(7) Rencana

747 93 1
                                    

"Bantuin gue ya, Kuro-san." (Name) memohon hingga membuat Kuro berdecak sebal melihat tingkah wanita itu yang sudah membuatnya jengah.

Dia menggeram, "Iya yaudah! Jangan ganggu gue lagi." Kuro melempar bantal ke arah (Name).

***

"Kau beneran punya pacar?"

Tanya pria dengan penampilan casual yang berdiri tak jauh di depan mereka. Pria itu bersedekap, mengerutkan keningnya, memandang (Name) tak percaya.

"Iya, percaya kan sekarang?" tukas (Name) mengeratkan genggaman tangannya.

Situasi macam apa ini?, batin Kuro.

Pria tersebut menatap Kuro dan (Name) secara bergantian, kemudian dia menghela napas Panjang sembari berkacak pinggang.

"Apa ini sikapmu terhadap calon suamimu?" tanya Haisen dengan santai.

Jantung (Name) berdegup dengan kencang, nampaknya Haisen tidak terpancing dengan tipuannya.

"Kan sudah aku bilang sejak awal, aku sudah punya pacar dan juga aku tidak mau dijodohkan," ucap (Name) penuh penekanan.

Kuro menghela napas, dia dapat melihat ekspresi wajah (Name) yang mengeras. Namun ia merasakan tangan wanita itu sedikit bergetar di genggamannya.

Haisen tertawa kecil, "Aku tau."

"Udah lah, nanti aku akan bicara dengan orang tuaku buat ngebatalin," tukas (Name) yakin.

"Nama lo siapa?" Haisen menghiraukan (Name) dan beratnya pada Kuro.

Kuro menatap Haisen, pria dengan tinggi semampai, berambut merah gelap dan cukup terlihat tampan.

"Kuro Tetsuro," jawab Kuro tersenyum.

"Udah pacaran berapa lama?"

"Udah kenal (Name) berapa lama?"

"Jawab aja pertanyaan gue."

Kuro mendengus pelan seraya tersenyum miring, "Yang jelas lebih lama dari waktu lo kenal (Name)."

Haisen menghela napas pelan, sekarang dirinya menatap (Name), "Kau tinggal dimana sekarang? Pesanku gak pernah kau balas."

Baru saja (Name) ingin menjawab, Kuro sudah menjawab lebih dulu.

"Dia tinggal sama gue." Kuro memandang Haisen yang cukup terkejut. "Terkejut? Memangnya couple tidak boleh tinggal bersama?"

"(Name)," tuntut Haisen meminta penjelasan. Tentu saja pria itu terkejut, dia mendengar dari orang tua (Name), bahwa wanita itu sudah lama menjomblo.

Jantung (Name) semakin berdegub kencang, dengan lantang dia menjawab, "Surprise! Terkejut kan? Pasti kau mendengar dari ibuku kalau aku jomblo."

Tanpa banyak bicara Haisen menggapai tangan (Name), "Kita harus bicarakan dengan orang tuamu sekarang."

"Eitsss. Watch your hand bro. Lo gak bisa main tarik tangan cewek gue," celetuk Kuro melepaskan tangan Haisen.

"Haisen-san, nanti aku akan bicara dengan orang tuaku sendiri, dan aku akan meminta maaf secara langsung pada orang tuamu. Jadi, tunggu aja. Dan berhentilah mencariku," ujar (Name) spontan.

"Ayo pergi, aku lapar," ajak (Name) menarik tangan Kuro.

Kuro mengulas senyum dan melambaikan tangan pada Haisen.

***

See you next chapter!
#skrind

Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang