[END]

40 8 38
                                    

🌵🌵🌵

Cika sudah dinyatakan sembuh oleh pihak RSJ, namun belum pulih total. Butuh beberapa tahun lagi menyembuhkan mental dan sikis seperti itu. Terutama dari pihak keluarga melepas sepenuhnya Cika, menerima hukumannya setelah membunuh dua orang dan pembunuhan berencana pada orang yang pernah ia tabrak di jalanan.

Itu kalau kalian lupa bisa baca lagi di Bab (Kebusukan Cika).

Setelah itu Cika menjalankan hukumannya, sambil di rawat jalan oleh pihak polisi. Sesuai dengan apa yang ia lakukan dulu dan menjalankan hukuman yang ia dapatkan dari keluarga korban.

Paman dan Bibinya Kayla, dulu sempat mencoba mengkuak kasus kematian ponakannya yang meninggal secara tidak pantas. Apalagi dirinya tidak bisa membalas kebaikan Kayla, selaku anak dari Kakaknya yaitu Ayahnya Kayla dan Kayra.

William juga selaku Kakak kandungnya tidak rela jika ponakkannya sengsara seperti itu dan membuat arwah sang Kakak tidak tenang di atas sana.

Kini Cika hanya bisa merenung, diam dan bahkan dirinya tidak mau lagi berbicara. Tidak lupa dengan kondisi badan yang sudah kurus kering, serta rambut yang di potong pendek sebahu.

Meski jahat seperti itu, Sinta, Syfa, Satria dan Zelon sesekali menyempatkan dirinya untuk berbicara sebentar atau hanya sekedar menjenguk saja. Membuat hiburan sedikit untuk Cika, yang jahatnya sudah keterlewatan. Namun apa daya, dia juga korban dari sakit hati orangtua kandungnya, yang kini tidak mau bertanggungjawab lagi ngerawat Cika.

Mereka memilih bercerai setelah Cika dinyatakan mengalami gangguan jiwa dan parahnya lagi, mereka tidak ada yang mau tau atau sudi menjaga Cika selaku anak darah dagingnya sendiri. Yang kini sangat membutuhkan dukungan dari keluarganya, namun itu tidak pernah terjadi pada Cika.

"Gue kasihan lihat dia kek gini woi.." ucap Sinta yang kasihan melihat Cika yang hanya diam memandang kaca jendela di kamarnya.

Syfa menaruh bunga matahari di atas pangkuan Cika. "Ini buat lo, semoga lekas sembuh. Lupain yang sudah berlalu, ingat disini lo juga korban dari orangtua lo." setelah itu Syfa menjauh dari posisi Cika saat ini.

Cika menoleh perlahan ke arah mereka berempat dengan cukup lama.

Tangannya mulai ia gerakkan sedikit, perlahan diangkatnya lalu di satukan. Di taruh di depan dadanya dan mulai membungkukkan tubuhnya sedikit. Seperti tanda permohonan.

"Ma__ aaff.. gu__uuee.. sall__ah sama kall__ ii.. aan. Gue pan__ tass.. nerimaaa.. ini!" ucapnya yang terbata-bata namun masih bisa di pahami oleh mereka.

Sinta yang hanya melihat dan mendengarkan yang barusan. Membuat ia bertambah kasihan pada Cika.

"Kenapa lo jahat sih. Coba kalau lo nggak jahat, gue jamin hidup lo baik-baik aja. Soal orangtua lo jangan pikirin, gue tau perasaanya dan lo juga bisa cerita sama gue!" lirihnya dengan nada pelan dan sayup-sayup di dengar oleh orang.

Satria mendengar itu langsung berkata, "Ngomong jangan kayak kentut, nggak ada bunyinya tapi baunya memboombardir udara sekitar!" judes. Seperti itulah Satria yang lagi-lagi mencari ribut dengan Sinta.

Sinta tidak terima dan ingin membalasnya, namun Cika tiba-tiba turun dari kursi roda yang ia duduki tadi dan berlutut di hadapan mereka. Lebih tepatnya pas di dekat Zelon.

Transmigrasi Kaylara ✔Where stories live. Discover now