77. Tunangan (KunYang)

6.5K 619 66
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

"Serius lo, Yang?!" Haechan membolak-balikan kertas yang baru saja diserahkan oleh Yangyang. Yangyang mengangguk seraya tersenyum menjawab pertanyaan Haechan. "Kok cepet banget sih bang?" tanya Guanlin.

"Cepat apaan sih, kita aja hampir tamat, lo lupa kami semester 8, ini tunangan dulu, nikahnya nanti pas udah lulus." Guanlin menggaruk kepala, benar juga. Tanpa terasa mereka juga sudah berada dipertengahan semester sedangkan abang-abang mereka itu hampir tamat kuliah.

Siang ini semuanya berkumpul di rumah Chenle atas permintaan Yangyang, mereka sudah cukup lama tak bertemu Yangyang, namun tiba-tiba malah dapat undangan pertunangannya dengan Kun. Memang waktu itu sangat cepat berlalu.

"Abang kok ngebet banget tunangan sama bang Kun?" tanya Chenle.

"Bukan gue, tapi kak Kun yang minta, gue juga kaget dua Minggu yang lalu tiba-tiba datang ke rumah bawa sekeluarga." Haechan dan yang lainnya tertawa mendengar cerita Yangyang, mereka bisa membayangkan wajah terkejut Yangyang. Mereka yang sedang sibuk-sibuknya menyusun skripsi, tiba-tiba diajak tunangan gimana nggak kaget.

"Ternyata sat set sat set juga bang Kun," timpal Mark.

"Kita tunangan juga yuk, Na." Perkataan Jeno membuat Mark reflek melempar bantal sofa milik Chenle. "Abang lo aja belum, Jen." Jeno cengengesan seraya memeluk bantal yang baru saja dilempar Mark.

"Ya sekalian aja bang, hemat budget." Haechan dan Jaemin kompak tertawa ngakak mendengar usulan Jeno itu.

"Abang pikir mau sunatan rame-rame. Kalau kurang biaya biar Lele tambahin, daripada menghemat budget tapi tunangan digabung, kaya orang susah aja. " Chenle mencibir seraya menikmati coklat mahalnya.

"Kok gue merasa terhina ya?" sahut Mark.

"Sebenernya itu maksudnya bang, cuman lebih halus aja," sambung Jisung.

"Kampret emang lo bocah," umpat Jeno mewakili Mark.

"Jadi datang ya, awas aja kalian semua nggak datang." Yangyang memperingati mereka semua.

"Tapi masalahnya kenapa harus di Jerman? Biaya pesawat woi," protes Renjun.

"Permintaan nenek gue, dia nggak bisa terbang ke sini maklum udah lansia, jadi dia minta gue sama kak Kun yang ke sana." Renjun menghela napas lagi, mereka tentunya mau hadir masalahnya duit itu lohh.

"Trus kita ke sana gimana bang?" tanya Guanlin.

"Ya pakai pesawat lah," balas Yangyang.

"Dih lo pikir tiket pesawat itu murah." Yangyang mendengus sebal melihat teman-temannya itu. Mereka itu bukan orang miskin, jadi please. Astaga.

"Jangan sok miskin gitu lo semua! Apalagi lo Jen," dengus Yangyang.

"Gue liat dulu ya, siapa tahu gue sibuk," sambut Mark.

"Mark! Unfriend kita kalau lo nggak datang, gue juga bakal cepuin ke Bubu kalau lo per--"

"Sstt.. IYA gue datang!" potong Mark. Yangyang tersenyum puas, sedangkan teman-temannya yang lain hanya memandang bingung.

Markhyuck-Twitter (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang