Class Jump Test

11 3 0
                                    

  Peringatan! Bijak dalam membaca. Tidak memaksa, silahkan untuk vote dan komen. Terima kasih ❤️



   Malam ini adalah malam dimana dua hari terakhir libur sekolah. Malam ini juga adalah malam dimana luka yang ada di kening Lisya sembuh total dan bekasnya menghilang setelah beberapa minggu lalu kecelakaan kecil. Sudahlah, jangan memikirkan kejadian itu lagi. Lebih baik memikirkan bagaimana Haruto bisa menjadi milik author walaupun 99,9999999% tidak mungkin. Hehe :)

   Saat ini Lisya sedang rebahan seraya teleponan dengan sang sahabat. Siapa lagi kalau bukan Key? Lisya memang mempunyai banyak teman. Tapi sahabatnya hanya satu, yaitu Chiby Keylova Nadea, sahabat dari bayi. Sudah sekitar satu jam yang lalu mereka teleponan. Entah apa yang mereka bicarakan hingga membutuhkan waktu selama itu. Intinya mereka berbicara random.

   "Eh, Key. Kita daftar sekolah di SMA nya bang Hardan sama bang Jian kan?" ucap Lisya.

   "Iya, kenapa emang?" jawab Key di seberang sana. Ia juga sedang rebahan santai seperti Lisya.

   "Nah, gue ada berita penting buat lo."

   "Apaan tuh?" tanya Key.

   "Jadi gini, katanya di sekolahnya itu diadain test loncat kelas gitu. Yang kayak pas kita di Amerika."

   "Terus?"

   "Ikutan test, yok?! Siapa tau kita lolos terus bisa sekelas sama abang kita," ajak Lisya.

   "Widih, bagus tuh. Ayok lah!"

   "Tapi kita diem aja. Jangan ngasih tau mereka berdua kalo kita test loncat kelas."

   "Ya iyalah, biar kita ngasih mereka suprise."

   "Nah, itu maksud gue."

   "Lo punya link testnya?"

   "Punya lah! Entar gue share ke lo."

   "Oke. Gimana kalo kita ngerjain bareng?"

   "Boleh, tuh! Maunya dimana?"

   "Di rumah lo aja. Soalnya di rumah gue entar yang ada ketahuan sama bang Jian."

   "Oh iya, ya! Kan bang Hardan ada di rumah lo juga. Bisa ketahuan kalo ngerjain di situ."

   "Iya lah! Makanya dirumah lo aja. Gue bentar lagi otw ke sana, mau siap-siap dulu."

   "Oke."

   "Bawa alat-alat tulis, gak?"

   "Gak usah! Nanti pake punya gue aja kalo masih butuh."

   "Oke, deh, kalo gitu. Gue ke sana sekarang."

   "Yaudah, gue tutup dulu telponnya. Bye, Key."

   "Bye, Sya."

   Lisya memutuskan sambungan telepon. Ia segera menuju dapur untuk menyiapkan cemilan dan minuman untuk mereka test nanti. Sementara Key, ia keluar dari kamar dan berjalan tergesa-gesa. Tak sengaja Jian melihat sang adik.

   "Oi! Mau kemana tuh? Buru-buru amat," ucap Jian menyilangkan tangan didepan dada.

   "Mau ke rumah Lisya," jawab Key singkat.

   "Yaudah, jangan pulang larut! Nanti gue kunci rumah biar lo gak bisa masuk," kata Jian.

   "Iya, iya. Gue pergi dulu, assalamu'alaikum," pamit Key. Tak lupa ia menciumi punggung tangan sang abang.

2G & The Circle Where stories live. Discover now