04

290 30 0
                                    


Zirhea✓

Zirhea tersenyum manis merasakan kecupan Galen di keningnya lalu segera keluar dari dalam mobil, pria itu terlambat latihan.

Celana jeans hitam membalut sepanjang kaki jenjangnya, turtleneck hitam beserta jaket baseball membalut tubuh atasnya, wajahnya berseri cantik di siang hari.

Sampai,

"Di mana Galen?" Tanya Xavier di depan pintu, di belakang pria itu sudah ada seseorang yang semalam hadir tanpa di undang.

"Latihan, Papa bukannya dia–"

"Dia akan menginap dua hari sebelum kembali ke New York," Sahut Xavier tampak terpaksa.

Althair tersenyum tipis melirik dengan penilaian pada penampilan Zirhea, lekukan tubuhnya tampak seksi dengan busana pas body, seksi meski apa yang ia kenakan bukan sesuatu yang terbuka.

"Baiklah, semoga kau betah, Uncle." Ucap Zirhea lalu segera melenggang pergi menuju kamarnya.

Zirhea harus istirahat.

Althair Galitzine begitu menggoyahkan iman.

Dia tampan dan memikat.

Kamar yang glamor dan cantik itu terasa tenang di pagi hari, tubuhnya jatuh di atas ranjang dengan senyum cantik, tangannya terulur ke atas menampilkan cincin pertunangannya dengan Galen.

Luar biasa.

Tapi, apa yang di cari seseorang bernama Althair itu?

Pamannya itu tampak memiliki sesuatu yang patut di curigai, dia terasa memiliki hal yang buruk, tapi apa?

"Maaf sayang, apa Papa mengganggu?" Xavier di sana memasuki kamar putrinya.

"Tidak, Papa masuklah," Balas Zirhea membangun kan tubuhnya dan duduk dengan benar.

"Kamu senang?" Tanya Xavier mengusap rambut Zirhea.

Wanita muda itu mengangguk dengan senyum.

"Sangat," Jawab Zirhea.

"Ada hal penting yang papa ingin bicarakan," Xavier tampak ragu saat ini.

"Papa dalam masalah? Rhea bisa bantu–"

"Papa harap kamu bisa jaga diri kamu, Althair dia bukan kerabat yang baik, jangan terlalu banyak berkomunikasi dengannya," Potong Xavier menasehati membuat Zirhea diam mengamati Pria yang selama ini membesarkannya.

"Hanya dua hari, Rhea juga sibuk di rumah sakit, kalau Papa terlalu khawatir Rhea bisa menginap di apartemen kakak," Zirhea tersenyum mengusap punggung tangan Xavier agar pria itu tenang.

"Papa selalu bangga sama kamu yang bisa cepat mengerti," Puji Xavier terhadap putrinya.

"Jangan terlambat ke bawah kita akan makan siang bersama," Ucap Xavier segera meninggalkan kamar putrinya.

Zirhea diam duduk menyilang kedua kaki jenjangnya, mata wanita itu tertuju tepat pada pintu kamarnya, ibu jarinya mengusap berulang bibir bawahnya.

Zirhea adalah putri yang penurut, malas ikut campur dengan masalah yang tidak ia ketahui, tapi yang satu ini justru menantang nyalinya yang gila.

Apa sebenarnya yang di cari Althair Galitzine itu?

Aura pria itu terkesan sangat kuat menarik perhatian meski dalam pertemuan singkat,

Ponsel Zirhea berdering membuat wanita itu berhenti dari lamunannya.


Zirhea

ZirheaWhere stories live. Discover now