati, ia berbicara lirih. Mengatakan bahwa ternyata calon mempelainya dari dulu memang memiliki aura begitu kuat terhadap anak-anak. Jiwa seorang kakanya bisa keluar tanpa di tunjukan.

Atau malah jiwa seorang ayah? Oh tuhan bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan lelaki penyayang seperti Brahma.

Kebaikan apa yang telah Riani perbuat di masa lalu.

sempiternal - vsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin