mila marah besar

2 1 0
                                    

ingin rasanya mila menampar siska

"jaga ucapanmu siska, aku punya bukti ini"

mila terlihat begitu emosi

"aku akan tunjukin kesemua orang, aku juga gak mau seperti ini karna ucapan yang kamu tambah-tambahin nama aku jadi jelek"

mila menunjukkan kertas visum, sedangkan siska dan yang lain terdiam, semua mahasiswa di kumpulkan di lapangan, mila terbukti masih suci, ia membersihkan nama baiknya.
semua mahasiswa dan dosen percaya, akhirnya nama mila kembali baik, siska jadi malu, kini ia di jelek tukang bohong dengan temen-temen sekampusnya

"huuuu dasar mulut ember tukang nambah-nambah cerita" ucap yang lain pada siska

kini jadi siska yang berbalik di ejek.

"uda mil mending laporin aja ke kantor polisi biar dia tau, karna dia uda merusak nama baik kamu!" ucap salah satu mahasiswa di sana pada mila

"udalah gak usah, aku juga gak mau memperpanjang masalah ini, intinya kalian semua uda tau, jadi stop berfikiran buruk tentang aku, aku cuma mau ngejalin hidup ini dengan tenang" ucap mila

arfi menanti-nanti kabar mila, namun mila tak juga memberi kabar mengenai dirinya, arfi juga sudah tau kalau masalah mila di kampus sudah selesai

"berarti dia emang ga butuh aku, yaudalah"

arfi merasa sangat galau, ia juga tak berani mengubungi mila lebih dulu, ia hanya berharap mila menghubungi dirinya.

"ma kayaknya beberapa hari ini aku bakal di medan deh"

"kenapa gitu nak?"

"gak apa-apa ma, oh ya boleh gak ma aku suruh orang gantiin aku sementara waktu di sini"

"maksudnya kamu apa?"

"aku ngambil tugas di medan aja ma, biar di sini ada yang urus"

"gak bisa gitu fi, papa kamu uda berpesan sama kamu, harus kamu yang jalankan perusahaan ini"

"iya ma, aku cuma butuh waktu sementara aja"

"kamu kenapa lagi, pasti galau lagi kan?"

"aku gak tau harus apa ma, rasanya aku gak punya semangat gini"

"gimana kamu sama mila?"

"kayaknya hubungan kami uda berakhir ma"

"kenapa fi?"

"ya karna kesalahan pahaman kemarin ma"

"yang sabar fi, kalau kalian ada maslaah ada baiknya bicara empat mata, kunci dalam hubungan itu ya saling komunikasi fi"

"ya gimana ma, mila uda berfikir buruk sama aku, emang aku yang salah gak seharusnya aku cerita itu"

"nak kalau kamu cinta harusnya kamu perjuangin, wanita emang gitu banyak gengsinya"

"iya ma"

di sisi lain mila merasa sedikit legah karna masalahnya sudah selesai, di sisi lain ia juga sedih keingat arfi

"kok dia gak pernah ngubungin aku lagi ya, kemarin katanya dia mau ngelamar aku, apa dia uda berubah fikiran"

mila mencoba mengecek-ngecek ponselnya

"yaudalah biarin aja"

kemudian mila tertidur,
tak terasa tingal hitungan bulan lagi mila Wishuda.

"maa bentar lagi aku Wishuda"

"Alhamdulillah nak, mama senang sekali"

"mudah-mudahan setelah ini aku dapat kerjaan lebih baik ya ma, doain aku biar aku bisa ngumpulin uang buat berobat mama"

"makasih ya sayang, tapi suatu saat nanti kalau kamu punya uang di simpan aja nak, mama uda gak akan bisa jalan lagi sayang uangnya terbuang sia-sia nanti"

"aju gak peduli seberapa uang yang akan aku habisin buat mama, yang penting mama sehat uda itu aja"

mama mila terharu mendengar uacapan mila.
keesokan harinya mila kaget melihat kedatangan arfi di cafe, mereka berdua saling menatap namun tak saling menyapa

"kenapa ya mila jadi dingin gini sama aku, padahal masalah dia uda selesai" ucap arfi dalam hati

"kak, kamu kenapa gak mau negur aku apa kamu benci sama aku, aku tau aku sudah salah paham samamu waktu itu" ucap mila juga dalam hati sambil menatap arfi dari kejauhan

kemudian mila melangkah pergi menjauh sambil mengangkat minuman untuk orang.

"aduuh...kalau mau ngasih minuman lihat-lihat dong! kan jadi tumpah"

salah satu pengunjung cafe kelihatan marah karna mila tak konsentrasi mengatar minuman hingga tumpah

"maaf-maaf mba, saya ganti ya"

"uda gak usah!"

arfi melihat mila dari jauh, tak tega rasanya melihat orang yang ia cintai di perlakukan kayak gitu, namun ia juga tak bisa berbuat apa-apa

"kring...kring..."

tiba-tiba andri menelpon arfi

"halo"

"halo fi, kamu di mana?"

"aku lagi di luar, ada apa?"

"ada yang mau aku bicarakan"

"di sini aja"

"gak bisa ketemu fi, soalnya ini penting"

"yauda bisa, dimana?"

"kamu di mana?"

"di cafe, bentar lagi balik"

"aku kerumah kamu ya"

"yauda"

arfipun pergi pulang, ia kembali kerumahnya untuk menemui andri.

"fi kamu sudah sampek?"

arfi melihat andri bersama siska

"ada apa ndri, ngapain kamu bawa siska kesini?" ucap arfi menatap kesal ke siska

siska kemudian bicara

"kak maafin aku kak, aku uda buat cerita yang gak bener, karna aku mila jadi malu dan karena itu kak ardi dan kakak andri jadi berantem juga"

"yauda lah sis, semua uda berlalu lagian masalah mila juga uda selesai di kampus jangan kamu ulangin lagi hal kayak gitu"

"iya kak aku janji"

"kamu uda minta maaf sama mila belum?" tanya arfi

"besok rencana aku akan minta maaf ke mila"

"yauda sis"

keesokan harinya siska berencana minta maaf ke mila di kampus

"si mila kok belum datang juga ya, biasa dia yang paling cepat"

siska menunggu namun mila tak juga datang.

"eh kamu liat mila gak?"

"gada sis"

"hm yauda deh"

kurang lebih 30 menit siska tak juga melihat kedatangan mila.

"kamu ngapain si si, kok kayak gelisah gitu" ucap salah satu teman kampus mereka

"gak apa-apa iren"

"yakin?"

"iya ,oh ya kamu ada liat mila gak?"

"dia tadi izin"

"izin kemana?"

"kamu belum tau?"

Dating online Where stories live. Discover now