Semenjak pertama kali bertemu dengan Bumi Ayyara sudah tertarik kepadanya namun Bumi tidak mempedulikan dan malah cuek dengan Ayyara. Sungguh Bumi tidak memiliki perasaan pada gadis itu.
Ini lah yang di namakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Langga, aku ada sandwich buat kamu" Ayyara menyodorkan sebuah kotak makan kepada Bumi.
"Langga, Langga nama gue Bumi." Tekan Bumi dia tidak suka dengan nama panggilan yang di berikan oleh Ayyara. "Lo jangan seenak jidat, manggil gue Langga" bentak Bumi dengan urat leher yang menonjol.
"Tapi aku suka manggil kamu Langga" cicit Ayyara dia takut melihat kemarahan Bumi Apa salahnya jika dia memanggil nya Langga. Toh itu juga bagian dari namanya. Erlangga, Ayyara hanya mengambil nama Langga nya saja.
"Yang lo sukai itu belum tentu di sukai orang lain jadi jangan seenaknya ganti-ganti nama panggilan orang" Bimi meninggalkan Ayyara yang mematung di kelas sambil memegang kotak makannya.
"Kok kamu tega sama aku Langga" Ayyara mulai meneteskan air matanya. "Niat aku kan baik sama kamu Langga" Ayyara semakin terisak.
Gio tidak sengaja masuk ke dalam kelas untuk mengambil ponsel yang tertinggal namun dia melihat badan Ayyara yang bergetar hebat.
"Lo kenapa Araa?" tanya Gio sambil megusap punggung Ayyara yang bergetar.
"Aku gak kenapa-napa kok" ucap Ayyara berbohong dengan isak tangis yang terdengar memilukan di telinga.
"Kalo ada masalah cerita Ra, siapa tau gue bisa bantu" seru Gio membujuk agar Ayyara mau menceritakan masalahnya kepada dia.
Ayyara menatap pilu ke arah Gio "Gio apa aku salah suka sama Bumi" Air matanya luruh kini butiran bening itu jatuh dengan derasnya terjun bebas melewati pipinya.
Gio membelalakan matanya. "Lo suka sama abang gue?" tanya Gio tak menyangka. Apa Ayyara suka pada Bumi. Itu adalah bencana. Pasalnya Bumi memang tidak suka di dekati oleh wanita.
Ayyara mengangguk pelan. Dengan air mata yang masih setia terjun bebas dari pelupuk mata indah nya.
"Lo gak salah Raa cuma. Bang Bumi emang gak pernah deket sama cewek sebelumnya" tutur Gio sembari menepuk-nepuk punggung Ayyara pelan. Dia tidak tega melihat wanita menangis di depan matanya.
"Gio apa aku gak pantas dapet cintanya Bumi?" cicit Ayarra medongkakan kepala menatap Gio. Dengan mata yang sudah memerah serta hidung yang memerah pula.
"Pantes kok cuma, bang Bumi belum bisa buka hatinya buat cewek dia masih pokus sama sekolah nya lo sabar aja. Terus berjuang demi dapetin cintanya bang Bumi" Gio memberikan semangat untuk Ayyara. "Gue mau balik ke kantin dulu ya nyusul bang Bumi, lo hapus air mata lo terus makan sandwich yang lo bawa". Dia membantu menyusut air mata nya menggunakan tangannya. "Udah jangan nangis lagi, nanti cantiknya ilang" ujarnya tersenyum manis kepada Ayyara sehingga matanya menyipit membentuk bulan sabit.
"Buat kamu aja deh Gio sandwich nya aku gak laper" Ayyara menyodorkan kotak makan yang berisi sandwich kepada Gio.
"Okey, bakal gue bawa makasih ya"
Setelah mengucapkan itu Gio pun pergi meninggalkan Ayyara yang masih terisak Gio bukan tidak ingin menenangkan Ayyara namun dia memberikan Ayyara ruang untuk berpikir sejenak dan menenangkan hati serta pikiran nya sendiri.

DU LIEST GERADE
𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸 (On Going)
Jugendliteratur𝓐𝓷𝓪𝓴 𝓵𝓮𝓵𝓪𝓴𝓲 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓾𝓶𝓾𝓻 19 𝓽𝓪𝓱𝓾𝓷 𝓲𝓷𝓲 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓶𝓮𝓷𝓮𝓵𝓪𝓷 𝓹𝓪𝓱𝓲𝓽 𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓲 𝓪𝓵𝓪𝓶𝓲𝓷𝔂𝓪, 𝓶𝓪𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓭𝓪𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓲𝓵𝓲𝓱 𝓫𝓮𝓻𝓰𝓪𝓷𝓽𝓲 𝓭𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪...