Chapter 5. Past 🔞

1.7K 130 40
                                    

Mature content 🔞


Happy reading....

.

.

.

Hembusan angin menerbangkan helaian rambutnya yang tergerai bebas. Tatapan wanita ini kosong dengan beribu pikiran yang melayang.

"Sebesar apa kau akan membenciku bila ku lenyapkan bayi itu."

Perkataan dari Tzuyu masih terekam jelas di pikiran Sana, tidak mengerti bagaimana bisa perkataan sejahat itu keluar dari bibir seseorang.

Setelah perkataan itu di lontarkan oleh Tzuyu, mereka berdua sama sama terdiam. Tentu saja terdiam karena takut, juga marah atas kalimat bodoh yang masih tega di tanyakan. Sedangkan untuk Tzuyu, entahlah mengapa pria itu malah juga ikut terdiam dengan tenangnya.

Begitu acara sarapan selesai, Sana kembali mencoba untuk pamit. Luar biasanya Tzuyu langsung membiarkan saja wanita, tidak menghalang halangi atau mengancamnya untuk bisa lebih lama tinggal lagi.

Dan disinilah Sana sekarang, di sebuah taman yang cukup ramai dengan lalu lalang orang orang yang menikmati waktu libur mereka dengan bersantai.

"Aku sudah sangat membencimu dengan segenap hatiku, jangan membuatku semakin membencimu Tzu..." lirih Sana yang hanya bisa berbicara sendiri.

Sana memegangi perutnya yang masih belum terlihat bula tengah hamil, kepalanya menunduk dalam dalam. Merasa tak adil mengapa Tzuyu ingin turut menarik bayi tak bersalah ini ke dalam masalah rumit mereka.

Masalah?

Bukankah terlalu aneh bila menyebut ini sebuah masalah? Ini hanya hubungan masa lalu yang seharusnya sudah selesai. Tak sepantasnya masa lalu kembali dibuka seperti ini.

"Ibu akan melindungimu, Nak. Tidak akan ibu biarkan ada yang menyakitimu, meski nyawa ibu taruhannya. Tidak ada yang boleh menyakitimu, siapapun itu." gumam Sana.



~~~×××~~~


Dengan cepat Sana terus menaiki anak tangga menuju ke rooftop, dia amat yakin bila pria itu pasti kini tengah berada disana. Pintu rooftop ternyata memang tidak terkunci, Sana melangkah masuk dan benar saja yang dicari rupanya tengah berdiri diam menikmati tiupan angin.

"Kenapa kau bolos kelas?" todong Sana melangkah mendekati kekasihnya.

Tzuyu tetap diam tidak menoleh kearah gadis itu membuat Sana kesal lalu menarik lengan Tzuyu agar menatapnya.

"Kau berada disini dari tadi huh? Ck Tzuyu, kau hampir membolos seharian penuh. Ayo sekarang cepat kita ke kelas, bel sebentar lagi berbunyi." ajak Sana kembali.

Bagai bicara dengan batu, Tzuyu diam bergeming saja.

"Ayo Tzuyu!"

Pukk...

"Argkkh!" erang Tzuyu begitu Sana menepuk punggungnya, pria itu membungkuk terlihat begitu kesakitan meski tepukan yang Sana lakukan hanyalah tepukan pelan saja.

Sana membeku ditempat melihat kekasihannya meringis menahan sakit. Bila benar yang ada di pikiran Sana, pasti pria ini telah mendapatkan sesuatu di punggungnya.

"Perlihatkan punggungmu padaku!" ucap Sana mencoba menaikkan baju seragam Tzuyu.

Pria itu jelas langsung menolak. "Ck hentikan Sana, apa yang kau lakukan!"

"Punggungmu. Aku mau melihat punggungmu."

"Tidak perlu."

"Tzuyu! Jangan seperti ini."

OBSESSION - satzu (END)Where stories live. Discover now