Bab 3

778 65 12
                                    




"Demam nya tidak terlalu parah.."

Dokter muda itu berucap sambil menatap pada bocah laki - laki yang sedang terbaring di ranjang pesakitan nya.

Sementara wanita yang berstatus sebagai ibu dari bocah yang terbaring itu hanya diam sambil terus menggenggam tangan putra nya.

"Dia sangat tampan dan lucu..."

Dokter laki - laki itu membelai wajah bocah yang sedang terbaring lemah itu. Bukan sekali ini dia mengobati anak laki - laki ini, dia bahkan telah beberapa kali menangani pasien nya yang satu ini.

Wanita yang sejak tadi hanya diam itu pun tersenyum mendengar penuturan pria dewasa dihadapan nya

Sejenak keheningan kembali menyapa ruangan itu.

"Jika kau membutuhkan seseorang untuk bercerita, aku akan selalu ada untuk mu Emily..."

Dan ucapan itu pun bagaikan angin lalu, sebab sosok wanita yang menjadi  lawan bicara dokter muda itu hanya diam tak berniat untuk membalas ucapan nya.

"Bisa aku titipkan Rafa padamu. Aku akan ke rumah untuk mengambil keperluan Rafael nanti nya"

Wanita itu bersiap - siap untuk melangkah keluar dari ruang rawat putranya sebelum langkah nya terhenti karna ucapan dari dokter muda itu.

"Aku akan selalu menunggu mu Emily..."

*********

"Kau benar - benar akan memindahkan sekolah Rafa?"

Emily tampak sedikit marah ketika melihat wajah Richard yang hanya fokus pada kertas di hadapan nya seolah mengabaikan nya di ruangan ini.

"Ya, aku memang akan memindahkan sekolah Rafa"

Richard masih berujar santai dan fokus pada kertas - kertas di atas meja nya.

"Tapi kau tidak mendiskusikan nya dengan ku terlebih dahulu. Jika kau tidak ingin mendiskusikan nya dengan ku, setidak nya tanyakan kepada Rafa apakah dia setuju atau tidak."

Emily masih berucap tenang, menahan nada bicara nya agar tidak meninggi dihadapan Richard.

Dia cukup terkejut ketika mendapati Rafael yang menangis dan mengadu kepada nya bahwa dia tidak ingin pindah sekolah. Ketika ia bertanya Rafael menjawab bahwa Richard akan memindahkan sekolah nya.

Richard menghentikan kegiatan nya dan menatap langsung pada Emily yang berdiri dihadapan nya.

"Kemarin Rafa pulang dengan luka - luka di wajah nya, dan hari ini dia juga ketahuan hampir merokok. Bukankah lingkungan sekolah itu terlalu buruk untuk Rafa?"

"Jika itu memang alasannya, setidaknya beritahu aku agar aku bisa menasehati Rafa untuk kedepan nya. Jangan mengambil keputusan sendiri"

"Aku ayah nya, aku berhak mengatur apa yang terbaik untuk Rafael."

"Kau belum mengenal karakter Rafa, jangan memaksakan kehendak mu pada Rafael, dia tidak seperti Ethan yang akan selalu menurut pada ucapan mu.."

Setelah mengucapkan itu Emily berjalan keluar dari ruang kerja Richard.

**********

'Srek'

'Srek'

'Srek'

Rafael memandang kagum pada hasil karya yang baru saja dia buat. Seragam sekolah khas salah satu sekolah elit di kota itu kini sudah robek di seluruh sisi nya.

"Rafa nggak mau pindah sekolah"

Rafael kembali bergumam dan meneruskan kegiatan nya menggunting seluruh sisi seragam baru itu.

"Rafa"

Rafael menoleh ke belakang dan melihat Emily yang berjalan ke arah nya.

Emily yang terkejut pun menutup mulut nya tak percaya apa yang dilakukan oleh putranya itu.

"Rafa nggak mau pindah sekolah baru mama..."

Rafael melepaskan gunting di tangan nya dan melempar asal baju seragam yang sudah tak terbentuk itu. Dia berjalan dan langsung memeluk Emily.

Emily menghela nafas nya sejenak sebelum ia pun membalas pelukan Rafa dan mengusap punggung sempit itu.

"Rafa belum cerita ke mama kenapa Rafa berkelahi di sekolah, Mama juga baru tahu kalau Rafa ketahuan hampir merokok"

Emily berjongkok dan menatap kedua manik mata Rafa, tangan nya menangkup pipi putih itu agar menatap ke arah nya.

"Mama mau dengar alasan Rafa, kenapa Rafa berkelahi?"

Rafael hanya diam dan menggeleng ke arah Emily.

"Kalau Rafa cuma diam, mama nggak tau apa alasan Rafa sampai berkelahi dan bahkan hampir merokok"

"Rafa...."

Emily mencoba untuk bersikap tegas pada putranya ini.

"Kalau Rafa nggak mau cerita berarti mama anggap kalau Rafa memang sebaiknya pindah dari sana. Rafa mau pindah sekolah?"

Rafael menggeleng dan menatap dengan raut wajah memohon pada ibu nya.

"Oke kalau Rafa nggak mau pindah, coba cerita ke mama apa alasan Rafa."

Lagi dan lagi Rafael hanya diam menundukkan kepala nya.

Melihat tidak ada reaksi dari Rafael, Emily pun bangkit dari posisi nya dan membelakangi Rafael berniat untuk meninggalkan putra nya itu.

"Mama anggap Rafa memang sebaik nya pindah dari sana, mama nggak mau Rafa jadi anak nakal yang suka berkelahi dan juga merokok"

Setelah nya Emily benar - benar berjalan keluar dari pintu kamar Rafael.

"Bukan Rafa yang salah, mereka yang ledekin Rafa duluan!!"

Teriakan itu membuat Emily menghentikan langkah nya tepat di pintu kamar Rafael.

"Mereka bilang mama nya Rafa wanita simpanan!!"

Bulir bening itu mulai menetes dari kedua sudut mata remaja kecil itu. Emily berjalan cepat ke arah Rafael dan langsung memeluk anak itu

"Mama nya Rafa bukan wanita simpanan..."

Suara Rafael mulai melirih, ia memeluk erat tubuh Emily yang juga terisak sambil memeluk nya.

"Rafa juga mau jadi orang yang ditakutin, biar nggak ada yang berani ledekin Rafa lagi, makanya Rafa merokok mama..."

"Maafin Rafa..."

Emily menggeleng dan semakin mengeratkan pelukan nya pada tubuh Rafael.

Sementara itu sosok pria yang sejak tadi menatap ke arah ibu dan anak itu hanya terdiam di balik pintu kamar. Kepala nya menunduk menyesali perbuatan nya di masa lalu.


"Besok aku akan menikahi Laura"

Sosok pria bertubuh tegap itu menatap pada wanita yang baru saja dia nikahi dua bulan yang lalu.

"Aku tahu.."

Wanita itu hanya membalas dingin ucapan pria dihadapan nya itu.

"Kau bisa memindahkan barang - barang mu ke belakang mulai malam ini"

Setelah mengucapkan itu, pria bertubuh tegap itu pergi meninggalkan wanita tadi yang sedang menangis dalam diam.






Next ?

RAFAEL Where stories live. Discover now