4. Debaran

77 32 9
                                    

Kalimat yang diucapkan Dira padaku seperti sudah kudengar di suatu tempat di muka bumi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalimat yang diucapkan Dira padaku seperti sudah kudengar di suatu tempat di muka bumi ini. Namun, aku ragu pernah mendengarnya di mana. Gadis tengil itu menatap ke arahku.

"Kalau bukan nyari pacar ataupun mencari suami masa depan, emang apa tujuannya jadi anak SMA?" tanyanya dengan nada menyebalkan.

"Kalau bukan nyari pacar ataupun mencari suami masa depan, emang apa tujuannya jadi anak SMA?" tanyanya dengan nada menyebalkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika kau lihat matanya yang nyalang melirik ke arahku, aku yakin kau juga akan melemparnya dengan sendal. Gadis berambut pendek itu berlalu, dia duduk di kursi yang tak jauh dari tempat kami berdiri. Di atas kertas, semangatnya untuk melawan orang yang lebih tua kuakui sangat luar biasa. Apa gadis itu tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang tuanya, sampai menjadi menyebalkan demi mendapat perhatian semua orang? Mungkin, jika dia kenal dengan Mita, dia akan mengikutinya ke mana pun, mengekor seperti anak anjing yang tidak lucu.

"Kakak nerima anak magang nggak?" tanyanya lagi.

"Nanti aku tanya lagi ama Kakek Wiskar," jawabku mencoba berdiplomasi. Walau sebenarnya, aku jelas-jelas menolaknya.

Gadis itu mencebik, dia terlihat tak suka mendengar jawabanku. Aku pun sebenarnya tak terlalu peduli dia suka atau tidak, asal dia tak lagi menggangguku dengan berbagai pertanyaan aneh, sudah cukup buatku.

Aku mencari Gladis di dapur, di sana dia sedang membantu menyiapkan pesanan.

"Apa yang mengganggumu, Hana?" tanyanya keheranan.

"Gak ada, Dis. Ini ada pesenan teh manis dingin."

"Memangnya gak ada yang akan pesen Jasuke Mozzrella hari ini?" tanya Gladis sedikit kesal.

Dia meracik minuman teh manis dingin ala Gladis. Gelas besar diletakkan di atas meja dengan beralaskan nampan. Gladis bilang, dia takut air dari dalam gelas akan tumpah ruah keluar gelas. Dia memang selalu mengerjakan segalanya dengan teliti dan rapi.

Air panas dia tuangkan sedikit, kantung teh dimasukkan dan dicelupkan beberapa kali sampai air di dalam gelas berubah warna. Dia memasukkan dua sendok gula putih dan potongan es yang hampir memenuhi gelas. Setelah cukup penuh, dia siramkan air dingin sampai gelas terisi penuh. Di sela-sela bongkahan es tadi, dia memasukkan dua lembar daun mint yang segar dan baru dia petik di depan.

Cafe Jasuke Just Okay (Complete Story)Where stories live. Discover now