GRAVITASI BUMI 36

57 6 0
                                    

Selamat Membaca❤️ 
36. Bukan saudara, Tapi adalah gadisnya!

Keadaan didalam kamar Bumi kini sangat sepi bagai tak ada penghuni. Cowok itu hanya menghabiskan waktu dikamar sejak pulang dari rumah sakit kemaren.

Sebenarnya Bumi belum diperbolehkan untuk pulang. Dokter Erika masih menyarankan cowok keras kepala itu untuk masih di rawat di rumah sakit karna kondisinya belum terlalu pulih.

"Bosan" lirihnya.

Sangat membosankan sekali berada dalam kamar ini. Hanya bisa rebahan dan bermain game di ponselnya. Tidak ada anggota Aerglo disini, Rasanya sangat tidak menyenangkan.

Decitan pintu terdengar pelan, Menandakan ada seseorang  yang masuk ke dalam kamarnya. Dan benar saja Auris datang membawakan segelas air putih di tangannya.

"Gimana keadaannya? Udah baikan?" Tanya Auris memastikan.

Bumi mengangguk singkat "Bun, Boleh nanya?

Auris mengerutkan keningnya heran. Sepenting apakah pertanyaan Bumi sampai harus meminta izin padanya dulu.

"Nanya apa, Hm?"

Bumi mengambil ponselnya dan membuka galerinya menampakkan foto dua orang bayi yang berbeda jenis kelamin. "Ini siapa, Bun?" Tanya Bumi menyerahkan ponselnya ke tangan Auris.

Auris tersenyum melihat foto kedua bayi itu "Kamu beneran nggak tau ini siapa?" Bukannya menjawab pertanyaan sang anak, Auris malah balik bertanya kepada Bumi.

Bumi menggeleng "Nggak kenal bun, Makanya aku nanya bunda"

"Bunda kasih tau, Tapi jangan kaget ya?" Pungkas Auris yang dibalas Bumi dengan anggukan.

Hal apa yang membuat Bumi terkejut? Ini hanya foto, Bukan bom yang akan membuat Bumi kaget.

"Coba tebak lagi deh, Ini siapa. Kamu kenal dia kok. Kemaren kamu baru aja bareng sama dia. Masa nggak tau sih"

"Semesta?" Tanya Bumi dengan asal ceplos. Ayolah, Bayi yang satu itu perempuan!

"Aquila?"

"No. Lagi?" Auris tak mampu lagi menahan senyumnya. Gimana kira-kira jika Bumi tahu siapa gadis itu. Apakah ia akan senang dengan menampilkan raut wajah yang sumringah, atau malah sebaliknya?

"Venus?"

"Duh, Nggak. Bunda kasih tau ajalah" pasrah Auris yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

"Cepetan, Bun. Siapa? Aku sebenarnya anak satu-satunya atau apa sih? Atau jangan-jangan aku punya kembaran?" Tanya Bumi yang tak henti-hentinya bertanya.

"Bayi perempuan yang ada di foto ini" belum selesai Auris melanjutkan ucapannya dengan tiba-tiba saja kakek dan nenek Bumi datang. Untuk apa lagi kalau bukan untuk menjenguk cucunya yang sudah satu bulan lebih tidak dapat melihat wajah cucu mereka, Dikarenakan mereka yang berada di luar negeri tentunya.

Bumi dan Auris menoleh ke arah pintu yang sudah menampilkan sosok dua orang paruh baya yang masih terlihat segar bugar.

"Ya ampun, Cucuku. Maafin Oma yang baru bisa jenguk kamu sekarang" ucap Athena yang langsung menghambur memeluk Bumi.

"Gapapa, Oma" Bumi membalas pelukan Athena. Kangen sekali kepada Oma Athena.

"Gimana keadaannya boy?" Tanya Dikara kepada Bumi.

"Alhamdulillah, Udah baikan Opa. Mungkin Lusa udah bisa berangkat sekolah" jawab Bumi.

Dika menggelengkan kepalanya "No. Kalo kata Opa lebih baik kamu berangkat sekolah seminggu atau lebih lah, Tunggu bener-bener pulih dulu" Kata Dika membuat Bumi melototkan matanya, Apa katanya? Seminggu atau lebih? Yang benar saja!

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now