~♥~Aneh

2.9K 200 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Eggi sudah berada di perusahaan dan tengah mengerjakan tugasnya di mejanya. Eggi menatap layar komputer di hadapannya seraya mengingat kejadian tadi pagi, Eggi yakin Marvel sengaja melakukan hal itu karena saat Marvel dan Eggi saling bertatapan Marvel langsung melingkarkan tangannya di pinggang Kia dengan tatapan puas. Bohong kalau saat ini Eggi tidak cemburu.

Sebuah tepukan di pundak Eggi membuyarkan lamunannya, ia menoleh ke arah tepukan itu berasal terlihat Agil berdiri di sana.

"Jangan bengong Bro, masih pagi ini," kata Agil.

"Ma-maaf," ucap Eggi seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lu kenapa sih, ada masalah?" tanya Agil sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mmm Eg-Eggi–"

"Misi Pak, Bapak sudah ditunggu oleh yang lain," potong salah satu karyawan yang ada di sana.

"Oh iyah iyah nanti saya ke sana," kata Agil. "Gue ke sana dulu ya Gi, ntar kita lanjut lagi," lanjut Agil kepada Eggi.

"Iyah." Setelah itu Agil pergi bersama karyawan tadi meninggal Eggi.

Selang dua jam Agil sudah selesai dengan rapatnya dan Eggi juga sudah selesai menyelesaikan tugas pertamanya.

Eggi berjalan menuju ruangan Agil untuk memberi laporan tentang pekerjaannya tadi. Eggi mengetuk pintu sebanyak tiga kali lalu ia perlahan membuka pintu, Eggi melihat Agil yang tengah telepon dengan seseorang yang entah siapa itu.

"Baik baik Pak nanti saya coba pikirkan lagi tentang tawaran Bapak," kata Agil kepada lawan bicaranya di telepon.

"Ini adalah tawaran yang sangat bagus."

"Iyah saya tahu Pak, tapi saya juga harus membicarakan ini dengan tim saya."

"Ahh baiklah kalau gitu, kabarin saya kalau sudah ada keputusan."

"Baik pak, terimakasih." Setelah mengatakannya Agil mematikan sambungan teleponnya lalu melihat ke arah Eggi yang sudah dari tadi memperhatikannya.

"Mau laporan?" tanya Agil sambil melangkah menuju kursinya.

"I-iya, tapi sepertinya Agil sedang sibuk ya?" ujar Eggi ragu.

"Enggak kok, gapapa," jawab Agil seraya menjulurkan tangannya untuk menerima dokumen yang dibawa Eggi, dengan sigap Eggi memberikannya.

"Okeh, thanks ya Gi ntar gue periksa." Eggi mengangguk mendengar ucapan Agil.

Agil melihat ke arah Eggi yang masih berdiri dihadapannya dengan sedikit bingung karena Eggi tak kunjung pergi dari ruangannya. "Ada lagi yang mau lu bicarain?" tanya Agil.

Eggi menunduk dengan tangan yang sibuk memainkan kuku jarinya, sepertinya ia ragu-ragu untuk mengatakan hal itu kepada Agil.

Eggi melihat ke arah Agil yang masih menunggu jawabannya. "Mmm Eggi mau tanya tentang tawaran Agil yang waktu itu," ucap Eggi kemudian.

PENGASUH UNTUK EGGI ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang