Chapter 3

8.4K 70 0
                                    

WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗

Cerita ini mengandung konten dewasa dan bahasa kasar, bijaklah dalam memilih bacaan yang sesuai usia ❗❗

Karena dosa di tanggung pembaca 🤪

Lope sekebon ❤︎

🥀🥀

"Akhh.. Mas!"

Marvin tidak sabar untuk menikmati tubuh istrinya yang seksi dan putih mulus, hingga ia menarik Diandra kedalam dekapannya cukup erat.

Diandra terkejut karena perlakuan Marvin yang tiba-tiba. Marvin memang laki-laki yang tidak sabaran jika sudah menginginkan sesuatu. Marvin tersenyum simpul setelah mengeluarkan benda kecil dari kantong celananya.

"Apa itu, Mas?" Tanya Diandra.

Bukannya menjawab, Marvin malah melahap bibir Diandra sensual, agar wanita tersebut tidak bisa bertanya lagi. Diandra mengalungkan tangannya di leher Marvin. Ciuman Marvin sangat manis.

"Empthhh..." Disela ciuman mereka terselip desahan Diandra, saat Marvin memasukkan benda kecil tadi kedalam liang hangatnya. Diandra merasakan benda kecil itu mulai bergetar. "Nghhh..." Diandra melepas ciuman Marvin, lalu bertanya, "Mas, shhtt... apa itu."

"Bagaimana, enak?" Tanya Marvin seraya menggoda.

"Mas, akhhh!!" Diandra semakin meracau, memejamkan matanya, saat benda tersebut bergetar semakin cepat, entah kenapa ada sensasi nikmat dari benda asing itu. "Mas, akhh.. shhtt, Mas." Diandra menutup mulutnya agar Denis, supir pribadi Marvin, tidak mendengarnya.

Yah, keduanya masih di dalam mobil. Untung saja Marvin menggunakan Limousine hitamnya, yang memiliki ruang dan jarak antar supir dan penumpang.

"Mas, tolong akhh!" Diandra merapatkan pahanya dan mendongakkan kepalanya, saat ia merasakan sesuatu ingin keluar. "Mas, aku ingin keluar arghhh.."

Marvin langsung mematikan getaran pada benda kecil tersebut, yang membuat Diandra menatapnya kecewa. Diandra mengatur napasnya yang terenggah-enggah karena Marvin.

"Kamu menyebalkan!" Diandra menatap kesal.

Marvin terkekeh. "Apa kau ingin bajumu basah dan di lihat banyak orang saat keluar?" Tanyanya, Diandra menggeleng. "Aku akan membuatmu keluar banyak nanti," selorohnya.

Marvin mengeluarkan benda kecil tersebut dari liang Diandra, lalu mencium benda laknat itu. "Harum surga dunia."

Ucapan Marvin membuat pipi Diandra merona seperti kepiting rebus. Diandra mengalihkan pandangan, menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Ada apa?" Marvin bertanya.

Diandra menggeleng. "Tidak!"

"Kau masih kesal?"

Diandra menggeleng lagi. "Tidak!"

Marvin mendesah. "Lalu apa pemandangan di luar lebih tampan dari ku?"

Diandra teringat akan ucapan Andra tadi pagi 'Apa komputer itu lebih tampan dari ku?' kedua laki-laki ini memang sangat menyebalkan menurut Diandra.

ISTRI BAYARAN-PEMUAS NAPSU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang