𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 9.𝟶

128 26 1
                                    

Your Highness, before reading this legend. I hope you give me the award of a star or comment to encourage me to continue it.
.

.




.

.


James berjalan tergesa-gesa untuk menghampiri Giselle yang tengah menundukan kepalanya diatas meja, tak hanya sendiri. ia juga bersama para kakak dan sahabatnya. Saat James tiba, dia segera duduk di samping Giselle.

"Tumben sekali kau mau ke sini? Ada apa?' tanya Amber penasaran.

"Aku ada urusan dengan Giselle, ada hal penting yang harus dibicarakan." Kata nya.

"Giselle? Aku sarankan jangan berbicara dulu padanya. Dia tidak akan mengerti yang kau maksud!" saran Melinda.

James mengangkat kedua alisnya penasaran, Karin kemudian menunjuk James untuk melihat apa yang sedang Giselle lakukan dan ternyata gadis berambut hitam itu sedang tertidur pulas dengan air liur yang menetes.

"Astaga, kurasa hukuman dari Tuan Abevan membuatnya lelah." Kata Wendy sembari membantu mengelap air liur saudaranya itu.

Karin mengetuk meja untuk menyadarkan Giselle, memberitahu bahwa Tuan Abevan telah datang untuk mengajar kelas musik hari ini. Namun, Giselle kalau sudah tertidur dia seperti orang mati.

"Ayo semua kembali ke tempat duduk masing-masing! Kelas akan segera dimulai!" perintah Abevan. Semua orang langsung duduk di tempat mereka dan bersiap untuk memulai pelajaran musik. Tetapi, Abevan dapat melihat kalau Giselle menundukan kepalanya di atas meja.

Abevan mengambil Harpa nya lalu berjalan menuju bangku Giselle, dia kemudian memetik beberapa senar sekaligus yang menghasilkan nada tinggi yang membuat telinga sakit. Gadis itu terbangun secara tiba-tiba. Ada lingkaran hitam pada mata nya yang membuat ia terlihat seperti Panda.

Abevan tak menyangka bahwa menghukum Giselle bisa sampai seperti ini. "Wajahmu mengerikan sekali, cepat cuci muka sana!"

Giselle berdiri, ia menuruti perintah sang kepala sekolah dan pergi sebentar untuk cuci muka. Selepas itu kembali ke dalam kelas dengan wajah yang segar.

"Hari ini, kalian akan belajar alat musik yaitu Harpa. Lagu yang kita pelajari adalah 'Song of The Moon' aku tidak yakin apakah kalian pernah mendengar lagu ini atau tidak."

Karin mengangkat tangannya, tanda bahwa ia mengetahui perihal lagu ini. Dia kemudian menjelaskan perihal lagu tersebut yang mana merupakan lagu jalanan yang biasa dinyanyikan oleh anak kecil di Cheteenblu.

"Ini merupakan lagu Legenda lama Cheteenblu dan Benua Emerald." Imbuh Wendy.

"Tunggu, kalau ini lagu legenda lama dan sering dinyanyikan. Mengapa aku tidak pernah mendengarnya?" tanya Giselle heran.

"Memangnya apa yang kau ketahui? Itu lucu sekali ketika kamu seorang putri dari kerajaan besar tapi tidak tahu perihal legenda dan lagu lama. Astaga, aku jadi curiga apakah kau memang sungguhan seorang putri atau bukan?" ucap Marie meragukan, beberapa orang mengangguk setuju kalau apa yang Marie katakan itu memang ada benarnya. Lihat saja, apakah Giselle memiliki sifat seperti anggota keluarga kerajaan? Tidak, dia jelas berbeda jauh dengan ketiga saudarinya.

"Hei! Kak Giselle 100% lebih baik daripada mu! Mengapa aku mengatakan hal ini? Karena dia tidak pernah berpura-pura untuk anggun, tulus, dan memakai topeng. Dia benar-benar orang yang apa adanya, tidak pernah berpura-pura seperti dirimu!" sahut Nina membalas ejekan Marie.

"Giselle adalah orang yang bebas, dia tidak bisa tunduk dan terikat dengan peraturan yang menurutnya menyiksa. Aku sebagai kakak justru senang melihat adik ku menemukan kebebasannya sendiri." sahut Karina yang ikut membela Giselle.

ѕσηg σƒ тнє мσση | nctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang