2

827 27 3
                                    

Jennie yang pendiam dan cenderung menutup diri, berbeda dengan Lisa yang pandai bergaul dan terkenal bukan hanya dikantor bahkan banyak relasinya diluar perusahaan.

"Lisa gimana kalo kita adain acara perpisahan lagi" ucap Rosse wanita centil yang menyukai Lisa
"Tenang saja aku yang traktir"
"Ah.. gimana yah aku sedikit sibuk sekarang" ucap Lisa menyesap kopi kemasan ditangannya sembari melihat jam tangannya.

"Lihat Jen sepertinya Lisa terkenal banget ya" ucap Anna menyantap makanannya sambil melihat Lisa yang tengah dikerubungi para wanita didepan mesin minuman
"Eum.." Jennie ikut melihat ke arah yang dimaksud Anna, terlihat Lisa sedang mengobrol dengan teman-teman wanitanya rekan tim nya dulu.

"Kau tidak tertarik kan?" tanya Anna
"Lumayan"
"Whatt??" Anna tak percaya
"Aku tertarik sepertinya"
"She is Girl" ucap Anna
"I know"
"Gawat kenapa dia lihat kesini" ucap Jennie lagi ketika matanya melihat Lisa
"Kau serius?" Anna ikut menengok lagi

Lisa menghampiri Jennie begitu melihatnya
"Hei.." sapa Lisa
"Aish Miss populer" ucap Anna
"Haha tadi hanya rekan kerja lama" ucap Lisa
"Oh iya Jennie, aku ingin berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan kami, harusnya tim Public Relations lebih peka dan mengikuti perkembangan zaman" ucap Lisa
"Oke terimakasih juga"Ucap Jennie
"Mohon bantuannya" ucap Lisa tersenyum
"Sampai bertemu nanti" Jennie hanya mengangguk dan kembali berbincang dengan Anna.

"Jennie ah, apa kau pernah berkencan?" tanya Anna
"ah?"
"Maksudku kalau kau berniat berkencan cobalah untuk perbaiki tatapanmu yang mematikan itu dan cobalah tersenyum seperti ini" ucap Anna menunjukan deretan giginya
"Itu bukan tersenyum Anna orang akan takut melihatnya," ucap Jennie menggelengkan kepalanya
"Btw ada cabe digigimu."

----------*-----------
Dirumahnya terlihat album foto sewaktu Jennie kecil, bahkan difoto foto tersebut Jennie tidak tersenyum
sama sekali teramat datar.

"Jadi lelaki mana yang membuatmu melamun sedari tadi" ucap Ibu Jennie ketika melihat anaknya melamun melihat tv, Jennie yang sadar diperhatikan menoleh

"Entahlah, tapi dia tidak tampan Bu" tapi cantik ucap Jennie melemah dalam hatinya

"Jangan pernah menyatakan perasaanmu terlebih dahulu, wanita tidak boleh terlalu agresif" ucap Ibu Jennie mengambil cemilan dari pangkuannya, Jennie tidak tahu bagaimana menyampaikannya bahwa seseorang yang dia maksud adalah wanita entah apa yang akan difikirkan ibunya nanti.

"Tapi.. dia juga wanita Bu" ucap Jennie pasrah tertunduk
"Hei, It's oke sayang " ucap Ibu Jennie menggenggam tangannya
"Apa Ibu tidak marah padaku?" tanya Jennie
"Ibu sudah tau sejak lama, selagi kamu bahagia Ibu akan mendukungmu lagipula Ibu tak bisa mengatur perasaanmu dengan siapa kamu jatuh cinta" Ucap Ibu Jennie penuh pengertian
"Makasih Bu, maaf kalo Jennie mengecewakan Ibu" Jennie memeluk Ibunya dengan haru, tak menyangka jika Ibunya sudah mengetahui orientasi seksualnya dan bahkan tak memarahinya, ia sangat bersyukur.

--------*------------
Paginya Lisa sudah berada dipos penjaga menanyakan apa ada paketnya yang sudah sampai pada satpam penjaga

"Tidak ada paket untuk Tim Bisnis" ucap Pak Satpam
"Saya sudah pindah ke Tim Public Relations Pak, coba periksa lagi" Ucap Lisa
"Tim PR?"
"Jadi, paket itu milikmu?" tanya Pak Satpam
"Iyah, benar"
"Tapi sudah diambil"
"Hah, siapa yang mengambilnya?" tanya Lisa was was, setelah tau siapa yang mengambil paketnya Lisa berlari menaiki tangga.

Disisi lain Jennie menaiki lift dengan membawa sebuah kotak paket, setelah sampai diletakannya paket tersebut diatas meja dan siap untuk dibuka.

Lisa yang masih berlari menaiki tangga segera mencegah lift yang akan tertutup dan ikut menaikinya dengan nafas yang tersenggal senggal.

Jennie mengambil sebuah pisau memotong bagian tengah box paket yang tadi ia bawa, terlihat pernik warna warni berbentuk seperti permen dan dibawahnya terdapat sebuah kotak persegi berwarna merah. Ia buka kotak persegi tersebut dan terlihat sebuah kalung anjing yang setiap sisinya tertempel besi runcing bercap kaki kucing.

Diangkatnya kalung tersebut dengan pandangan aneh, terlihat dikalung tersebut bertuliskan MAHO.
"Jennie tungguuu.." Ucap Lisa terkejut karena paket tersebut telah dibuka, segera ia ambil kalung tersebut dari tangan Jennie dengan nafas yang belum beraturan.
Dengan bodohnya Lisa menenteng kembali kalung tersebut kehadapan Jennie
"Tadaaa, gimana menurutmu bagus tidak ini kalung untuk kucingku eh anjingku maksudnya" ucap Lisa memasang tampang meragukan
"Maaf Lis, kupikir itu paket milikku" ucap Jennie merasa tidak enak
"Ah iya tak apa kau hanya salah membawa paketmu Jen, ini milikmu" ucap Lisa memberikan sebuah kotak ditangan kanannya.

"Btw anjingmu bernama Maho?" tanya Jennie menerima kotak bertuliskan namanya
"Ah iya, Maho namanya baguskan hehe" ucap Lisa tertawa canggung melihat lihat sekelilingnya dan melihat sebuah tisu diatas meja bergambar anjing
"Dia betina, ras pudel, usia 4 tahun" Jelas lisa mengarang
"Tapi sepertinya itu lebih besar dari kalung anjing ya"
"Ah hahaha anjingku seperti beruang kau belum pernah melihatnya saja hehe" ucap Lisa memasukan kalung tersebuk ke saku blazernya, sedangkan Jennie menatapnya ragu sekaligus penasaran
"Oh iya talinya?" tanya Lisa mengambil tali kalung dibox paketnya yang telah dibuka Jennie tadi.
"Biar aku saja yang membuang boxnya" ucap Jennie mengangkat box tersebut Lisa yang sadar langsung merebutnya namun box tersebut terjatuh dan menghamburkan seluruh isi pernik warna warni begitupun kertas-kertasnya, Jennie terkejut ketika menatap kertas yang jatuh bersama pernik tersebut, sebuah kertas kupon 25% bertuliskan toko mainan dewasa yang menampilkan dua orang wanita berpose erotis dengan yang satunya memakai kalung bertali seperti anjing.
Lisa ikut terkejut dan mengambil kertas tersebut
"Aku akan membuang kertas ini" sambil meremas kertas tadi
"Hei itukan kupon kenapa dibuang" ucap Jennie menghentikannya
"Wah penglihatanmu bagus sekali Jen" Ucap Lisa pasrah dan menghela nafas.

Kill Me Love (17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang