Arc 2: Bagian Terakhir

178 45 0
                                    

Farlan berhasil membujuk Isabell untuk berhenti mengurung Mikasa di kamarnya. Meskipun begitu Mikasa masih tak bisa bertemu dengan Levi bahkan setelah satu minggu berlalu.

Suasana kastil begitu lengang seperti tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya.

Mikasa berusaha untuk mengabaikan suasana sepi ini dan menyibukkan diri dengan hal apapun yang dapat mengalihkan pikirannya seperti berkebun, menyiram bunga, atau sekedar minum teh di taman sendirian.

Namun walau ia sudah berusaha keras melakukan segalanya, atensinya masih terpusat pada satu orang yang tak sekalipun ditemuinya beberapa waktu ini.

Sedikit banyaknya, Mikasa dapat memahami alasan Levi menghindar darinya setelah mendengar cerita Farlan.

Mungkin Mikasa mengingatkannya pada gadis manusia yang dicintainya dulu.

Gadis manusia yang kemudian mati akibat perbuatan Levi sendiri.

Dan mungkin Levi takut kalau dia akan mencelakai Mikasa seperti yang terjadi pada gadis itu.

Mikasa mengeluarkan napasnya agak keras. Manik matanya bergerak ke arah balkon di lantai dua, tempat di mana kamar Levi berada.

Setiap hari selama seminggu Mikasa selalu mengawasi kamar itu, berharap pemiliknya berada di sana.

Namun selama seminggu itu pula dia tak pernah melihat setitik bayangan pun muncul dari sana.

Mungkin hari ini takkan berbeda dari hari sebelumnya.

Levi takkan ada di sana.

Akan tetapi entah bagaimana hatinya tak mau menyerah dan terus menunggu di taman sambil memandang bunga-bunga yang mengingatkannya dengan padang bunga luas yang didatanginya dengan Levi kala itu.

Mikasa ingin melihat bunga-bunga itu lagi.

Saat atensinya sedikit teralihkan dengan memori tentang padang bunga, Mikasa tak sengaja melihat ada sekelebat bayangan yang muncul dari balik tirai di kamar Levi.

Bola mata Mikasa melebar. Jantungnya berdegup kencang. Hatinya penuh harap.

Mungkinkah?

Secepat kilat dia berlari kembali ke dalam rumah dan menaiki satu persatu undakan tangga.

Jantungnya tak henti-hentinya berpacu cepat mengikuti ritme lari Mikasa seperti tak mau kalah dalam adu cepat.

Lalu ketika dia tiba di depan pintu kamar Levi.

Untuk sedetik Mikasa memandangi pintu kamar itu sebelum dia memutar gagang pintunya.

Daun pintu terbuka lebar menunjukan suasana kamar yang gelap karena lama tak dihuni.

Kemudian diantara gelap itu, Mikasa menemukan sosok yang kontras dengan nuansa di sekelilingnya.

Kemudian diantara gelap itu, Mikasa menemukan sosok yang kontras dengan nuansa di sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Wanna be With You (ARC 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang