3- Membingungkan!

6K 304 2
                                    

Next chap...
.
.
.

Luna pun mengikuti mereka dan mendengar sedikit pembicaraan mereka

"Die, kita harus bicara"
"Mereka ngomongin apaan sih?, serius banget kayaknya"gumam Luna sambil terus memperhatikan dari balik tembok
"Diera tunggu"
"Lepasin tangan lo!"
"Eh itu kak Diera mau nangis apa marah?, matanya merah gitu"gumam Luna sambil memicingkan matanya
"Nggak, sebelum..."
"REGAN!!!"
"Ini sebenarnya ada apaan sih?, kok kak Regan langsung Ciut gitu di bentak kak Diera?, trus juga tatapan kak Regan itu kayak orang yang nyesel gitu, bingung gue. Pasti dulu mereka punya something nih. Ah udah ah, ngapain ngurusin mereka coba"ucap Luna lalu beranjak pergi

***

"Die, darimana lo?, kok mata lo merah?" Tanya Anya sambil memakan cemilannya

"Bawel banget sih lo!" Hardik Diera

"Tapi lo nggak habis nangis kan, Die?"tanya Lara

"Nggak"

"Yaiyalah, nggak mungkinkan seorang Diera nangis" ucap Xena, Diera hanya membuang muka malas

"Eh ada Rafa, lo semua tunggu sini ya, gue ke Rafa dulu" ucap Xena lalu beranjak menghampiri Rafa

"Heran gue, tu anak otaknya Rafa Mulu"ucap Anya sambil melihat Xena yang menghampiri Rafa

"Tapi gue heran Si Rafa tuh kayaknya acuh nggak acuh gitu sama Xena"ucap Lara

"Eh...ehhh liat deh" Heboh Anya, mau tak mau Lara dan Diera melihat kearah yang ditunjuk Anya

"Kok Rafa narik Xena kayak gitu sih?, mereka nggak ribut kan?" Tanya Lara

"Gue nggak tau, samperin yuk" ucap Anya lalu beranjak bersama LAra. Diera hanya diam

"Aduh, Rafa sakit. Lepasin dong kamu kasar banget sih sama aku?" Ucap xena

"Cukup ya, gue udah capek sama permainan gila lo ini. Gue bukan pacar lo, inget tuh"ucap Rafa sambil melepas cengkramannya

"Tapi kan kita udah dijodohin"rajuk Xena

"Itu karna lo ngaku-ngaku jadi pacar gue didepan nyokap gue"ucap Rafa

"Kamu kenapa sih?, apasih kurangnya aku?, aku kan cantik, modis, anak orang kaya. Masa kamu nggak tertarik sama sekali sih sama aku"

"Gue nggak tergiur sama harta orangtua lo"ucap Rafa Ketus

"Sayang"rengek Xena

"Stop! Panggil gue sayang, gue bukan pacar lo. Dan nggak ada lagi tuh yang namnya jodoh-jodohan" ucap Rafa lalu pergi meninggalkan Xena

"Rafa!!" Rengek Xena, namun Rafa tak menghiraukannya

"Xena, lo kenapa?" Tanya Anya

"Kalian berantem?" Tambahnya

"Kalian putus ya?" Tanya Lara

"Hikss... Rafa kamu kok tega banget sih?" Ucap Xena sambil terisak

"Oh cup...cup...cup...cup...cup jangan nangis lagi ya" ucap Anya sambil menarik Xena kepelukannya

Sementara Diera hanya memandang mereka malas...

"Lun, kok lo nggak nyusul gue ke perpus sih?" Ucap Nora kesal

"Em, sorry tadi gue langsung kesini soalnya sakit perut" dusta Luna

"Sorry, Nor. Gue nggak mungkin cerita sama lo tentang peristiwa mengejutkan yang gue liat hari ini"batin Luna

"Eh, bengong lagi lo. Lo kenapa?, lo sakit?, mau gue anter ke UKS?" Tawar Nora

"Nggak usah, gue gapapa kok"ucap Luna sambil tersenyum

"Kayaknya ada yang Luna sembunyiin deh"batin Nora curiga

***

"Sampai kapan kamu kayak gini, Die?, sampai kapan kamu ngejauh dan menutup diri dari aku?, aku sendiri bingung kamu marah sama aku karna masalah yang mana?!" Gumam Regan frustasi

Sementara itu dilain tempat...

"Gue bener-bener nggak kuat liat muka lo. Gue bener-bener benci liat muka lo. Lo bukan hanya melakukan 1 kesalahan tapi ada 2 kesalahan yang udah lo lakuin, rasanya ngomong sama lo tu percuma, cuma buat emosi gue dan bikin sakit kepala gue doang" geram Diera

Keesokan harinya entah mengapa, Luna merasa keadaan disekitar semakin menegang. Setelah ia mendengar pembicaraan antara Regan dan Diera membuat ia bertanya-tanya. Ada apa dengan mereka?. Ditambah lagi kabar yang berhembus antara Rafa dan Xena. Lelah memikirkan itu semua ia pun memutuskan untuk segera berangkat sekolah

"RAFA!!!"teriak seorang cewek,

Rafa mendengar ada yang memanggil namanya seperti mengenal suaranya itu sontak ia berusaha untuk mencari tempat sembunyi, namun saat ia berlari ia menabrak seseorang yang membuat mereka berdua terduduk di Lantai

"Rafa, tunggu!!!" Teriak cewek itu dari kejauhan

Rafa yang panik pun menarik wanita yang ia tabrak tadi untuk bersembunyi di ruang Laboraturium sambil membekap mulutnya

"Mmmmmmpppppphhhhhh"

"Ssttt, diem" bisik Rafa

"Ntar dia nemuin gue" sambungnya lagi masih berbisik

"Lho tadi perasaan dia kearah sini deh, tapi sekarang dia dimana?, atau dia diruang labor kali ya" ucap cewek itu dari depan Labor

Cewek itu mulai mendekati pintu Labor, Rafa mulai deg-degan karna takut ketahuan. Berulang kali ia menelan ludah begitupun dengan wanita yang dibekapnya. Tanpa mereka sadari Rafa merangkul bahu wanita itu sambil berharap suatu keajaiban

Cewek tadi mulai mendekat dan selangkah lagi ia menyentuh knop pintu laboraturium itu, knop pintu itu terputar Rafa dan wanita itu terbelalak sampai akhirnya

(Bersambung)

Kasian, gantung

Revenge [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang