4 1 °

109 71 61
                                    

warning ya geisseu, chapter ini dipenuhi dengan kata kata kasar dan makian.

dan dari chapter ini, dan chapter selanjutnya aku akan nulis langsung 2000 kata atau lebih, untuk mempercepat ending.

~so, happy reading!!

Selama perjalanan menuju rumah Jovan, ketiga pria dewasa itu hanya terdiam tanpa mengeluarkan sedikitpun suaranya. Marcel yang sedang fokus menyetir mobilnya, bersamaan dengan Fenzo dan Adrian yang hanya terdiam menatap kearah jalanan.

Namun, tiba tiba handphone Fenzo berdering ditengah tengah kesunyian yang sedang menyelimuti suasana didalam mobil. Tampaknya ada karyawan Fenzo, yang sedang berusaha menghubungi dirinya.

Fenzo pun mengangkatnya. Ia mengerti alasan apa yang membuat karyawannya itu menelfonnya saat ini. Apalagi belum ada sejarahnya karyawan kantor selain Jovan sekretarisnya, yang berani menghubungi Fenzo jika tidak ada hal yang mendesaknya untuk menghubungi Fenzo secara langsung.

"Iya, Haikal?" ucap Fenzo setelah mengangkat panggilannya.

"Maaf pak Fenzo, karna saya telah menghubungi bapak. Tapi saya ingin bertanya, apakah pak Fenzo saat ini tidak pergi ke kantor dan ke persemayaman mas Boby?"

"Karna sudah banyak orang yang sudah menunggu kehadiran pak Fenzo sebagai direktur utama perusahaan"

"Maaf Haikal sebelumnya saya harus memberitahu informasi yang sangat mendadak ini. Sebenarnya saya sudah siap untuk pergi ke kantor. Namun, tiba tiba saya ada masalah yang penting, dan harus saya selesaikan sekarang juga"

"Jadii, bolehkah saya minta bantuan kamu?"

"Tentu saja pak"

"Tolong sampaikan perminta maafan saya kepada karyawan lainnya, dan sampaikan juga kepada keluarga Boby karna saya tidak bisa datang"

"Sekretaris bapak, pak Jovan juga tidak datang saat ini pak? Biasanya kalau pak Fenzo ada suatu urusan, beliau yang menggantikan" ucapan Haikal, karyawannya itu membuat kedua mata Fenzo melirik Marcel yang sedang mengendarai mobil disampingnya.

"Benar. Kali ini Jovan tidak datang, dan tidak ada yang akan menggantikan saya" ucap Fenzo yang membuat Marcel ikut melirik kearahnya.

"Baiklah kalau begitu pak, saya akan sampaikan kepada keluarga mas Boby, dan karyawan lainnya"

"Terimakasih Haikal" ucap Fenzo sebelum mematikan telfonnya.

Tak lama dari Fenzo menutup telfonnya itu, Adrian tiba tiba mengeluarkan suaranya untuk bertanya sesuatu.

"Kalo gue boleh tau, karyawan lu ada yang meninggal?" tanya Adrian dari belakang.

"Iya, dia ngalamin kecelakaan dan kejadiannya baru tadi malem" ujar Fenzo menjelaskan dengan singkat.

"Menurut lu, kejadian karyawan lu yang meninggal ini ada hubungannya sama Jovan ngga?" pertanyaan Adrian barusan membuat Marcel dengan cepat menelan salivanya, karna merasa terpojokkan.

Bagaimana Marcel tidak terpojokkan, karna memang dirinya lah, yang memiliki terkaitan dengan Boby. Marcel juga yang paling mengetahui segala perbuatan keji Jovan.

Walaupun memang Marcel tidak pernah ikut turut campur dengan segala perbuatan keji Jovan itu, tetap saja jika Marcel saat ini memberitahu Fenzo dan Adrian kebenarannya dengan sejujur jujurnya, hal ini juga akan membuat Marcel ikut terseret dengan kasus Jovan.

Apalagi memang pada dasarnya, Jovan dan Marcel memiliki tujuan yang sama. Tujuan yang menginginkan kehancuran dari kakak tirinya yang paling ia benci, yakni Fenzo.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Where stories live. Discover now