That Night

137 30 1
                                    

Yizhuo menatap Jeno dengan kekesalan yang tidak ditutupi. Pasalnya lelaki itu kini telah berada di rumahnya bahkan ketika waktu baru menunjukkan pukul 06.30. Hal yang membuatnya jengkel adalah pemandangan Jeno dan ayah yang mengobrol dengan begitu akrabnya.

Ayah tidak pernah begitu ketika Yizhuo mengajak Renjun ke rumah.

Yizhuo hanya bisa menahan kekesalannya dalam hati terutama ketika lelaki itu juga bergabung untuk sarapan bersama keluarganya. Ia sedikit risih ketika ayah terus saja bertanya tentang perkembangan hubungan mereka. Yizhuo hanya mencibir ketika mendengar jawaban Jeno yang penuh dengan bualan.

"Turunkan aku di depan." Yizhuo sudah bersiap unfuk turun di halte depan dan memilih naik bus saja dibanding diantar oleh Jeno sampai kantor.  Tapi Jeno seakan tuli, lelaki itu malah menambah kecepatan mobilnya dan dengan santai menyalakan musik untuk mengisi suasana hening diantara mereka.

"Lee Jeno apa kau tuli?!"

"Harap tenang, Nona. Kau cukup diam saja dan aku akan mengantarmu sampai kantor dengan cepat, okay?"

"Kau--" Yizhuo mengalihkan pandangannya dan memilih melanjutkan makiannya dalam hati. Dari awal bertemu, ia sudah menduga kalau Lee Jeno ini tipe keras kepala yang tidak akan mendengarkan siapa pun. Semua itu sudah terbukti dan Yizhuo merasakannya sendiri.

"Chocolate or vanilla?"

Perkataan Jeno menahannya untuk keluar dari mobil. Yizhuo hanya menatapnya sekilas tetapi tidak berniat menjawab. Begitu membuka pintu, ia sadar Jeno sengaja mengunci pintu tersebut.

"Jawab dulu."

"Lee Jeno, do you know that I have a boyfriend?" Jeno menatapnya. "Tau. Huang Renjun kan?"

"Kalau gitu berhenti ya? Aku gak bisa sama kamu. Aku cuma suka sama dia, bukan kamu atau siapapun." Jeno menghela napasnya pelan dan memandang lurus ke depan.

"I don't ask you to like me. Silakan saja kalau kau memang mencintai Huang Renjun itu. Dan kalau kamu bilang itu supaya aku batalin pertunangan kita, nope. I won't."

Yizhuo menatapnya dengan pandangan yang teramat kesal dan kemudian terkekeh miris.

Kenapa sih hal seperti ini harus terjadi padanya?!

"Buka. Aku ingin keluar."

"Answer my question first."

"Chocolate."

"Nice. Sabtu nanti aku jempur ke rumah. Dress up, Cupcake."

Yizhuo hanya bisa mengumpat pelan. Lee Jeno sialan!

*

Setelah acara mereka Sabtu kemarin, Yizhuo merasa bersyukur beberapa hari ini Jeno tidak merecoki kehidupannya. Biasanya, lelaki itu serint menghubunginya dan menanyakan hal yang tidak terduga atau paling parah langsung muncul di rumahnya secara tiba-tiba. Kemarin, ia kembali meminta Jeno untuk membatalkan pertunangan yang akan mereka lakukan karena demi Tuhan, Yizhuo tidak mau sama sekali. Namun jawaban lelaki itu tetap sama.

"Ask your father karena kalau sama aku jawabannya akan tetap sama, nggak."

"Kenapa sih kamu mau?! Emangnya kamu suka sama aku aku gimana?!"

"Nggak. My parents told so jadi sebagai anak yang baik aku cuma nurutin kemauan mereka aja."

Yizhuo terlalu terkejut sampai rasanya ia tidak bisa berkata apapun. Lee Jeno itu memang benar-benar mengesalkan!

Kembali pada Yizhuo yang kini baru saja keluar dari lift dan berjalan keluar gedung kantornya. Saat melewati parkiran depan, langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Hai."

Seseorang melambaikan tangan ke arahnya dan tersenyum. Tanpa basa-basi, Yizhuo langsung menghamburkan diri memeluk orang tersebut. Peduli setan ia jadi tontonan orang yang penting ia bisa memeluk kekasihnya. Yap, secara tidak terduga sore ini Renjun datang menjemputnya tanpa mengabari Yizhuo sebelumnya

"Kok gak bilang mau kesini?"

"Sengaja. Tadi pagi aku nganterin Bang Uwu ke stasiun jadinya motor dia aku yang bawa. Terus ya karena aku kangen kamu yaudah aku kesini aja sekalian mumpung gampang."

"Aaaa kalau gitu kamu mau anterin aku pulang?"

"Dengan senang hati."

Renjun menyerahkan sebuah helm yang langsung diterima Yizhuo.

"Bisa gak?"

"Nggak. Pakein dong." Sengaja biar Renjun mau membantunya. Renjun cuma terkekeh sejenak dan membantu kekasihnya untuk memakai helm tersebut dengan benar.

"Udah siap?" Dari balik spion, Renjun bisa melihat Yizhuo yang mengangguk. Akhirnya ia melajukan sepeda motornya menjauhi area kantor.

Sore itu, mereka tidak langsung pulang melainkan mampir untuk makan malam di sebuah warung pinggir jalan yang sering dikunjungi. Yizhuo menatap meja-meja lain yang terlihat penuh. Wajar saja sebenernya karena meskipun tempat makan ini hanya berupa warung tenda di pinggir jalan tapi rasanya tidak perlu diragukan. Makanya, ia selalu suka datang kesini. Alasan utamanya sih tentu saja karena ia bersama Renjun. Kemanapun asal bersama Renjun, Yizhuo bersedia.

Ketika makanan datang mereka pun langsung fokus untuk menghabiskannya. Namun sesekali, Yizhuo mengajak Renjun berbicara yang untungnya ditanggapi lelaki itu dengan baik. Usai makan, mereka tidak langsung pulang karena Yizhuo yang meminta Renjun untuk berkeliling sejenak.

Night ride. Mungkin seperti itulah istilah yang sering dipakai saat ini. Baru saat jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Renjun mengingatkan Yizhuo untuk langsung pulang.

"Aku males pulang sebenernya. Lagian Mama sama Papa juga gak ada di rumah."

"Besok kamu masih harus kerja, Sunshine."

"Hhh iya sih yaudah ayo pulang."

Saat perjalanan pulang, Renjun bisa merasakan Yizhuo memeluk pinggangnya dengan erat. Ia tersenyum kecil menyadari itu. Tidak terasa, kini mereka telah sampai di depan gerbang rumah Yizhuo.

"Nggak mau mampir dulu?"

"Nggak usah, udah malem juga. Aku mau langsung aja."

"Oke. Terima kasih untuk hari ini."

"Jangan lupa bersih-bersih terus tidur ya."

Setelah saling berbasi-basi dan mengucapkan selamat tinggal, Yizhuo melangkah kakinya membuka pintu gerbang. Renjun masih diam disana memastikan kekasihnya benar-benar masuk ke dalam rumah. Ia sedikit terheran begitu Yizhuo malah menghentikan langkahnya setelah pintu gerbang terbuka. Perempuan itu terlihat berjalan balik ke arahnya.

"Ada yang ketingga--"

Cup

Renjun membulatkan matanya terkejut atas kecupan tiba-tiba tersebut. Ia baru saja akan bernicara kembali tetapi Yizhuo lebih dulu berlari ke arah gerbang dan menghilang masuk ke dalam rumah. Renjun bisa merasakan pipinya sedikit memanas karena itu. Ia hanya menggelengkan kepala dan terkekeh kecil mengingat kejadian barusan.

Yizhuo benar-benar menggemaskan.

***

Dear, SunshineWhere stories live. Discover now