THREE

180 28 2
                                    

——Padahal awalnya kukira kau psikopat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

——Padahal awalnya kukira kau psikopat

|
.

Suara derasnya hujan mendominasi keheningan. Saat ini sudah menunjukkan sekitar jam 8 malam. Tidak banyak orang yang berlalu lalang. Udara diluar cukup dingin, menjadi alasan sepinya jalanan.

Aku baru saja habis membeli minuman dingin di minimarket dan malah terjebak hujan.

Memikirkan kembali kejadian tadi. Berapa banyak gosip yang kuperoleh malam ini? Gamin yang ilmu bela dirinya bisa kusebut sebagai monster. Bu Hankyung yang terlalu baik. Serius deh, wanita muda itu baik sekali. Kalau aku nih ya, yang apartemennya dirusakin kayak tadi. Hyunwoo pasti kuamukin. Walau emang anak itu kasian juga, tapi tetap saja dia harus tanggung jawab. Paling tidak, perbaikin sendiri lah mulai dari pintu sampai barang-barangnya, jadi tukang sana. Kok malah aku yang emosi.

Lanjut soal informasi yang kuperoleh, hingga mengenai ibu Geonyeob. Selama ini aku salah paham toh ya. Menganggapnya pisikopat karena melakukan hal cukup menakutkan pada Jaehwang. Jangan tanya dari mana aku tahu. Aku mendengar desas desusnya. Bahkan Sora berhasil mendapat foto Jaehwang. Mengerikan.

Tapi pantas saja dia begitu tak takut melukai anggota The Four White Lead. Ibunya ternyata adalah korban. Tidak diragukan sih, kekejaman White Lead. Emang cocok balasan buat Jaehwang. Aku ogah berurusan dengan mereka.

Tapi tadi katanya Dunggo, Incheon ya?

Itukan tempat tinggalku dulu sebelum pindah daerah ini.

Keningku berkerut, memikirkan kejadian-kejadian diwilayah tersebut walau ingatanku agak cetek, singkatnya aku pelupa. Tapi perasaanku mengatakan tidak ada kasus pembunuhan.

Eh bentar kayaknya aku in—

"Kau ngapain disini?" suara barithon tersebut memecahkan keheningan. Tubuhku terlonjak kaget, aku menengok menatap sang pelaku yang hanya memasang wajah datarnya.

Siapa lagi. Tidak lain dan tidak bukan.

Geonyeob....

Astaga anak ini kenapa sih. Ketemu mulu.

Tapi kenapa malah ketemu sih.

Padahalkan aku ini lagi memikirkan teori konspirasi tentang dirinya. Malah muncul, kan jadi ga enak. Walau cuma difikirin tetap aja aneh rasanya.

Netra kami bertemu selama beberapa detik dimana aku tak kunjung menjawab pertanyaan basinya.

Buta matamu. Aku lagi jualan bakso di minimarket!!

Dia memutuskan kontak mata saat membuka kaleng soda miliknya, memilih berdiri disampingku. Pipinya kembali memerah seperti baru saja ditampar. Mungkin dia sensitif dengan dingin. Kenapa pula aku peduli.

A Silent Voice | 𝐺𝑒𝑜𝑛𝑦𝑒𝑜𝑏 𝑃𝑎𝑟𝑘Where stories live. Discover now