¡!Heizou - Intuition!¡

422 56 5
                                    

Pair: Shikanoin Heizou x reader
Genre: fluff, agak lime di bonus
Region: Inazuma
A/n: -

•••

"Heizou, kamu yakin ini tempatnya?"

"Tenang saja. Intuisiku selalu tepat,"

Matamu menatap sinis lelaki bersurai merah anggur di depanmu. Lantas bergulir menatap seisi gua. Kakimu melangkah walaupun ragu. Ketakutan kembali menjalar pada dirimu, membuat tanganmu menggenggam erat lengan Heizou.

"Ayolah, percaya padaku. Gak akan ada hal buruk yang terjadi selama aku ada di sampingmu, paham?" Heizou berusaha menenangkan. Walaupun nada bicaranya lebih seperti meremehkan.

Kamu mengangguk seperti anak kecil. Masih dengan lengannya yang kamu genggam erat, Heizou melangkah menelusuri seisi gua.

Gua ini tak sekosong yang kamu kira. Ada meja dengan beberapa buku di atasnya. Dan lampu yang telah padam, namun masih terasa hangat. Menandakan bahwa pemiliknya belum lama pergi.

Tangan kanan Heizou dengan lincah mengecek kesana-kemari. Dengan dibantu penerangan dari mulut gua, dia berusaha membaca isi di dalam buku.

Setidaknya, hingga sesuatu terjadi.

Brukk!!!

"Heizou?!"

Kamu terlonjak. Sekeliling gua menjadi gelap gulita. Kecuali di dekat mulut gua karena ada obor di sana.

Wajahmu menjadi kesal. Tanpa sadar tanganmu menggenggam lengan Heizou lebih erat, "apa-apaan ini? Kamu bilang intuisimu selalu benar?"

Heizou meringis, "ahh! Sakit!" Oh, jelas sekali itu kebohongan. Lihat saja otot tangannya, mana mungkin dia kesakitan. Jika Heizou memang selemah itu, bagaimana caranya dia menangkap pelaku kejahatan yang memberontak?

"Ini gimana? Kita kejebak! Oh, Yang Mulia Shogun, Hamba masih belum menikahi Tuan Kamisato. Tolong jangan jemput Hamba terlebih dahulu. Jemput saja Heizou," kamu terduduk di tanah. Tanganmu terkepal seperti tengah berdoa. "Kenapa juga aku tadi harus ikut, ya?" sesalmu. Masalahnya adalah, kamu dan Heizou pengguna catalyst, yang artinya mustahil dapat menghancurkan bebatuan.

Heizou memutar otak, mencari cara agar dapat keluar dari sini. Namun dia berdecak saat mendengar kalimatmu, "memangnya Kepala Komisaris mau menikahimu?" Dia ikut berjongkok di hadapanmu. Tangannya terangkat mengelus pucuk kepalamu. Membuatmu merasa hangat dan lebih baik. Heizou tersenyum lebar, "beda kasta," oh, lupakan. Anak ini pantas dicekik.

Tanpa merasa bersalah sedikitpun, dia malah tertawa. "Tapi aku mau, kok,"

Hening. Tak ada yang bicara antara kalian. Kamu mengedipkan matamu beberapa kali. Masih tak percaya.

"Apa?" Tanyamu.

Heizou tersenyum lebar. "Intuisiku memang bener, nih. Kita di sini aja, yuk. Gak usah keluar,"

"Ngapain? Gelap-gelapan begini,"

Walaupun tempat ini gelap, namun cahaya dari obor di dekat mulut gua yang tertutup membuatmu dapat melihat wajah Heizou dengan cukup jelas. Dan dia sedang menyeringai saat ini.

"Loh justru itu tujuannya. Gelap-gelapan. Hehe!"

"Hehe ndasmu somplak!" Tanganmu memukul kepalanya dengan lumayan keras. Cukup keras untuk membuatnya mengaduh.

Kamu akhirnya berdiri. Dan berjalan ke arah mulut gua. Heizou juga mengekor di belakangmu.

Ada satu hal yang kamu lupakan sejak tadi, vision electro milikmu. Kamu berdiri di samping obor yang menyala. Tanganmu terkepal, beberapa sengatan listrik terkumpul di sekitarnya. Lantas dengan sekali hentakan, kamu memukul obor itu sekuat tenaga, menimbulkan reaksi overload yang seketika menghancurkan bebatuan di mulut gua.

Debu-debu beterbangan di sekitar kalian. Heizou bertepuk tangan. Membuatmu tersenyum bangga.

"Heh! Aku memang hebat," sombongmu.

"Iya, lah. Calon pacarku, gitu loh," sahut Heizou yang membuatmu seketika menoleh padanya.

"Maksud? Gak mau. Aku maunya Tuan Besar Itto," katamu asal-asalan.

Heizou menghela napas, "tadi Kepala Komisaris, sekarang Itto. Nanti siapa lagi? Aku, ya?"

"Dih, mimpi,"

"Mimpi yang bakal jadi kenyataan,"

Kamu menatap mata Heizou dengan sangat sengit. Sedangkan dia hanya menyeringai santai dan melipat kedua tangannya.

"Jangan natap terus begitu. Nanti jatuh hati," ucapnya santai.

Kamu terkejut dan segera mengalihkan pandanganmu. Kamu mulai berjalan menjauh, tanpa menyadari fakta bahwa telingamu memerah.

"Ah sudahlah. Ayo kembali aja. Kasus ini kapan-kapan aja deh," ucapmu.

Sedetik setelahnya, kamu dikejutkan dengan Heizou yang berbisik tepat di telingamu.

"Telingamu merah, tuh," ucapnya.

Lalu, dia meniup telingamu dan berlari sekencang mungkin.

"HEIZOU!!!"

•••

"Eh, ngomong-ngomong, ini kasusnya gimana? Gagal, dong? Gak dapet uang, dong?"

"Kasus? Gak ada kasus, tuh. Aku sengaja ajak kamu buat seneng seneng aja. Sekalian early date. Hehe!"

"Pisan kas ngomong hehe tak sleding cangkemmu mas!" (Sekali lagi ngomong hehe bakal ku sleding mulutmu, mas!)

"Silahkan~ tapi pakai mulutmu, ya?"

"HEIZOU!!!"

•••
END

¡!Eudaemonia • Genshin Impact Fanfiction!¡ Where stories live. Discover now