Chapter 19

26.6K 1.9K 67
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌹

Pagi yang buta. Langit yang masih gelap dan angin yang menghembus sejuk dan dingin. Jalanan yang masih sepi belum di injak oleh para santri Abah ashrof untuk menjelajahi ilmu di tempat sekolah.

Langkah kaki yang pelan menginjak jalanan beraspal tsb. Kaki yang putih, mulus,dan mungil tengah melangkah menuju ke pesantren milik mertuanya.

Taparan wajahnya yang begitu berseri dan sejuk di pagi ini menambah kecantikan di parasnya. Kedua tangannya membawa sebuah berkas milik Gus Adnan, tepatnya mungkin milik pondok.

"Jihan!!!!" Panggil seorang gadis dengan suara ganasnya. Mata Jihan teralih ke sumber suara tsb. Bola matanya memutar malas ketika tau siapa yang memanggil dirinya.

"Kenapa? Kok manggil aku kaya marah-marah gitu?" Tanya Jihan pada gadis bernama Ghea itu sudah ada di hadapannya.

Ghea menyengir,lalu memeluk tubuh Jihan yang tingginya setara dengan tubuhnya. "Huaaa,gue kangen banget sama eloh. Masa udah berminggu-minggu gak ke pondok. Mentang-mentang udah tinggal di ndalem yah?" Katanya di sela pelukan tsb.

Jihan langsung melepas pelukan Ghea saat mendengar omong kosong gadis itu. "Apaan sih?,gue itu aslinya pengin ketemu sama kalian. Tapi yah---" nada suara Jihan merendah.

"Tapi yah kenapa?" Tanya Ghea.

"Sekali gue mau keluar buat nemuin kalian Gus Adnan ngajak ngaji+belajar. Giliran ada waktu luang,Gus Adnan ngizinin,ehh---" Jihan menghentikan ucapannya.

"Ehh apa?" Tanya Ghea kembali.

"Entah kenapa otak gue langsung lupa buat ketemu kalian" katanya seraya menyengir. Ghea berdecak. "Ckk"

"Yaudah ayo ke kamar 13. Main ke kamar" ajak Ghea seraya merangkul lengan Jihan.

"Ih nanti aja. Jam segini bukannya lagi pada tidur yah?" Tanya Jihan.

"Lagi pada gak. Soalnya aku janji sama mereka pagi ini aku harus bawa kamu ke kamar" ucapnya.

"Yaudah nanti abis aku ngasih berkas ini ke kantor pesantren" kata Jihan.

"Ah,lama gak?"

"Gak kok. Bentaran"

"Aku ikutlah,gua kan bodyguard eluh nyonya Jihan Dzulfiqar" ucap Ghea dengan nada yang sengaja ia buat semanis mungkin.

"Yaudah ayo"

****

"Ini mbak berkas yang Gus Adnan kasih. Berkas kelas Aaliyah yang taun kini mengikuti kelulusan" kata Jihan pada seorang wanita dengan Khimar panjangnya.

"Matur nuwun,Ning. Repot banget, harusnya yang lain aja yang nganterin berkasnya" kata mba Anna tak enak.

"Gpp mbak. Niatnya sih Gus Adnan mau ngasih berkas ini lewat anak kelasnya,tapi berhubung saya gak ngapa-ngapain juga bosen yaudah saya yang nganter berkas ini. Sekalian cari angin bersih" jelas Jihan sambil tersenyum.

Ana Uhibbuki Fillah, Zaujati [End+ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang