3. Kelam

18 3 0
                                    

Dokter Juna berjalan terburu-buru menuju ruang operasi. Hari ini, dia mendapat panggilan mendadak karena seorang pasien anak menginap gagal hinjal kritis dan butuh penanganan segera. Namun di depan pintu ruang operasi, jalannya telah dicegat oleh pria dengan pandangan sinis.

"Kenapa Anda lama sekali? Tahukah Anda nyawa putraku dalam bahaya? Mana tanggung jawab Anda?" ungkap pria yang ternyata ayah dari pasien.

"Maaf, Pak. Saya tadi sedang berada di luar rumah sakit, tapi saya berusaha datang secepat mungkin setelah ditelepon. Sekarang, Bapak tenang dulu, biarkan saya akan menjalankan tugas," jawab dokter itu ramah.

Lily yang memandang 2 pria dihadapannya sempat terdiam dan merasa iba kepada sang ayah pasien.

Namun Lily tak mengerti. Dia tak habis pikir kenapa dokter Juna itu begitu santai sementara dirinya begitu khawatir dengan kondisi pasien. Hal ini membuat pria tersebut sangat marah dan merasa tak dihargai.

"Tenang? Bagaimana jika yang ada di dalam sana adalah anak atau saudara Anda? Bagaimana jika dia mati karena tak segera ditangani?" lanjut pria tersebut marah.

Dengan gaya yang masih santai, Dokter Juna buru-buru masuk ruangan, dan segera menjalankan tugasnya.

Sedangkan Lily belum bisa melakukan kemampuannya di ruang operasi,dia hanya perawat sementara dan tidak berwenang ada di dalam.






......






Dokter Juna beserta perawat lainnya baru keluar beberapa jam kemudian, dan menunjukkan wajah berseri-seri.

"Syukurlah, anak Anda selamat. Kalau ada pertanyaan, silakan bertanya pada perawat ya," ungkap dokter tersebut, lalu berlalu.

Sikap Dokter itu membuat ayah pasien semakin bingung. Dia tak habis pikir kenapa Dokter itu begitu sombong sehingga menolak bicara pada pria yang hampir dikecewakannya. Namun saat dia mengadukan rasa kecewanya pada perawat, jawaban yang diterima malah sangat mengejutkan.

"Bulan lalu adik Dokter meninggal akibat penyakit yang di deritanya sama dengan kondisi anak anda, maka dari itu Dokter sempat shock dan menyiapkan dirinya sebelum ke ruang operasi " jelas sang perawat ke ayah pasien dengan mata berkaca-kaca

Dokter Juna memang cuek dan kelihatan sombong tetapi dia masih memiliki hati nurani dan kekhawatiran ke pasien pasiennya.

Lily yang tengah mengambil dokumen di tempat administrasi melihat kedatangan sang dokter dari ruangan operasi.

"Dok,baga-"

Perawat yang menyusul Dokter Juna di belakangnya mengisyaratkan Lily bahwa jangan berbicara terhadap dokter.

Dokter Juna tidak mengubris sama sekali hanya fokus jalan, entah kemana arah dia pergi sekarang.

Lily merasa jika ada sesuatu yang dokter Juna sembunyikan, bagaimana mungkin dia keluar dari ruang operasi dengan wajah datar.

"Ada apa dengan dokter Juna?" Tanya Lily begitu penasaran

" Kau perawat baru bisa tidak jangan terlalu penasaran dengan hidup orang lain "

"Urusin saja hidupmu yang sangat terlihat kampungan. "

Lily bungkam baru pertama ini ada orang yang tidak menyukainya,dengan berucap spontan padahal dia hanya mempertanyakan kondisi anak yang tadi di operasi, tetapi orang itu malah mengjudge nya.
Bukan kah itu sudah termasuk bullying

Dia cukup bersabar kali ini, dia mengerti sekarang kenapa perawat itu mengatainya.

"Aku permisi" izinnya berlalu, walaupun Lily sakit hati mendengarnya dia harus konsisten dengan kerjanya , dia tetap menjaga keramahannya ke penghuni rumah sakit



Workmate - NCT DREAM Where stories live. Discover now