14. kesamaan seseorang

138 11 1
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
Hiiiiii, maaf yaaa lama ngilang
Hehehehee
.
.
.
-hidup itu sama, hanya waktu dan orang saja yang menjadi pembeda-
Dari author
.
.
.

-hidup itu sama, hanya waktu dan orang saja yang menjadi pembeda- Dari author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
Happy reading_______

Ustadzah Nila bertugas untuk membersihkan ndalem hari ini, jika biasanya beliau sangat bersemangat untuk membersihkan ndalem maka tidak untuk saat ini. Perempuan tinggi putih itu menatap foto pernikahan kekasihnya dengan orang lain, hatinya belum ikhlas sampai saat ini.

Nahla mendapati ustadzah tersebut tak bergeming sedikit pun dari tempatnya, gadis dengan pakaian serba hitam itu pun berjalan dan menyentuh pundak ustadzah Nila.

Ustadzah Nila kaget, kemudian kepalanya menunduk, “Ngapuntene mbak” (Maaf mbak)

Nahla tersenyum tipis dan mengangguk, “gapapa, ustadzah sehat toh?” ustadzah tersebut mengangguk dan tersenyum.

“Nahla, ayok!”

Pandangan kedua insan itu mendarat sempurna kepada Altamaira yang menenteng tas kecil, wajah ustadzah Nila yang semula tersenyum manis kini menjadi sinis.

Nahla mengangguk dan menatap ustadzah Nila, kedua alisnya mengkerut. Gadis itu berdehem hingga membuat wajah ustadzah Nila menjadi manis lagi,

“Ustadzah, saya tinggal ya”

Ustadzah Nila pun mengangguk dan membungkukkan badan, “inggih mbak, monggo” (Iya mbak, silakan)

“Assalamualaikum”

“Waalaikummussalam”

Tak berselang lama, hilangnya dua gadis cantik itu muncullah dua orang lelaki dengan postur tubuh tinggi tegap yang muncul dari balik tembok.

Ustadzah Nila pun menundukkan kepalanya dalam, kedua lelaki itu melewati ustadzah Nila tanpa melihat sedikit pun. Alby berhenti saat melewati ustadzah Nila, lelaki tersebut berbalik badan dan menatap bawah.

“Apakah istri saya sudah berangkat ustadzah?”

Deg!

Ustadzah Nila serasa di hujani dengan berbatuan besar yang menghantam hati kecilnya, tanpa membalikkan badan ustadzah Nila mengangguk.

“Iya, baru berangkat pak”

*********

Di sepanjang perjalanan hati Nahla masih bertanya-tanya dengan ekspresi wajah ustadzah Nila yang sinis ketika menatap iparnya. Dengan keberanian yang belum terkumpul Nahla pun menghadap ke arah Altamaira yang sedang berjalan dengan menunduk.

“Mbak!”

Altamaira menatapnya sebentar, lalu fokus dengan jalan yang di depan, “ada apa?”

“em, boleh tanya?”

Altamaira Where stories live. Discover now