BAB 3 - 2 | Tekanan Ibu

2K 234 27
                                    

"Oh, siapa? Kenapa kau bisa masuk kemari?" tanya wanita itu dengan tatapan menyelidik.

Kaki melangkah pelan mendekati Baekhyun yang segera berdiri.

"Ah, aku Baekhyun." Badan di bungkukkan, "aku mahasiswa Mr. Park yang ingin mengumpulkan tugas."

Baekhyun tersenyum tipis, barulah tatapan tajam itu agak melembut. Mata menilai turun ke bawah lalu naik dan turun lagi, tersenyum simpul.

"Mahasiswanya Chanyeol? Dia sedang pergi untuk membeli susu yang habis."

Wanita itu berjalan melewatinya, menuju kompor menyala dengan panci mengepul di atasnya. Wangi dari sup ayam menguar saat tutup di buka, membuat Baekhyun tanpa sadar mengusap perut, kelaparan.

"Ah, kalau begitu bisakah aku menitipkan tugas pada Anda. Mungkin Mr. Park akan lama."

Matanya menoleh pada Baekhyun, lalu beralih pada lembaran dalam pelukan, "tunggu saja di sini. Dia tidak akan lama."

Mau tak mau Baekhyun kembali duduk. Entah bagaimana seberapa lembut wanita paruh baya itu berucap, kalimatnya mengandung perintah yang tak mampu di tolak.

...

Saat belanja mingguan kemarin harusnya Chanyeol ingat untuk membeli susu. Minuman itu jadi hal wajib yang ada di kulkas sejak ia masih kecil. Kebiasaan itu terbawa hingga ia dewasa bahkan hidup seorang diri di perantauan.

Ibunya selalu mengatakan jika minum susu akan menambah tinggi badannya. Percaya atau tidak Chanyeol tetap menerapkannya hingga kini. Untuk itu, saat Ibunya yang datang mendadak membuat Chanyeol kembali di omel karena lupa dengan susu dan segala makanan sehat di kulkasnya.

Denting lift yang terbuka membuat Chanyeol mengeratkan pegangan pada keresek. Kaki panjang melangkah mantap pada kamar 57. Kode pintu di masukkan dan pintu tak terkunci.

Kening berkerut bingung saat Chanyeol menatap sebuah sepatu asing warna putih. Seingatnya, ia tak punya sepatu macam itu.

"Aku pulang," kata Chanyeol kali pertama, namun baru 3 langkah berjalan, ia berhenti.

Baekhyun duduk di salah satu kursi makan, di depannya ada tumpukan rapi folio. Setengah terkejut karena melihat sang dosen telah menggulung lengan kemejanya, kancing teratas di buka.

"Chanyeol, ada mahasiswamu yang mengumpulkan tugas."

Baekhyun berdiri, ia menyerahkan tugasnya pada Chanyeol ketika beberapa kreseknya di letakkan.

"Ini tugasnya, Mr. Park."

Chanyeol mengecek jam di tangan kiri, alis menukik, "kau tidak terlambat 'kan?"

"Tidak. Aku mengumpulkan tepat waktu."

Bohong. Chanyeol bahkan ingat kalau ia keluar di jam 1 tepat dan tidak ada Baekhyun di luar.

"Kau yakin?" mata almond memicing.

Baekhyun menghela napas, mata melirik gelisah, "terlambat 2 menit."

"Kali ini aku akan memaafkanmu. Tapi tidak lain kali. Kau juga tidak boleh terlambat dan mabuk-mabukan lagi."

Mata sipit melotot, "a-apa? Bagaimana Anda tahu?"

Ketukan pada sisi luar panci mengalihkan perhatian dua orang yang adu mulut. Ibu Chanyeol tersenyum tipis. "Kita makan siang bersama." Pandangannya beralih pada Baekhyun sekilas, "kau ikut makan bersama kami."

Dua lengan gemuk memegang kuping panci panas, meletakkan hati-hati di atas meja. Ia duduk diantara Baekhyun dan Chanyeol.

"Dimana rumahmu, Baekhyun?"

MR. PARK [CHANBAEK]Where stories live. Discover now