4. rahasia yang terbongkar

476 35 1
                                    

Setelah melakukan beberapa terapi , ray pun telah selesai dan segera pulang.  Selama terapi tadi ia sama sekali tidak menghidupkan ponselnya  ya karena memang ia sengaja , selain itu juga karena hemat baterai

" Selamat sore pak " ucap ray ketika melewati pos di depan rumahnya .

Ray langsung memarkirkan motornya dalam garasi dan segera masuk , dari luar rumahnya memang nampak sepi tapi di dalamnya kita belum tau .

Cklekk

" Assalamualaikum "   ucapnya ketika memasuki rumahnya

" Wassalamu'alaikum , ya allah kamu dari mana sih ray ? " Ucap om arvin  , sedari siang seisi rumah mencari ray

" Heheh maaf om tadi ada tugas kuliah kerjanya sama teman , lupa ngabarin " ucap ray dengan memamerkan cengiran konyolnya

" Lain kali , izin ya nak . Biar oma nggak khawatir " ucap rani " tangan kamu dingin banget , ayo masuk dulu kamu pasti belum makan siang kan . Ini om mu juga bukannya suruh masuk dulu malah di biarin di sini " lanjut rani , ia pun membawa ray masuk kedalam .

Arvin terdiam di posisinya dengan komuk muka yang sangat heran , lah kog jadi dirinya yang salah . Tapi kegnya memang ia tidak pernah benar di mata mamanya apa lagi kalau di bandingkan dengan kedua ponakannya mungkin posisinya sudah paling bawah dan merayap .

" Cucu opa pulang juga " ucap zeth , dirinya sebenarnya khawatir tapi ia juga tau bahwa ray itu sudah dewasa jadi semuanya akan baik baik saja . Memang sedikit berbeda dengan istrinya yang sedari siang sudah heboh sendiri atas ketiadaan ray dalam rumah

" Maaf ya opa " ucap ray yang menjadi tak enak hati , dia memang biasanya kalau pergi hanya meminta izin sama dania atau ia langsung pergi tanpa minta izin , tapi baru kali ini ia pergi saat keluarganya ngumpul , rasanya sangat rwaaarhhh

" Nggak papa , opa juga pernah mudah . Malah lebih parah dari kamu , opa malah pulangnya 1 hari kemudian " ucap zeth pada ray

Yang membuat rani menghela napas kasar

" Terus mau opa , ray kaya opa gitu pulangnya . Is is is memangnya ya ajaran sesatnya opa " ucap rani dengan malas suaminya itu memang selalu membuatnya emosinya

Azka , dania , dan arvin hanya menjadi penonton setia melihat pertengkaran pasutri yang sudah berumur itu . Melihat mereka berseteru gitu membuat mereka sadar di dalam rumah tangga juga di butuhkan pertengkaran pertengkaran kecil sebagai bumbu penyedap agar agar tetap awet sampai saat ini

----

Tok tok tok

" Bang gue masuk ya " ucap arvin ia pun melangkah masuk kedalam kamar abangnya , terlihat hayden sedang berkutat dengan laptop miliknya

Hayden memang sangat gila berkerja , entah apa yang membuat hayden sampai seperti ini , menurutnya walaupun hayden tidak berkerja selama 1 minggu ia tidak akan jatuh miskin

" Kenapa " tanya hayden ketika merasa arvin telah duduk di belakangnya tepatnya di kasurnya

" Gue pikir selama ini lo sudah berubah bang , nyata tinggal serumah selama hampir 20 tahun tidak membuat semuanya baik baik saja ya " ucap arvin dengan sangat tenang , ia memerhatikan  hayden yang nampak terdiam

" Apa maksud lo "

" Gue yakin lo nggak oon bang " ucap arvin lagi

" Bukan urusan lo , jangan ikut campur " ucap hayden yang kembali melanjutkan kegiatan sebelumnya

" Gue sebenarnya nggak mau ikut campur tapi ya gimana ya gue manusia , jadi gue ada perasaan kasihan sesama manusia . Sampai kapan bang lo akan seperti ? Lo nggak akan terus terusan berada di titik itu , sadar anak anak lo sudah besar juga sekarang . Lo nggak kasihan ngelihat dania dan ray " ucap arvin lagi yang tetap berusaha menyadarkan abangnya itu .

HOPE  Where stories live. Discover now