2. Menyebalkan

814 124 10
                                    

Matahari mulai tenggelam di langit kota Tokyo. Sasuke duduk sendiri menikmati secangkir kopi hangat, bayangan akan kejadian itu terus mengusiknya. Dia bahkan tak percaya kalau dirinya sudah melakukan aksi tukar cincin dengan gadis bernama Hyuuga Hinata semalam. Pertunangan sepihak yang menurutnya terkesan memaksa dan tertutup. Cincin pertunangannya dia lepas dan disimpan di bawah laci meja belajarnya. Lebih baik dia mati berdiri dari pada harus mengenakan cincin itu di jari manisnya.

"Sasuke, kau baik-baik saja?" Seorang gadis cantik berpenampilan elegan duduk di depannya sembari menyentuh tangannya, rambutnya panjang berwarna pink. Dialah Haruno Sakura, teman sekelas Sasuke sekaligus pacarnya sejak enam bulan yang lalu tanpa diketahui publik. Meski begitu, Yahiko sang manager pribadi Sasuke selalu menutupi hubungan mereka. Justru pria tiga puluh lima tahun itu tidak tahu jika Sasuke sudah bertunangan dengan cucu Hyuuga Hiroshi

Haruno Sakura adalah salah satu trainee di Hebi Entertainment yang baru bergabung setahun lalu. Dengan wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang tinggi semampai membuat gadis itu dipastikan akan segera mengikuti jejak Sasuke.

Sasuke tersenyum malas. "Hanya masalah kecil."

"Aku harap begitu ketika aku menyapamu tadi kau hanya melamun."

Hati Sasuka langsung seperti tersenyum cerah melihat wajah gadis pujaan hatinya. Dia membiarkan Sakura meneliti taman belakang rumahnya yang sangat asri. Pekarangan belakang rumah Sasuke dipenuhi bunga mawar.

"Mawarnya indah sekali. Kau menyukai bunga ini?" Sakura menunduk untuk mencium aroma wangi mawar merah itu.

Sakura memiliki wajah memikat dengan pipi agak tirus. Kulitnya begitu bersih dan kuning langsat. Bentuk pipi ini adalah pesonanya yang memberi kesan awet muda. Memiliki leher yang kecil dan garis wajahnya secara keseluruhan melengkapi sosoknya yang tinggi dan ramping. Sorot matanya begitu mempesona. Banyak temannya menggambarkan hidung Sakura sebagai kombinasi yang menggemaskan, unik, dan trendi pada saat yang bersamaan. Sesuai dengan nama yang disandangnya Sakura, gadis itu dianggap anak perempuan yang memiliki kecantikan bak bidadari yang menebar aroma cinta ke bumi saat musim semi tiba.

"Ya, sejak aku kecil." Seutas senyum tersungging di bibir Sasuke seperti sedang mengingat sesuatu.

"Mau berbagi cerita denganku?"

Sasuke berjalan ke arahnya sembari ikut melihat-lihat mawar itu. "Ketika ayahku meninggal karena kanker lambung, seorang anak kecil memberiku mawar dan berkata jangan menangis. Lalu aku mulai menyukai mawar itu hingga sekarang." Sasuke tersenyum mengingat kejadian itu.

"Cinta pertamamu?"

Sasuke tertawa. "Kejadian itu sudah lama saat aku masih tinggal di Vancover. Setelah ayah meninggal, aku dan ibu memutuskan kembali ke Jepang, sedangkan kakakku menetap di sana bersama saudara yang lain. Apa kau cemburu pada anak kecil itu?"

"Kenapa harus cemburu, dia hanya tinggal kenangan, bukan? Lagi pula kalian tidak pernah bertemu lagi," ujarnya santai. Sakura gadis cerdas yang tidak mau ambil pusing masa lalu Sasuke, toh saat ini hati pemuda Uchiha itu miliknya. Cemburu pada kenangan lama itu tidak masuk akal bagi gadis pecinta yoga tersebut.

Sasuke mengangguk. Kenangan itu sudah lama. Untuk apa diingat lagi. Toh, mawar ini hanya di rumahnya bukan di apartemennya.

________


"Astaga, Sasuke memang tampan, aku akan masuk SMA Konoha agar bisa bertemu setiap hari dengannya."

Hinata memperhatikan teman-teman sekelasnya yang tergila-gila pada Sasuke. Jujur saja dulu dia juga seperti itu, tapi setelah tahu watak tunangannya yang ketus dan arogan, semua kekagumannya lenyap begitu saja.

[END]✔ Oh, My PrincessWhere stories live. Discover now