Chapter 2

214 25 1
                                    

Happy reading

*****

Kedua orang tua Lisa sudah selesai dari makan siangnya. Kini mereka sudah ada di ruang inap Lisa. Jika ada yang bertanya dimana Chandra selaku Abang Lisa, maka jawaban ialah Abang Lisa masih di kampus.

Chandra masih belum bisa melihat sang adik yang bangun dari koma. Karena jadwal kuliahnya merupakan mata pelajaran wajib apalagi kini Chandra sedang berada di semester akhir. Jika bukan matkul wajib Chandra lebih baik melihat Lisa dari pada kuliah. Lisa adiknya segalanya baginya, apalagi kesayangannya itu baru bangun dari mimpi indah yang panjang.

"Lisa mau makan gak" tanya Mama ketika sudah tiba didekat Lisa

"Nanti aja ma" saut Lisa

"Ya udah gak papa"

"Papa gak kerja"tanya Lisa ketika melihat sang papa yang memakai baju santai

"Gak dong, kan putri papa lagi sakit. Masak papa kerja" saut papa

Lisa merupakan putri satu-satunya di keluarga besar Alexandra itu sebabnya ia sangat di manja dan dijaga layaknya permata.

Mendengar perkataan sang papa Lisa semakin merasa bersalah. Keluarganya begitu menyayanginya tapi ia malah merusak segalanya.

"Maafkan Lisa ma pa. Di waktu lalu Lisa merusak segalanya. Tapi Lisa janji di kehidupan kedua ini Lisa akan merubah segalanya. Lisa akan membahas semua perbuatan mereka" ucap batin Lisa.

Kedua orang tua Lisa merasa khawatir karena melihat putri mereka yang melamun.

"Sayang gak kenapa-kenapa kan" ucap mama penuh khawatir

"A-ah Lisa gak kenapa-kenapa ma" ucap Lisa terkejut karena melamun tadi.

Saat asik mengobrol mereka dikejutkan dengan dobrakan pintu yang begitu keras.

Brak

"Lisa"

Dobrakan pintu itu dibarengi dengan munculnya Chandra yang memanggil nama adiknya itu. Akhirnya setelah sekian lama Chandra akhirnya bisa melihat adiknya membuka mata lagi.

Tak butuh waktu lama Chandra langsung menuju adiknya dengan mata yang berkaca-kaca. Adiknya separuh jiwanya sadar. Ia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun sangking bahagianya.

Saat diberi kabar bahwa sang adik telah sadar tadi, ia sangat ingin membolos tapi apa boleh buat mata kuliahnya penting sehingga ia tidak bisa bolos sesuka hatinya seperti biasa.

Setelah selesai dengan pelajarannya ia tidak membuang waktu lagi langsung keluar kelas bahkan dosen yang mengajarnya masih ada didalam kelas. Tapi ia tak perduli adiknya lebih penting dari pada dosennya itu, bahkan ia menulikan telinganya karena teman-temannya yang memanggil namanya.

Sepanjang perjalanan tadi ia berusaha fokus pada jalanan, yang ada dipikirannya keadaan adiknya yang baru sadar.

"Lisa" panggil Chandra lirih

"Iya Abang" jawab

Grep

Melihat dan mendengar adiknya tampak nyata bukan khayalan lagi, Chandra langsung memeluk Lisa penuh hati-hati karena tubuh Lisa masih lemah.

"Lisa"

"Iya"

"Adiknya Abang"

"Iya Abang"

"Kesayangan Abang"

"Iya ini Lisa

"Akhirnya kamu bangun, kamu gak tidur lagi" ucap Lisa lirih

"Iya kesayangan Abang udah bangun" saut Lisa

"Ini gak mimpi kan" ucap Chandra lagi

Tampaknya Chandra masih tidak percaya bahwa kesayangannya itu sudah sadar.

"Hm Abang gak lagi mimpi" ucap Lisa dengan sabar

Setelah puas memeluk Lisa, Chandra melepaskan pelukannya dan menatap adiknya dengan lekat. Dalam pikirannya saat ini kenapa adiknya kurus sekali, kemana pipi bulat kesayangan itu.

Larutan dalam pikirannya Chandra sampai tak sadar bahwa ia telah melamun bahkan ia tidak dengar panggil dari Lisa. Hingga pukulan pada bahunya menyadarkan dia dari lamunannya.

Puk

"Abang kenapa" tanya Lisa

"Ah Abang lagi mikirin kemana pipi bulat kamu sa" jawab Chandra dibarengi dengan senyumannya

"Ck Lisakan baru bangun Abang" kesal Lisa

"Haha makanya itu Abang lagi mikirin bagaimana cara ngembaliin pipi kamu yang kayak squwisi itu" ucap Chandra dibarengi tawanya

"Ih abang mah gitu" ucap Lisa dengan pipi yang di gembungkan

Melihat keimutan adiknya itu, Chandra langsung menciumi pipi sang adik sampai Lisa kembali kesal

Cup

Cup

Cup

Cup

"Ihh abang " teriak Lisa

"Haha maaf ya sayang" ucap Chandra yang meminta maaf kepada Lisa karena adiknya itu tampak lebih kesal kepadanya

"Hm tapi ada syaratnya" tawar Lisa kepada sang Abang sebagai permintaan maafnya

"Apa itu" ia tak masalah apapun persyaratan yang diajukan kesayangan itu

Lisa tampak sedang berfikir keras untuk syarat yang ia ajukan kepada abangnya itu. Dengan jari di dagu yang di ketuk-ketukkan menandakan ia sedang berfikir keras yang menambah kesan imutnya.

Chandra yang melihat kelakuan adiknya itu merasa gemas. Ia ingin sekali lagi mencium pipi sang adik sangking gemasnya, tapi tidak jadi karena takut sang adik bertambah kesal. Dan ia merasa tidak rela karena ia merasa Lisa tumbuh dewasa terlalu cepat.

"Mengapa imut sekali"

"Sa" panggil Chandra

"Ya kenapa bang" jawab Lisa

"Jangan cepat tumbuh dewasa sa. Abang gak rela nanti Abang gak bisa manjain kamu, cium pipi kamu dan jahilin kamu sesuka hati Abang" keluh Chandra

"Apaan sih bang. Lisa akan tetep jadi adik kecil Abang sampai kapan pun" jawab Lisa

"Tuh kan cara bicara kamu udah dewasa gitu" rengek Chandra

Lisa yang mendengar rengekan Chandra hanya bisa tertawa karena kelakuan ramdom abangnya itu

"Udah ih"

"Ya udah... Jadi apa syarat Lisa biar maafin Abang" tanya Chandra sekali lagi

"Tuh kan gara-gara Abang jadi Lisa lupa" keluh Lisa. Tapi tak lama Lisa menyebutkan syaratnya itu.

"Ah Lisa mau menghabiskan waktu berdua sama Abang" jawab Lisa senang karena berhasil menemukan syarat yang ia mau

"Hanya itu"

"Hm hanya itu, udah lama Lisa gak main sama Abang" jelas Lisa.

"Ok apapun untuk kesayangan Abang"

*****

Halo!!

By-fitri 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang