DN 2 - MENYAMPAIKAN

224 13 0
                                    

YUHUUU...
DN KEMBALI!

HAPPY READING YA GUYS 💗

.
.
.

Setelah pertemuan keluarga besar mereka sekaligus tasyakuran atas kelulusan Najla. Kini mereka tengah berkumpul di ruang tengah rumah Surya. Dhaniar juga telah kembali dari mengantarkan kedua orang tuanya.

Dengan suguhan berbagai jenis kue dan keripik, si kembar itu duduk berdampingan sembari menikmati jajanan olahan sang nenek.

"Najmi."

"Dalem Uti?"

"Sudah ada calonnya belum?" Refleknya Najmi langsung tersedak bumbu keripik singkong pedas. Najla yang melihat itu segera mengambilkan segelas air putih untuknya.

"Makanya hati-hati!" Sindirnya.

Najmi lalu beralih menatap neneknya. "Em... Najmi belum ada calon Nek, tapi kayaknya adik udah punya."

Najla melotot di tempat lalu memukul lengan kakaknya. "Bohong Uti."

"Uti kan sudah berumur, pengen rasanya lihat kalian menikah." Keduanya saling menatap. "Mungkin Mas Najmi duluan nek, Mas Najmi kan sudah bekerja." Desi lalu menatap Najmi penuh harap.

Dalam hati kecilnya, Najmi ingin sekali mencubit pinggang adiknya itu. "Emm... insyaallah secepatnya Najmi akan kenalkan seseorang dengan Uti." Desi langsung sumringah. "Jangan lama-lama, Uti sudah tua." Najmi mengacungkan kedua ibu jarinya.

***

Cahaya dari lampu kecil menerangi kamar Najla, ia  duduk di tepian ranjang sedikit was-was mengingat di kamar ini terdapat cermin besar yang membuatnya takut. Menarik napas pelan sembari mendengarkan rintik hujan yang mulai deras.

Laptopnya masih menyala, ada beberapa hal yang perlu ia kerjakan sekarang. Ditemani secangkir kopi  Najla berniat untuk begadang malam ini. Ketukan pintu terdengar, ia mulai mawas. Seingatnya semua anggota keluarganya sudah terlelap, lalu siapa yang mengetuk pintu.

Ketukan pintu kembali terdengar, kali ini dengan suara tambahan. "Dik... ini mas, kamu belum tidur kan?"

"Masuk aja mas, sekalian pencet saklar yang di sebelah pintu." Najmi menurut dan masuk ke kamar adiknya.

"Lusa mas akan ke Magelang."

"Mau ngapain?"

"Tugas lah, apalagi?" Ujar Najmi lalu duduk di dekat adiknya. "Sama nemuin bukle Maira."

"Kirain mau cari kakak ipar untukku."

"Mas beneran belum ada calon Najla. Kamu saja yang duluan."

"Gak, enak aja. Najla baru juga lulus masih mau cari kerjaan."

"Mau kerja di tempat mas?" Najla menatap Najmi sedikit curiga.

"Kerja apa?"

"Tukang pel."

BUGH

Najla memukul lengan Najmi lengkap dengan netranya yang melotot. "Mas tuh, rasain!"

Najmi sedikit meringis. "Nanti mas naik kereta api." Ujarnya ria.

"Halah, ketimbang naik kereta api doang, nanti Najla bisa naik sendiri!" Memang mereka belum pernah sama sekali menaiki transportasi umum yang satu itu, kereta api. Mengingat di Kalimantan Selatan sejauh ini belum ada realisasi akan wacana  tersebut.

DOUBLE NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang