16

341 26 8
                                    

Setelah di buat was wassan dengan kondisi ray dan juga azka, pagi ini mereka bisa sedikit lega karena hasil x-ray ray tidak menunjukan perkembangan penyakitnya dan azka telah di pindahkan ke ruang biasa walaupun sampai saat ini azka sama sekali belum sadarkan diri.

Ruangan azka dan ray sengaja di buat berpisah oleh hayden, tidak tau apa alasannya.

" udah ma " saat ini ray tengah sarapan , di ruangannya ada oma rani dan juga dania. Untuk opa tengah beristirahat di rumah karena memang semalaman yang jaga ray adalah opa zeth.

" kamu makan yang banyak , tadi dokter suruh naikin berat badan kamu" ucap dania sedikit mengomeli ray

" udah banyak ma , tapi kalau mama sama oma di sini yang jaga abang siapa ? Mama atau oma ke ruangan abang aja "

" ada papa ,om arvin, om josh . Kenapa nanya gitu nggak senang oma disini ? "

Ray menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bukan begitu sih maksudnya tapi kasihan kalau abangnya di tinggal sendiri .

" Nanti ray pulang aja yak , ray udah mendingan "

Dania dan rani menatap ray, wajahnya masih pucat dan selang oksigen saja masih tersemat rapih di bawah hidungnya. Dan juga saturasi oksigen ray masih di angka 80an 

" nggak ray , oma tau kamu masih sesak. Napas kamu aja masih berat gitu , masih pake oksigen juga " jawab oma , mana tega dia membiarkan cucunya pulang dari rumah sakit dengan keadaan yang jauh dari kata baik.

" kamu juga kalau pun sekarang , nggak ada siapa siapa di rumah. Kamu juga masih lemas gini takut ada apa apa " dania mencoba memberikan pengertian ke ray

Ray mengangguk paham , ya memang dia merasa belum pulih betul, tapi ia juga kasihan kalau harus membuat orang rumah kerepotan karena harus membagi jadwal ke ruanganya dan juga abangnya.

" besok tapi " cobanya untuk menegosiasi

Terdengar helaan napas dari dania dan juga oma

" ia besok kalau sudah bagus saturasi kamu "

" ok deh " ucapnya dengan semangat , membuat dania dan oma rani sedikit tersenyum.

....

Setelah memastikan ray makan kenyang, dania kembali ke ruangan azka meninggalkan ray bersama mertuanya.

Tatapan tajam hayden lah yang menyambut kedatanganya.

Dania tersenyum , melihat azka yang ternyata telah sadar. Ia mendekat ke arah bed azka.

" gimana keadaan kamu ? "

" nggak kerasa ma , kegnya masih obat bius. Ray gimana ma ? Baik baik saja kan " tanya azka, setelah sadar tadi yang ia ingat dan ingin tanyakan adalah kondisi adiknya itu.

" baik kog , besok sudah keluar dia. Kamu juga harus cepat " ucapnya sembari memberi semangat pada azka.

Azka hanya mengangguk

" vin , kamu pulang gih sama mas hayden biar aku sama josh yang jaga azka " ucap dania pada arvin dan juga hayden.

Awalnya hayden tidak mau tapi setelah sedikit di paksa azka , akhirnya hayden bersedia untuk pulang . Mereka juga merasa sedikit kasihan dengan hayden ia memaksa untuk melepas infus agar bisa menjaga azka

" kamu juga kak istirahat " joshua melihat dania kantong mata itu sangat tebal di bawa mata sangat terlihat dania kelelahan.

" disini aja , mau nemani azka " dania duduk di samping azka sambil menggenggam tangan anaknya itu

" mama pasti cape kalau kaya gitu "

" nggak , ini udah istirahat. Lihat azka dan ray aja mama udah nggak ngerasa cape "

HOPE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang