Winona dan segala drama hidupnya.
menjadi dirinya harusnya mudah bukan? menjadi cucu perempuan satu-satunya di keluarga powerfull di Indonesia, materi yang berlimpah, ia bisa mendapatkan semuanya hanya dengan menunjuk.
tapi ternyata tidak semudah...
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
"Winaya?" panggil Winona ketika melihat Winaya berdiri canggung di depan meja kerja Naora, Winona heran kenapa Naya ada di perusahaannya bukannya seharusnya dia ada di semarang?
"Kak Winona," senyum Naya mengembang ketika melihat Winona, akhirnya ada orang yang dia kenal disini, sedari tadi ia canggung karena tidak mengenal satupun orang di perusahaan ini.
"Kamu ngapain disini?"
"Lagi nunggu Bu Naora Kak, tadi katanya tadi lagi ambil surat kontrak kerja, Kak Nona lagi apa disini?" tanya Naya yang belum sempat dijawab oleh Winona karena terpotong oleh Naora, Winaya akhirnya wisuda dua bulan lalu ia lulus tepat 3,5 tahun dan dia memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta, saat melihat bahwa WV wear and beauty, perusahaan fashion dan kosmetik kesukaan Naya ini membuka lowongan tentu saja tanpa ragu Naya langsung memasukan CV nya.
Naora datang sambil membawa map di tangannya, "Oh Non udah datang? Gue kira lo bakal datang agak siangan."
"Tadinya mau gitu, tapi di apart gue gabut juga, Altario ada perjalanan bisnis ke luar kota, jadi gue ke kantor aja," jawab Winona
"Ah ya, Winaya kenalkan ini Bu Winona, pimpinan utama di perusahaan ini," ucap Naora memperkenalkan Winona kepada Winaya, Naya yang baru tau jika Winona adalah direktur utama di perusahaan ini langsung menoleh kaget, karena ia sudah menggunakan bahasa non formal saat berbicara dengan Winona tadi.
"Ah maaf bu saya baru tau," ucap Naya kepada Winona yang disambut tawa geli oleh Winona.
"Santai aja Nay, panggil Kak juga nggak papa kok," balas Winona sambil menepuk bahu Naya pelan.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Naora heran, perasaan ia baru saja mengenalkan mereka, tapi Winona sudah seperti mengenal Naya sebelumnya.
Winona mengangguk, "Udah saling kenal, waktu gue cabut ke Semarang buat ketemu Altario gue ketemu Naya di tempat Kak Andra, kalo nggak salah waktu itu Naya magang di klinik Kak Andra ya Nay?"
"Iya bu, waktu itu saya lagi skripsian sambil magang di tempat Dokter Althaf," jawab Naya membuat pertanyaan di otak Naora terjawab.
"Oh ya ini kontrak kerjanya ya Winaya, kamu bisa pelajari dulu nanti kalo sudah setuju kamu bisa tanda tangani dan serahin ke saya lagi, silakan dibaca dulu," jelas Naora sambil menyerahkan surat kontrak itu ke Winaya.
"Sini Nay sambil duduk bacanya," ucap Winona sambil menarik kursi didepan meja kerja Naora dan mempersilakan Naya untuk duduk disana.
"Makasih bu," ucap Naya sambil memberikan senyum ke Winona yang dibalas anggukan oleh Winona.
"Nao keruangan gue ya, ada yang perlu gue bahas."
"Winaya saya tinggal dulu ya," Naora mengikuti Winona berjalan ke ruangan Winona.
***
"Soal tawaran gue minggu lalu, apa udah lo pertimbangin?" tanya Winona sambil duduk di meja kerjanya.
