01. Haikal Chandrawinata

64 9 1
                                    

Halo semuanya, sesuai dengan janjiku di buku sebelumnya. Aku kembali mempersembahkan 'Pulang dan Istirahat' untuk kalian dengan alur cerita yang berbeda dan bisa dibilang plotnya juga berbeda, tapi ga terlalu beda sama yang sebelumnya kok!

Mungkin itu aja buat pembukaan dari aku,

Selamat Menikmati!!!

================

Di siang hari yang terik Haikal menjemur dirinya. Koran, air mineral, dan tissue di tangan dan di keranjangnya. Berkedok ekskul di sekolah, Haikal menjajakannya di lampu merah persimpangan empat UPN setiap pulang sekolah. Hal ini Haikal lakukan diam-diam untuk membantu ekonomi keluarganya dan menambah sedikit uang sakunya. Tak lupa, Haikal juga menutupi wajah manisnya dengan masker agar tidak diketahui oleh siapapun.

Haikal Chandrawinata, pemuda yang tengah menduduki bangku kelas dua sekolah menengah atas. Pemuda yang juga tengah disibukkan dengan kegiatan-kegiatan sekolahnya. Anak ke-tiga dari lima bersaudara dan anak kandung Bapak Juanda Sutjipto dan Bunda Wendy Resky. Haikal yang selalu bersemangat ketika Bunda memasakan soto ayam. Haikal si maniak bau tanah setelah hujan. Haikal yang tak pernah ingin kalah dari siapapun, terkecuali saudaranya. Haikal yang selalu menjadi penengah dalam keributan keluarganya, entah itu antarsaudaranya atau antara Bapak dan Bunda. Dan Haikal, pemuda yang menaruh rasa pada seorang gadis yang berdoa dengan tangan yang digenggam.

Hestia Jovita Cahaya Kalima, Aya panggilannya. Gadis cantik yang auranya berhasil memikat hati seorang Haikal Chandrawinata, pemuda yang semasa hidupnya jarang sekali menjatuhkan hatinya pada seorang gadis. Aya, gadis yang berhasil membuat Haikal berpikir untuk berani mendekatinya. Aya, gadis yang berhasil membuat Haikal berpikir bahwa dunia tidak se-monoton itu untuk dijalani.

"Aya selalu ada untuk Haikal."

Sebuah kalimat yang terus terpaku di kepala Haikal. Sebuah kalimat yang selalu menjadi semangat hidupnya dikala ia merasa dunianya tengah runtuh.

Bagi Haikal, Aya adalah rumahnya untuk berpulang dari penatnya dunia. Rumah yang akan selalu menyambutnya dengan hangat. Rumah yang akan mendekapnya dengan lembut seakan Haikal adalah barang rapuh. Rumah yang selalu ia impikan sejak kecil.

Sempurna, indah, cantik, lembut, dan menawan. Haikal rasa kata-kata sifat tadi tidaklah cukup untuk menggambarkan bagaimana Aya. Bagi Haikal, Aya sudah menjadi keluarganya dan mungkin menjadi luka yang tak pernah bisa Haikal sembuhkan dengan sempurna.

Alarm handphone di saku Haikal berbunyi. Menandakan waktu untuk kembali ke rumah. Haikal menepi, meletakkan barang dagangannya dan mematikan alarmnya. Ia membuka aplikasi Whatsappnya dan menemukan roomchat dari Aya berada di atas sendiri.

Haikal membukanya dan membaca pesan dari Aya yang berisikan kata-kata penyemangat dan banyak gambaran-gambaran lucu yang dibuat Aya untuknya. Haikal membalas seadanya dan kemudian mematikan handphonenya.

Haikal kembali mengambil barang dagangannya dan membawanya ke rumah sahabatnya yang tak jauh dari sana, rumah milik Nata.

Haikal mengetuk pintu rumah Nata dan membukanya ketika mendengar suara sahabatnya dari dalam mempersilahkannya masuk. Hal yang pertama kali Haikal lihat ketika masuk adalah Nata yang tidur terlentang di sofa rumahnya dengan kepala berada dibawah sembari menonton spongebob.

"Taruh di kamar gue, Kal. Lagi banyak tikus di rumah gara-gara Ipus sakit, ra iso berburu tikus. Manuk kenari ne Ayah habis dimakan tikus kemarin."

Ipus adalah kucing persia jantan kesayangan Nata yang selalu pemuda itu rawat dengan perawatan yang bisa dibilang mahal.

Haikal hanya menjawab dengan anggukkan kepala. Pemuda itu segera menaruh barang dagangannya di kamar Nata dan mengikuti sahabatnya itu untuk duduk di sofa ruang keluarga.

Pulang dan IstirahatWhere stories live. Discover now