" Make me yours, Khai ", mata yang berwarna hazel itu ditatap dengan lama sambil tangan kanannya memeluk leher lelaki tersebut.
" Fine but once your mine, only I can kiss these beautiful lips of yours, my angel. "
___________________________________...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_________________________________________
HUFF...HUFF...HUFF...
Dadanya turun naik, cuba untuk mengatur nafasnya semula. Keringat peluh yang membasahi dahinya sedari tadi, dikesat dengan kasar.
Bebola mata ambernya mengerling di setiap sudut rumah agam itu.
Bulu romanya yang mula menaik, cuba untuk tidak dihiraukan. Suasana di rumah tersebut sangat sunyi dan semestinya terasa seperti auranya negatif.
" Ain.... "
Tidak menunggu masa, serta-merta kepalanya ditolehkan ke kanan dan kiri. Ingin mencari siapa gerangan yang memanggilnya sebentar tadi.
Mata ambernya meliar ke sekeliling ruang rumah agam itu.
DEG!
Ketika dirinya sibuk ingin mencari pemilik suara misteri tersebut, matanya tertancap pada gaun yang terletak elok di dalam sebuah kaca pameran.
Ain mengambil langkahnya ke gaun tersebut.
Kornea mata ambernya mula menilik pada gaun berwarna putih yang dihiasi dengan manik manik kecil yang berkilauan, jelas sekali mampu menarik perhatian orang ramai.
" Ain Arabella... ", tubuhnya yang terasa seperti dipeluk oleh satu susuk tubuh tegap dari belakang, membuatkan gadis tersebut menjadi kaku.
" You're mine......Per sempre sarà mio... "
Hembusan nafas lelaki misteri itu dapat dirasa di leher jinjangnya.
" I won't let you go.... Solo la morte può separarci... ", kata lelaki misteri tersebut sebelum merehatkan kepalanya dibahu Ain.
" Siapa...Siapa kau? "
Mata ambernya masih tidak dapat melihat refleksi wajah lelaki itu dikaca pameran gaun tersebut.
" Aku? I'm the guy that will willingly sacrifice the world for you, princess.... ", kedua-dua belah keningnya bertaut.
Tangan kecilnya cuba untuk melepaskan pelukan dari lelaki itu. Malangnya, pelukan tersebut semakin dieratkan, menyebabkan dirinya sukar untuk meloloskan diri.
" Lepaskan saya! "
Tangannya mula memukul lengan lelaki misteri tersebut. Berharap agar pelukan itu dilepaskan.
" Never! ", bahunya terhinjut perlahan apabila dirinya dijerkah oleh suara garau lelaki tersebut.
" Aku tunggu kau bertahun-tahun, aku biarkan kau lolos dari pandangan aku.....tapi kali ini, aku tak akan biarkan kau pergi dari aku, kau lari.....aku cari kau sampai ke lubang cacing, Ain... Kau milik aku, mi amore... "
