1. Prolog

755 33 0
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.

Assalamualaikum gyusss...
Aku wawa...
Iya..
Author Rafaizan, ini akun baru aku gyusss...
Hp yang ada akun Rafaizan hilang pas aku liat sholawatan, aku juga kaget kok bisa ya. Biasanya engga sampe hilang, mungkin karena Gus azmi, jadi kan rame terus akunya tledor.

Gyusss... aku minta kalian unpol akun yang dulu, kalo mau baca gapapa Silahkan
.

.
.
.

-Entah mengapa jika bersama dia bawaanya ingin selalu marah- Altamaira Kamalini Madhumati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Entah mengapa jika bersama dia bawaanya ingin selalu marah-
Altamaira Kamalini Madhumati

.
.
.


Jeeesss......

Ban mobil yang mengembung kini menjadi tepos, seorang gadis membersihkan kedua tangannya seolah-olah ada debu yang menempel. Seraya berkacak pinggang gadis itu tersenyum senang.

“Beres!, Rasain tu, salah sendiri kemarin nabrak gue pake mobil rese ini!”

“ALTAMAIRA! Ngapain lo!”

Gadis yang namanya di sebut itu seketika mematung di tempat, “lo kempesin ban mobil gue?”

Altamaira hanya mengangguk lucu, “Dasar pendek! Lo gila apa gila sih!”

Altamaira menatap tajam gadis yang tingginya sama dengan dirinya “Heh! Sharna, lo kalo ngomong minimal ngaca! NGACA!”

“Stttt.... udah diem, bisa gak sih kita itu gausah ribut. Bentar lagi kita mau lulus, kenapa kita ga baikan aja” Sharna mengulurkan tangannya berniat untuk menyalami Altamaira, akan tetapi gadis berambut setengah pinggang itu menepis tangan Sharna.

“OGAH!”

Altamaira menghentakkan kakinya ketanah dan berlari kecil menuju kantin, ia tak memikirkan bagaimana nasib Sharna. Yang ada di pikirannya sekarang adalah makan dan menghilangkan rasa kesalnya di jam ini.

Kira-kira begitulah percekcokkan antara Sharna dan Altamaira, mereka sama-sama kelas dua belas tinggal menghitung hari mereka akan lulus. Dua gadis pendek dan lucu itu selalu bertengkar layaknya kucing dan tikus.

********

“Assalamualaikum bunda. Altamaira, pulang nihhh!” Altamaira mengambrukkan badanya di sofa tanpa ada niatan mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

“YA ALLAH!, anak bunda yang lucu. Ganti dulu dong nak pakaian kamu!” kebiasaan bunda Sania adalah meneriaki anaknya yang selalu membantah ucapan sang bunda.

“bundaaaaa... capek!” ucapnya manja, sang bunda pun meletakkan tangannya seperti model membuat Altamaira membolakan matanya.

“I-iyya, iyya bunda. Altamaira bakal ganti baju kok, jangan marah yaaa” gadis kecil itu berlari menuju tangga yang menghubungkan kamarnya.

Altamaira Where stories live. Discover now