Chap.2 Life

515 98 43
                                    

⚠️Trigger Warning!!! Little Harsh Word

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Trigger Warning!!! Little Harsh Word.

***

“Arghhh!!!”

Wang Yibo terbangun dalam keadaan terkejut. Duduk di tengah ranjang dengan napas terengah-engah bak baru saja lari maraton. Peluh seukuran biji jagung menghiasi dahi, meluncur lembut melewati pipi dan berakhir di atas punggung tangan. Tanpa disadari pula, leher, dada dan baju yang dikenakan Wang Yibo telah basah oleh keringatnya sendiri.

Dengan raut bingung dan panik, ia menoleh ke sana-kemari. Memastikan di mana dirinya sekarang, di surga atau di neraka? Tetapi mengingat kelakuan buruk yang ia lakukan selama ini, Wang Yibo berpikir masuk surga adalah hal yang mustahil.

Namun, maniknya seketika membulat saat menyadari ini masih di ruangannya, kamar yang biasa ia tempati dengan desain, cat tembok dan perabotan yang masih sama. Ia kembali mengedarkan pandangan, melihat sekeliling dengan cermat dan mendapati fakta bahwa semua ini terlalu nyata.

Bukankah seharusnya ia berada di dunia setelah kematian? Kenapa ia masih di dalam kamar?

Banyak pertanyaan yang seketika mencuat. Namun, hingga menit berlalu Wang Yibo masih dilanda kebingungan tanpa tahu apa-apa.

Sekali lagi, Wang Yibo melihat sekeliling. Menatap sebuah bingkai berukuran besar yang berisi fotonya ketika memenangkan sebuah pertandingan untuk pertama kalinya, sebelum beralih ke barisan trofi yang ditata sedemikian rupa dalam almari kaca.

Ia kemudian mengecek seluruh tubuh, dari kepala hingga kaki dan kembali bertanya-tanya dalam hati. Aneh, kenapa tidak ada luka sedikit pun? Sebenarnya apa yang terjadi di sini.

Wang Yibo menyibak selimut, menurunkan kaki menapak pada permukaan lantai yang dingin dan terdiam sejenak. Ia mencoba memproses kejadian ini, sebelum memutuskan untuk bangkit, lalu berjalan ke luar kamar.

Begitu membuka pintu, hal pertama yang dilihatnya adalah Wu Jing. Pria paruh baya itu berdiri di depan minibar dengan segelas minuman beralkohol di hadapannya dan beberapa berkas di atas meja. Wang Yibo terkejut bukan main, kedua maniknya melebar seolah tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.

Seminggu yang lalu bukankah Wu Jing sudah mengundurkan diri dan meninggalkannya? Kenapa sekarang ada di sini?

“Oh! Yibo, kau sudah bangun?”

“Ge?”

“Huh?”

“Kenapa kau ada di sini?” Wang Yibo berdiri di ambang pintu dan bertanya dengan raut bingung.

Wu Jing mengernyitkan dahi, menatap Wang Yibo dengan aneh lalu menjawab, “Apa maksudmu? Kalau aku tidak di sini siapa yang akan mengurus jadwal-jadwalmu. Oh! Ya, besok kau ada syuting advertisement untuk produk minuman energi. Jangan lupa itu.”

RELIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang