PREJUDICE BAB 2

112 25 7
                                    

Naruto belongs Masashi Kishimoto

Setelah PREJUDICE selesai, aku akan posting EXPLOSION mungkin minggu depan. Follow akunku dan masukan cerita ini ke perpustakaan kalian jika enggak mau ketinggalan.

Selamat membaca.

••••

"Hinata, sekarang aku dan Sakura resmi berpacaran," ujar Naruto dengan bibir melengkung seperti bulan sabit. Hinata mendengkus mendengarnya, sudah lebih dua puluh kali Naruto mengatakan itu di kamarnya.

Ternyata diam-diam, Naruto menaruh hati pada seorang gadis. Hinata tidak tahu hal tersebut, padahal pertemanan mereka sudah hampir enam tahun lamanya.

Namun, saat melihat Naruto yang sedang tersenyum seperti orang bodoh di lantai kamar pria itu, Hinata merasa tidak pernah benar-benar mengenal Naruto.

Hinata merasa, ia hanya tahu tentang kebiasaan dan sifat luar pria itu.

Gadis itu menunduk. Memikirkan bagaimana hubungan keduanya setelah ini jika Naruto sekarang memiliki pacar.

Waktunya akan tersita untuk pacarnya, Naruto tidak akan terlalu membutuhkan Hinata lagi, dan perlahan-lahan Hinata tidak akan diprioritaskan lagi. Seperti yang Naruto selama ini lakukan.

"Ya, selamat untukmu."

"Kau juga harus mulai cari, jangan kalah dariku. Aku tidak akan segan-segan memamerkan kemesraan kami untuk membuatmu iri." Naruto terkekeh di akhir. Membayangkan begitu lucu ekspresi wajah Hinata saat melihatnya. Gadis itu, kan, sangat anti dengan yang seperti itu.

"Berisik! Aku akan memukulmu jika kau berani melakukannya!" ancam Hinata saat mendengarnya.

Naruto tertawa keras. Sesuai dugaannya. Wanita yang tidak pernah berkencan seperti Hinata akan sangat risih, Naruto akan terus mengganggunya dengan cara itu. Sebab, melihat Hinata kesal membuat hari Naruto menjadi sempurna.

"Sebenarnya niatmu memanggilku ke sini hanya untuk pamer, kan, sialan? Mengaku kau brengsek!" Gadis itu segera menuduh Naruto di sampingnya. Ujung ranjang pria itu keduanya gunakan untuk menyandarkan punggung dan kepala.

"Astaga bibirmu ini sangat kotor! Bagaimana jika pacarmu nanti menciummu dan malah dia akan keracunan?" Naruto memukul mulut Hinata karena mengumpat. Hinata segera melayangkan tinjunya pada bahu Naruto dengan keras hingga membuat pria itu meringis.

"Kau kenapa, sih?! Pergi sana berkencan dengan pacarmu dan berhenti menggangguku!"

Naruto lagi-lagi tertawa. Wajah Hinata yang merengut, tatapan matanya yang tajam dan tarikan napasnya yang kasar sangat menghibur untuk dilihat.

"Ide bagus, bagaimana jika sebentar malam aku mengajaknya keluar? Ah ... aku tiba-tiba gugup," ujar Naruto sembari mengambil tangan Hinata dan menaruhnya tepat pada jantung pria itu dengan wajah yang dramatis. Hinata segera menarik tangannya dengan ekspresi jijik.

"Sial aku mau muntah!" Hinata segera berdiri sembari memegang perutnya. Namun, Naruto memegang kaki gadis itu dan membuat Hinata jatuh ke lantai.

Untung saja tidak keras, Hinata segera menoleh pada Naruto masih dengan posisi menindih lantai, tatapan tajam gadis itu membuat Naruto perlahan-lahan melepaskan tangannya pada kaki sang gadis.

PREJUDICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang