31

196 41 2
                                    

Selamat membaca semuanya~~~





°°




Satu bulan setengah berlalu begitu cepat, banyak kemajuan yang terjadi dari sebelumnya. Semua murid sudah mulai menikmati latihan mereka.

Perubahan yang terjadi, salah satunya dari Joen yang tidak pernah mengeluh lagi semenjak dekat dengan salah satu siswi yang sering latihan bersama. Benar Kata orang kebersamaan itu mengubah segalanya, bahkan sampai ke perasaan.

" Senyum terus ngga kering tuh gigi." Renza menyindir saat melihat Joen yang terlihat membaca naskah sambil tersenyum.

" Cielah, ada bunga-bunga cinta bermekaran." Sahut Haikal, dirinya juga menyadari perlakuan Joen yang cukup berbeda sekarang.

" Kacau banget lo, Joe." Ucap Mahen, dirinya tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.

" Apa sih? Orang diem aja di ganggu." Sahut Joen tidak suka menjadi bahan olok'an teman-temannya ini.

" Diem-diem ngelirik?" Tanya Haikal lalu duduk di samping Joen kemudian merangkul pundaknya.

" Sembarang aja." Bantah Joen, lalu melepas tangan Haikal yang merangkulnya.

Chandra dan Jibran terkekeh melihat tingkah Joen. " Efek samping fall in love." Ucap Chandra ikut serta mengolok-olok Joen.

Semuanya ikut duduk, suasana kantin semakin ramai untungnya mereka sudah lebih dulu kebagian tempat.

" Malam ini mau latihan ngga?" Tanya Mahen di sela makannya.

" Boleh." Sahut Jeri. " Mau dimana?"

" Rumah Haikal aja, jangan di rumah kita bosen." Usul Renza.

Haikal menggeleng menolak. " Ada bang Hafiz." Jelas Haikal agar semuanya mengerti.

" Ha? Ya udah kenapa, udah baikan juga." Sahut Renza melihat Haikal dengan heran.

" Marahan lagi." Balas Haikal. 

" Berantem mulu gak ada habisnya." Balas Renza.

" Namanya juga saudara, Nza. Lo belom aja sekarang, nanti juga berantem sama Jeri." Balas Haikal.

" Gak akan." Sahut Jeri.

" Oh, nantangin. Lihat aja nanti, yakin gue seratus persen kalian pasti berantem." Sahut Haikal yakin dan percaya dirinya.

" Udah-udah, jadi gimana?" Lerai Mahen, jika tidak seperti biasanya akan berpanjang.

" Joe kasih saran, jangan planga-plongo aja." Tegur Renza, sebenarnya kesal dengan Joen yang sekarang jadi beda semenjak jatuh cinta.

" Yaudah, rumah lo aja." Jawab Jeon.

" Nah gitu, jangan sibuk sendiri aja! Gue tau lo lagi suka sama dia, tapi coba lah fokus dulu sama kerjaan Lo sekarang. Kalau ngga, lo latihan aja sama dia!" Kesal Renza menatap tajam Joen.

" Nza, udah." Jeri menarik tangan Renza agar berhenti.

" CK! Ren, bilang aja Lo ngga suka kan gue gini sekarang? Bilang aja ngga mau ngajak gue latihan bareng kalian.
Ok, fine. Gue bisa latihan sendiri!" Joen membalas perkataan Renza tak kalah lantang.

Banyak mata tertuju dengan penasaran memperhatikan mereka, tanpa dijelaskan bisa dilihat sedang bertengkar.

" Joe, udah. Omongan Renza aja Lo bales, kayak ngga tau aja Renza gimana." Mahen mencoba mencairkan suasana. " Udah yuk, malem ini di rumah Haikal aja sekalian kita gangguin bang Hafiz."

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang