epilog.

370 53 2
                                    

"Mimpi indah untuk malam ini dan seterusnya," lirih cowok berkaki jenjang itu sambil meletakkan buket bunga di atas ranjang.

Tentunya masih ada sebuah tangisan, meskipun seharusnya melepaskan tetap saja yang tinggal pasti dukanya. Kehilangan bukan hal yang mudah untuk di jalani, Kean diberikan banyak cinta oleh keluarganya. Perhatian yang luar biasa pun di dapatkan juga olehnya, tapi orang-orang tak berperasaan mematahkan Kean dengan mudah.

Kini dia pun bukan bagiannya semesta, candaan semesta yang berlebihan sudah membawanya dalam sebuah peristirahatan sesungguhnya.

"Bunda, apa di sana kak Kean udah bahagia? Kak Kean enggak perlu mikirin kejamnya kehidupan dunia kan?" tanya bocah berumur 12 tahun itu. "Karlas merindukan kak Kean."

"Karlas sekarang sudah besar, ya. Cara melepaskan seseorang bagi Karlas itu berharap untuk dia diberikan kebahagiaan. Kakak bangga sama Karlas, dan doakan kak Kean setiap saat. Agar kakakmu itu selalu bahagia di sana, dia sudah terbebaskan yang namanya kesakitan."

Apa yang dikatakan oleh Kapin juga termasuk kebenarannya. Kean sudah semestinya mendapatkan kebahagiaan, dia pasti sudah tenang. Setelah pertahanan nya yang begitu melelahkan di dunia, dia telah menemukan tempat berpulang sebenarnya. Meskipun harus terpisahkan oleh keluarganya itu tidak masalah, yang terpenting sekarang adalah bagaimana Kean berbahagia.

Untuk apa enggan berbuat jahat sedangkan menjadi baik di anggap bentuk memanfaatkan paling mudah. Jangan memikirkan kapan terakhir hidup, tapi pikiran kapan bisa bahagia sebelum mati.

Sayangnya Kean selamanya tidak bisa menjadi jahat, dia terlahirkan untuk menjadi orang baik di dunia ini. Meskipun kematiannya terlalu cepat untuk dirasakan oleh sebagian orang-orang yang menyayangi Kean.

"Padahal ya, Bun. Aku kira Kean kepengin tidur nyenyak itu karena sebatas keinginannya aja. Ternyata maksud dari tidur nyenyaknya itu adalah tidur selamanya," tutur Kalan tersenyum miris membayangkan ekspresi wajah Kean yang manis waktu itu.

Apalagi yang harus disayangkan, semuanya sudah kejadian. Yang pergi tidak akan meminta untuk kembali, kisah hidupnya sudah usai. Dan Kean mengakhirinya sendiri. Kean sudah banyak melakukan dengan sangat hati-hati, sayang sekali hasilnya masih sangat berantakan.

Barangkali saat orang-orang merendahkannya Kean sudah tidak tahu caranya untuk kuat kembali.

"Kakak akan menjaga kalian berdua dengan baik, kakak enggak bakalan ngebuat kalian ngerasa dunia ini kejam. Ingat yang jahat bukan dunianya tapi para penghuninya," katanya lagi sambil memeluk kedua adiknya itu.

Setelah kehilangan Kean, Kalan jadi takut kehilangan orang-orang didekatnya. Meskipun kematian itu pasti ada, setidaknya jangan pergi dengan keputusan sendiri. Berbeda dengan Kean, dia hanyalah manusia yang tidak punya apa-apa. Sebab Kean selalu direndahkan dan membuatnya tidak mengerti untuk bertahan.

Ini memang tidak adil untuknya, tapi kematian jauh lebih adil bagi Kean. Dia sudah tertidur dengan sangat nyenyak, tidak ada yang harus diperjuangkan. Dan tidak ada yang mesti dipertahankan.

 Dan tidak ada yang mesti dipertahankan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙸𝚝'𝚜 𝙶𝚘𝚗𝚗𝚊 𝙱𝚎 𝙾𝚔𝚊𝚢[✓]Where stories live. Discover now