41

193 21 0
                                    

Pintu kamar Lia terbuka dan gadis itu berbalik lalu tersenyum manis menyambut seseorang yang memasuki kamarnya.











''Lebih pagi hari ini...''








Kun terkekeh pelan dan menghampiri Lia.









''Mood mu terlihat baik hari ini. Kau mengalami perkembangan yang lebih cepat dari yang diduga...''







''Apa artinya aku bisa bekerja lagi segera?!'' tanyanya semangat yang membuat Kun mengerutkan alisnya bingung.









''Kau tak suka dirumah? Bukannya kau tak pernah kesepian disini dan tak kekurangan apapun?hhmmm?''










Wajah Lia merenggut lalu mengangguk pelan.










''Sayangnya aku bosan. Lagi pun, aku tak tahu berita apapun tentang dunia luar. Tak ada handphone, laptop atau komputer yang boleh aku main kan...''








Kun tertawa dan mengusap pelan pucuk kepala Lia.








''Kau benar-benar gen Z rupanya yang tak bisa jauh dari teknologi. Hah... Bagaimana kalau nanti jika kau bisa berkembang lebih baik lagi, aku janjikan jalan-jalan? Balapan mungkin?''











Mata Lia terbuka lebar mendengar tawaran itu. Sungguh, sudah sangat lama dia tak beradu cepat dengan mesin dua road di sirkuit. Dia merindukan nya. Apalagi teman-teman balap nya sebelumnya selalu datang dan sedikit banyaknya bercerita tentang kendaraan masing-masing.











''Kau berjanji?''












Kun tertawa pelan dan mengangguk yakin.









''Tapi kau harus tetap seperti ini. Memberikan perkembangan yang lebih cepat...''










''Aku bahkan tak tahu bedanya dimana. Rasanya setiap hari aku melakukan hal yang sama...''








''Kau pintar, tapi kau bukan dokter. Mungkin kau mau kuliah kedokteran nanti supaya paham? Usia mu masih muda dan semangat belajar mu masih tinggi...''









''Ah...tidak...tidak.... Aku benci rumah sakit. Itu menyeramkan...''










''Sejak kapan kau takut rumah sakit?''









''Hhmmm....entahlah... Sekarang aku membayangkan berada disana seharian saja sudah takut. Kau tahu? Banyak nyawa hilang disana. Bahkan ada kamar jenazah nya,kan? Iiihhh....!! Menyeramkan!''









Kun terkekeh gemas dengan kelucuan Lia.








''Aku akan me ngecek obat mu dulu...''









Kun berbalik namun belum juga mengambil langkah, pinggangnya langsung merasakan rengkuhan hangat daei belakang yang membuatnya sangat terkejut. Apa kali ini Lia sadar yang dia lakukan?









''Li-Lia...apa yang-''










''Jangan tanya. Aku juga tak tahu. Aku hanya ingin memeluk mu saja...'' cicit Lia yang menempelkan wajahnya di punggung tegapnya Kun.






Tentu hal itu bukan hal baik untuk Kun. Jantungnya menjadi berdetak cepat mendapatkan pelukan dari gadis yang disukainya. Ya, dia menyukai Lia. Sejak kapan? Sejak awal mereka bertemu.

























Black On White.    || EndWhere stories live. Discover now