• meet he

1.5K 98 2
                                    

"Haechan-ie?"

Sebuah kepala menyembul di balik sekat ruangan. Haechan yang mendapat panggilan lantas menolehkan pandangan.

"Iya?" balasnya juga dengan menampilkan senyuman ramah.

"Begini... ada pesan masuk di email meminta guru les privat untuk malam hari. Sedangkan yang lain sudah mendapat jatahnya masing masing, tersisa dirimu Haechan. Apa kau bisa?"

Haechan yang mendengar penjelasan singkat dari rekannya langsung menampilkan senyuman yang lebih lebar "Benarkah?! aku bisa!!"

"Jam berapa sampai jam berapa Renjun?" lanjut nya.

Huang Renjun. Pemuda yang di panggil Renjun itu langsung mengecek kembali email yang di kirim "Dari jam 7 sampai... 10 malam. Tapi tertulis di sini bahwa jika anak yang di ajar meminta untuk selesai maka les juga berakhir. Dilakukan setiap senin sampai sabtu"

Haechan mengerutkan keningnya. Jam yang biasa untuk anak sekolah tidur justru di gunakan untuk les? lalu hari sabtu yang biasanya libur justru belajar juga? pasti anak itu terlampau pintar. Batinnya.

"Berarti tidak tentu jam 10 kan selesainya? jika mulai tetap jam 7 malam?"

Renjun mengangguk "Benar, oke... kau menerimanya kan?"

"Tentu saja!"

Perbincangan singkat itu berakhir. Haechan mulai mengatur jadwalnya kembali di waktu malam. Ia harus pintar membagi waktu sebab dulu ia pernah kecolongan. Jam les tergantung pada siapa dan mendapat di waktu apa. Ia mendapat di jam satu sampai tiga, lalu jam tiga itu sampai lima petang.

Namun entah bagaimana orang tua di waktu pertama mengajak mengobrol dirinya hingga lupa waktu. Sampai waktu kedua ia di marahi habis habisan oleh orang tua yang lain karena keterlambatan dalam membimbing.

Kini ia mendapat di jam 7 malam. Haechan pikir dari jam 5 sampai 7 memiliki jeda waktu yang banyak. Semoga saja Haechan justru tidak ketiduran di antara jam itu.

Renjun mengirimkan pesan bahwa Haechan bisa mulai tutor mengajar pada besok hari. Haechan harus mempersiapkan diri untuk memberikan kesan pertama yang baik. Lantas setelah selesai pada jam 5 itu, Haechan mampir untuk membeli beberapa makanan.

Haechan membaca detail anak itu. Entah kenapa kali ini lebih rinci di bagian sikap dari pada yang lain.

Nama : Park Jisung
Usia : 17 tahun
           Sekolah menengah akhir
Alamat rumah : bla bla
Note : Memiliki sifat yang di atas rata rata, Kadang temperamental namun bisa menjaga ucapan, Sedikit jail, bla bla bla.

Tepat jam 7 malam Haechan berdiri di sebuah rumah yang begitu megah. Haechan sampai harus mengecek berulang kali dan menanyakan pada satpam yang berjaga sebab tak yakin jika rumah itu adalah tujuan yang sebenarnya.

Bukannya tidak ada yang menyewa tutor bagi orang kaya. Tapi hanya saja Haechan jarang mendapat yang seperti ini. Wajar saja.

Ting tong~

Haechan mendengar suara langkah yang mendekati pintu, lantas menjaga jarak kembali dan sedikit merapikan Hoodie nya.

Klek

"Oh anda yang akan menjadi guru tutor anak saya?" ucap wanita berumur di depannya.

"Iya ibu, nama saya Lee Haechan" Haechan tersenyum ramah.

"Kalau begitu silahkan masuk, saya akan panggilkan putra saya dulu"

Haechan mengangguk. Mengikuti si pemilik rumah untuk ke ruangan yang Haechan tebak itu adalah ruang tamu.

Ia di persilahkan untuk duduk. Tentu Haechan tak menolak. Sembari menunggu, pandangan pemuda itu menatap rinci rumah bak istana di hadapannya. Setiap ukiran di setiap dingin membuat Haechan terus mengucapkan kalimat memuji.

Night Fireflies (jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang