10. Revenge

247 31 1
                                    

I N D E B T E D

hunho

Beehunnie02

⇜✧⇝

Lalisa datang keruangan Sehun dengan sebuah buket bunga di tangannya, hal itu membuat Sehun heran.

“Kiriman untuk anda, Tuan Oh.” ucap Lalisa.

“Dari siapa?” Lalisa mencari sesuatu di sana dan mendapati secarik kertas dan memberikannya pada Sehun.

Sehun baca pesan disana, dan seketika berdiri dari duduknya.

“Siapa yang menerima buket itu?” tanya Sehun membuat Lisa terkejut dengan reaksi tuannya itu.

“Petugas di depan...” Sehun segera meninggalkan ruangannya, pria itu berlari keluar perusahaannya.

Sehun menengok ke kanan dan kiri, berlari ke sisi kanan dimana ada taman disana. Seseorang tersenyum padanya, membuat raut wajah Sehun menjadi kesal.

Dengan langkah pasti Sehun bawa tubuhnya menghampiri pria itu, wajah Sehun terlihat tidak bersahabat namun pria itu tetap tenang.

“Apa maumu, Luhan?” benar itu Luhan.

“Hanya menyapa teman lama... Kau tidak senang dengan hadiahku?” tanya Luhan menatap Sehun dengan senyuman menghiasi wajahnya.

“Langsung saja ke intinya, apa yang kau mau?” Luhan terkekeh.

“Tuan Oh memang sangat pintar... Aku datang hanya ingin memperingati mu, jangan menghalangiku! Jangan bantu Junmyeon dengan apapun itu!” ucap Luhan.

“Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau membunuh orang tuamu sendiri, sekarang kau mengincar nyawa adikmu juga? Kau pergi bertahun-tahun lamanya dan kembali hanya untuk ini?” ujar Sehun pada Luhan.

“Mereka bukan orang tuaku, dia juga bukan adikku... Bukan kewajiban ku bersikap baik padanya, kau hanya perlu minggir dari jalanku!”

“Mereka juga tidak punya kewajiban memungut anjing yang terlantar, kau yang tidak tahu diri ini memang tidak pantas untuk mereka!” Luhan terkekeh, tidak kuasa mendengar ucapan Sehun. “Puluhan tahun kau hidup bersama dengan mereka... Itu tidak berarti apapun untukmu? Kau... Bukan Luhan yang aku kenal, kau hanya iblis!” Luhan mengerutkan keningnya, alisnya bertaut mendengar kata-kata itu.


“Benar... Aku bukan Luhan yang kau kenal, dia sudah mati malam itu. Jika kau tanya mengapa aku seperti ini, itu juga karena mu, Oh! Sadarkan dirimu? Kau pasti tidak mengerti bukan?” kesal Luhan.

“Maka beri tahu aku... Apa yang tidak aku mengerti? Belum terlambat jika kau berhenti sekarang...!” Luhan menyeringai.

“Aku membenci mereka... Dan tidak ada yang bisa mengubah kebencianku, itu mutlak! Kau tahu kenapa? Itu karena, Kim Joo Hun, sendiri! Kenapa orang itu bisa berpikir selicik itu? Menyingkirkan ku demi putra kandungnya, hanya karena aku bukan putra kandungnya dia bisa menyingkirkan ku begitu saja?” Sehun diam dia tatap wajah itu yang penuh emosi.

“Apa harus dengan melenyapkannya? Tidakkah kau merasa bersalah membunuh orang yang sudah merawat mu? Kau tidak merasa sedih saat melakukan itu? Tawa yang kau rasakan dengan mereka, tidak berarti?”

I N D E B T E DDonde viven las historias. Descúbrelo ahora