XIII. The Message

583 89 6
                                    

Peter menginjakkan kakinya di Bandar Udara Internasional King Abdulaziz. Dia mengecek jam tangannya yang masih menunjukkan pukul dua pagi. Dia datang sendirian dan hanya disambut oleh seorang staff bandara dan juga seorang staff dari tim balap yang menaunginya. Suhu udara sekitar menyentuh 25 derajat Celcius, masih bisa dianggap cukup nyaman bagi Peter untuk berada di luar.

'Bisa nyentuh tiga puluh derajat nanti malem.' gumam Peter.

Seorang staff pria yang mengenakan baju polo berwarna navy, turut membantu membawa perlengkapannya. Dengan sigap Peter menolak serta mengisyaratkan bahwa dirinya masih bisa membawa perlengkapan itu sendirian. Staff pria itu kemudian mengantarkannya menuju mobil penjemputan dan membuka bagasi untuk meletakkan barang bawaan Peter yang tidak terlalu banyak. Sesaat kemudian, Peter telah memasuki mobil jemputannya dan bersiap untuk menuju hotel tempatnya tinggal selama empat hari kedepan.

"Is everyone already in Jeddah?" tanya Peter kepada staff pria tersebut. Pria tersebut mengiyakan dan mulai meminta supir mobil untuk membawa mereka pergi.

"Pete, your first practice [1] starts at 8 p.m., but you should stay at the paddock around 5 p.m. FIA will give you a briefing around 6." jelas staff pria tersebut.

"Can you tell everyone I don't want to be disturbed before 4?" pinta Peter dengan intonasi kelewat datar, tanpa sedikitpun mengguratkan keinginan atau perasaannya pada permintaan tersebut.

"Okay, I can handle that." sambung pria itu. "Peter, are there any relatives of yours who want to see the paddock or join the paddock club [2] during the race on Sunday? I have to inform Jim about it."

"Nah, I'm here by myself."

Mobil bergerak cepat menyusuri jalanan dini hari Jeddah yang lengang dan Peter membuang mukanya keluar jendela. Dia menatap deretan gemerlap lampu Jeddah yang tampak berusaha penuh untuk mengisi kekosongan malam. Berbeda halnya dengan pikiran penuh miliknya, yang kini sedang susah payah dia kosongkan.

• • •

[3 days after]

Bunyi deru mesin mobil yang tengah dipanaskan bergaung memenuhi keseluruhan isi paddock. Para kru tampak sibuk berlalu lalang menyiapkan banyak hal, seperti halnya ban dan juga perlengkapan elektronik seperti monitor dan lainnya. Rayn berjalan ke arah Nyonya Rhena dengan membawa beberapa lembar kertas. Sementara Nyonya Rhena telah menunggunya di antara lingkaran diskusi bersama Tuan Tom dan Tuan Abe. Rayn kemudian bergabung, berusaha menyamankan posisinya disana.

"How's the setting?" tanya Nyonya Rhena.

"Everything's clear. Last week was a steering fault. It was clear." jelas Tuan Tom.

"There is no engine fault. I did a double check." sambung Tuan Abe.

"Rayn, is there any comment for today race?" tanya Nyonya Rhena kembali.

"The last three practices was good, and the qualifying was great too." ucap Rayn menjelaskan, walau pada intonasi suaranya terdengar samar keraguan yang dia usahakan untuk kubur dalam-dalam.

"Are you sure?" tanya Nyonya Rhena memastikan.

Di sisi lain paddock, terlihat Peter bergerak mengenakan helmnya dan bersiap menuju tempat dimana timnya berada. Sekilas dia melihat kerumunan Rayn dan Nyonya Rhena yang sedang berdiskusi dengan Tuan Tom dan juga Tuan Abe, kemudian terdorong untuk bergabung dengan kerumunan tersebut.

"Is everything clear?" tanya Peter.

"Oh, Peter. I can't guide you in today's race. Rayn will take my place from now on." ujar Nyonya Rhena. "Is it okay?"

Race With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang